WELCOME TO MY SIDE EVERY ONE

WELCOME TO MY SIDE

you could read some articles here

Rabu, 30 Juni 2010

SOSIOMETRI

Pengertian Sosiometri
Sosiometri adalah alat yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai hubungan-hubungan sosial dan tingkah laku sosial murid (I. Djumhur dan Muh. Surya, 1985 ).
Sosiometri adalah alat untuk meneliti struktur sosial dari suatu kelompok individu
dengan dasar penelaahan terhadap relasi sosial dan status sosial dari masing-masing anggota kelompok yang bersangkutan ( Depdikbud, 1975 ).
Sosiometri adalah alat untuk dapat melihat bagaimana hubungan sosial atau hubungan berteman seseorang ( Bimo Walgito, 1987 ).

Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang hubungan
sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil sampai sedang ( 10 – 50 orang ),
berdasarkan preferensi pribadi antara anggota-anggota kelompok (WS. Winkel, 1985 ).
Sosiometri adalah suatu alat yang dipergunakan mengukur hubungan sosial siswa
dalam kelompok ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan pengertian sosiometri adalah
suatu tehnik untuk mengumpulkan data tentang hubungan sosial seorang individu dengan individu lain, struktur hubungan individu dan arah hubungan sosialnya dalam suatu kelompok.

Macam Sosimetri
Tes Sosiometri ada dua macam , yaitu :
1. Tes yang mengharuskan untuk memilih beberapa teman dalam kelompok sebagai
pernyataan kesukaan untuk melakukan kegiatan tertentu ( criterium ) bersama-
sama dengan teman-teman yang dipilih.
2. Tes yang mengharuskan menyatakan kesukaannya atau ketidaksukaannya
terhadap teman-teman dalam kelompok pada umumnya.
Tes sosiometri jenis pertama paling sering digunakan di institusi-institusi pendidikan
dengan tujuan meningkatkan jaringan hubungan sosial dalam kelompok,sedangkan
jenis yang kedua jarang digunakan, dan inipun untuk mengetahui jaringan hubungan
sosial pada umumnya saja.

Ciri khas penggunaan angket sosiometri atau tes sosiometri , yang terikat pada
situasi pergaulan sosial atau kriterium tertentu.
1. Dijelaskan kepada siswa yang tergabung dalam suatu kelompok, misalnya satuan kelas, bahwa akan dibentuk kelompok-kelompok lebih kecil ( 4-6 orang ) dalam rangka mengadakan kegiatan tertentu, seperti belajar kelompok dalam kelas, rekreasi bersama ke pantai, dsb. Kegiatan tertentu itu merupakan situasi pergaulan sosial ( criterion ) yang menjadi dasar bagi pilihan-pilihan.
2. Setiap siswa diminta untuk menulis pada blanko yang disediakan nama beberapa teman di dalam kelompok, dengan siapa dia ingin dan lebih suka melakukan kegiatan itu. Jumlah teman yang boleh dipilih biasanya tiga orang, dalam urutan pilihan pertama, kedua, dan ketiga. Yang terungkap dalam pilihan-pilihan itu bukanlah jaringan hubungan sosial yang sekarang ini sudah ada, melainkan keinginan masing-masing siswa terhadap kegiatan-kegiatan tertentu dalam hal pembentukan kelompok. Pilihan-pilihan itu dapat berubah, bila tes sosiometri diterapkan lagi pada lain kesempatan terhadap kegiatan lain (kriterium berbeda ).
Ada kemungkinan siswa akan memilih teman-teman yang lain untuk belajar bersama di kelas, dibanding dengan pilihan-pilihannya untuk pergi piknik bersama. Pilihan-pilihan siswa tidak menyatakan alasan untuk memilih, kecuali bila hal itu dinyatakan dalam tes. Pilihan-pilihan juga tidak menyatakan tentang sering tidaknya bergaul dengan teman-teman tertentu, atau intim tidaknya pergaulan dengan teman-teman tertentu; bahkan tidak mutlak terungkapkan taraf popularitas siswa tertentu, dalam arti biasanya mempunyai banyak teman, beberapa teman atau sama sekali tidak mempunyai teman.
3. Setiap siswa dalam kelompok menangkap dengan jelas kegiatan apa yang dimaksud, dan mengetahui bahwa kegiatan itu terbuka bagi semua.
4. Pilihan-pilihan dinyatakan secara rahasia dan hasil keseluruhan pemilihan juga dirahasiakan. Hal ini mencegah timbulnya rasa tidak enak pada siswa, yang tidak suka pilihannya diketahui umum atau akan mengetahui bahwa ia tidak dipilih. Ciri kerahasiaan juga memungkinkan bahwa dibentuk kelompok-kelompok kecil yang tidak seluruhnya sesuai dengan pilihan-pilihan siswa.
5. Biasanya siswa diminta untuk menyatakan siapa yang mereka pilih, bukan siapa yang tidak mereka pilih dalam urutan tidak begitu disukai, kurang disukai, tidak disukai, sama sekali tidak disukai. menyatakan pilihan yang negatif mudah dirasakan sebagai beban psikologis.
6. Tenaga kependidikan yang dapat menerapkan tes sosiometri adalah guru bidang studi, wali kelas, dan tenaga ahli bimbingan, tergantung dari kegiatan yang akan dilakukan.

Kegunaan Sosiometri
Sosiometri dapat dipergunakan untuk :
1. Memperbaiki hubungan insani.
2. Menentukan kelompok kerja
3. Meneliti kemampuan memimpin seseorang individu dalam kelompok tertentu
untuk suatu kegiatan tertentu.
4. Mengetahui bagaimana hubungan sosial / berteman seorang individu dengan
individu lainnya.
5. Mencoba mengenali problem penyesuaian diri seorang individu dalam kelompok
sosial tertentu.
6. Menemukan individu mana yang diterima / ditolak dalam kelompok sosial
tertentu.

Norma-norma Sosiometri
Baik tidaknya hubungan sosial individu dengan individu lain dapat dilihat dari beberapa segi yaitu :
1. Frekwensi hubungan, yaitu sering tidaknya individu bergaul. makin sering individu bergaul, pada umumnya individu itu makin baik dalam segi hubungan sosialnya. Bagi individu yang mengisolir diri, di mana ia kurang bergaul, hal ini menunjukkan bahwa di dalam pergaulannya kurang baik.
2. Intensitas hubungan, yaitu intim tidaknya individu bergaul. Makin intim/mendalam seseorang dalam hubungan sosialnya dapat dinyatakan bahwa hubungan sosialnya makin baik. Teman intim merupakan teman akrab yang mempunyai intensitas hubungan yang mendalam.
3. Popularitas hubungan, yaitu banyak sedikitnya teman bergaul. Makin banyak teman di dalam pergaulan pada umumnya dapat dinyatakan makin baik dalam hubungan sosialnya. Faktor popularitas tersebut digunakan sebagai ukuran atau kriteria untuk melihat baik tidaknya seseorang dalam hubungan atau kontak sosialnya.

Manfaat Sosiometri dalam Bimbingan.
Dengan mempelajari data sosiometri seorang konselor dapat :
1. Menemukan murid mana yang ternyata mempunyai masalah penyesuaian diri dalam kelompoknya.
2. Membantu meningkatkan partisipasi sosial diantara murid-murid dengan
penerimaan sosialnya.
3. Membantu meningkatkan pemahaman dan pengertian murid terhadap masalah
pergaulan yang sedang dialami oleh individu tertentu.
4. Merencanakan program yang konstruktif untuk menciptakan iklim sosial yang
lebih baik dan sekaligus membantu mengatasi masalah penyesuaian di kelas
tertentu.
Cara untuk menciptakan suasana / iklim sosial yang baik : Membentuk kelompok belajar / kelompok kerja . Mempersatukan kelompok minoritas dalam klik di dalamsatu kelas. Menciptakan hubungan baik dan harmonis Membangun perasaan berhasil dan berprestasi. Hendaknya ditanamkan rasa bahwa kalau kompak, akan berhasil baik.

Tahap-tahap Pelaksanaan Sosiometri

1. Tahap Persiapan. Menentukan kelompok siswa yang akan diselidiki. Memberikan informasi atau keterangan tentang tujuan penyelenggaraan sosiometri. Mempersiapkan angket sosiometri.
2. Tahap Pelaksanaan. Membagikan dan mengisi angket sosiometri. Mengumpulkan kembali dan memeriksa apakah angket sudah diisi dengan benar
3. Tahap Pengolahan. Memeriksa hasil angket Mengolah data sosiometri dengan cara menganalisa indeks, menyusun table tabulasi, membuat sosigram.

OBSERVASI

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu obyek dengan sistematika fenomena yang diselidiki. Dalam observasi melibatkan 2 komponen yaitu si pelaku observasi yang lebih dikenal sebagai obsever dan obyek yang diobservasi yang dikenal sebagai observee.
Dalam kegiatan penelitian dengan teknik observasi sebagai alat pengumpul data terdapat dua faktor yang harus diperhatikan.
Pertama : pengamatan observer adalah benar, hal ini dapat dilakukan apabila observer menguasai bidang ilmunya.
Kedua : ingatan observer dapat dipertanggungjawabkan, hal ini dapat ditingkatkan apabila observer selalu segera mencatat apa yang telah berhasil diamati dan dibantu dengan peralatan elektronik.
Di dalam pengumpulan data dengan teknik observasi beberapa hal perlu dicermati dan dipertimbangkan. Hal-hal tersebut antara lain:

Alat Penelitian Ilmiah
Observasi akan menjadi alat penelitian ilmiah apabila:
a.Mengabdi pada tujuan penelitian ilmiah yang telah dirumuskan. Rumusan penelitian sangat diperlukan dalam usaha mengarahkan jenis data apa saja yang harus diamati dan dicatat.
b.Direncanakan secara sistematis, termasuk didalamnya tahapan apa saja yang harus dilakukan, bilamana dan dimana serta kepada apa/siapa observasi dilakukan.
c.Dicatat dan dihubungkan secara sistematis dengan proporsi yang lebih umum, tidak hanya dilakukan untuk memiliki rasa ingin tahu semata. Apabila dimungkinkan hubungkan dengan apa yang terjadi sebelumnya dan dugaan apa yang akan terjadi di masa mendatang.
d.Dapat diuji dan dikontrol validitas, reliabilitas dan ketelitiannya. Untuk itu pencatatan dan perekaman data harus dilakukan dengan segera.

Ciri Observasi dalam Metodologi Riset
a.Mempunyai arah yang khusus
b.Dilakukan dengan suatu sistematika, bukan sesuka hati
c.Bersifat kuantitatif, mencatat jumlah peristiwa tentang tipe tertentu
d.Melakukan pencatatan dengan segera, bukan mengandalkan menyandarkan diri pada ingatan
e.Menuntut suatu keahlian, artinya dilakukan oleh seseorang yang memang sudah terlatih untuk melakukan itu
f.Hasi observasi dapat dicheck dan dibuktikan

Petunjuk untuk Mengadaka Observasi

a.Kuasai pengetahuan apa yang akan diobservasi
b.Selidiki tujuan umum dan tujuan khusus untuk menentukan apa yang harus diobservasi
c.Buat suatu cara untuk mencatat hasil observasi (dalam bentuk check list, daftar ataupun bentuk yang lain)
d.Adakan dan batasi dengan tegas, macam yingkat kategori yang akan digunakan (misalnya dengan skor)
e.Lakukan observasi secermatnya dan bersifat kritis
f.Lakukan pencatatan setiap gejala secara terpisah
g.Apabila mempergunakan alat pencatat atau perekam yang lain periksa, cermati dan kuasai bagaimana pengoperasiannya sebelum melakukan observasi

Beberapa Jenis Teknik Observasi
Didalam pemilihan jenis mana yang paling tepat harus mempertimbangkan keadaan dan masalah yang terlibat didalamnya. Jenis tersebut adalah:
a.Observasi partisipan
Dalam hal ini observer terlibat langsung dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang diamati. Pelaku peneliti seolah-olah merupakan bagian dari mereka. Selama peneliti terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subyek, ia harus tetap waspada untuk tetap mengamati kemunculan tingkah laku tertentu.
Contoh: Penelitian tentang Kuliah Kerja Nyata (KKN), tanggapan msyarakat dan pendapat mahasiswa.
b.Observasi nonpartisipan
Dalam hal ini peneliti berada diluar subyek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Dengan demikian peneliti akan lebih leluasa mengamati kemuncuan tingkah laku yang terjadi
Contoh: Penelitian tentang evakuasi korban tanah longsor di Samigaluh, Yogyakarta.
c.Observasi sistematik (Observasi berkerangka)
Peneliti telah membuat kerangka yang memuat factor-faktor yang telah diatur terlebih dahulu.
Kendala yang dihadapi adalah:
1.Ruang lingkup yang lebih sempit, kesempatan/waktu sangat pendek
2.Memerlukan observer banyak, dengan tugas khusus
3.Mempergunakan alat pencatat mekanik (tustel, tape recorder, video kamera).
d.Apabila situasi dan kondisi observe dikendalikan
Didalam pelaksanaannya beberapa hal berikut perlu dipertimbangkan:
1.Observer dihadapkan pada situasi perangsang yang dibuat seragan untuk semua observe
2.Situasi tersebut dibuat sedemikian rupa untuk memungkinkan timbulnya variasi tingkah laku yang akan diamati oleh observer
3.Situasi dibuat sedemikian rupa sehingga observe tidak tidak mengetahui maksud yang sebenarbya dari observasi
4.Observer atau alat pencatat membuat catatan dengan teliti mengenai cara observe mengadakan aksi-reaksi, bukan hanya jumlah aksi-reaksi semata-mata.
Catatan:
Penggunaan alat perekam/mechanical devices akan menimbulkan kemudahan/keuntungan dalam kegiatan observasi.
a.Alat dapat diputar kembali
b.Alat dapat diputar lambat untuk pengamatan cermat
c.Meningkatkan ketelitian pengamatan dan kecermatan

Sebelum mempergunakan alat mechanical devices
a.Baca manual/buku petunjuknya
b.Periksa kelengkapan alat
Beberapa jenis mechanical devices
a.Tustel
b.Video Camera
c.Tape Recorder

Jenis Observasi Berdasarkan atas Cara Pengamatan
Dalam hal ini pelaksanaannya sangat tergantung pada keadaan khususnya apakah merupakan metode observasi partisipan atau nonpartisipan.
Berdasarkan atas cara pengamatan, observasi dibedakan menjadi:
a.Observasi terstruktur
Penelitian diarahkan pada pemustan perhatian pada tingkah laku tertentu sehingga dapat disusun pedoman tentang tingkah laku apa saja yang harus diamati. Diluar pedoman tersebut, kejadian lain tidak peru diperhatikan.
Contoh:
Penelitian tentang pengembalian Orang hutan pada habitatnya.
b.Observasi tak terstruktur
Dalam hal ini peneliti tidak mempersiapkan catatan tentang tingkah laku tertentu apa saja yang harus diamati. Peneliti mengamati arus peristiwa dan mencatatnya atau meringkasnya untuk kemudian dianalisis.
Contoh:
Penelitian tentang Evakuasi Korban Tsunami di Rajegwesi, Jawa Timur.

Beberapa Sarana Observasi
Berikut adalah beberapa sarana observasi yang telah lazim dipergunakan:
a.Anecdotal Record (Daftar Riwayat Kelakuan)
1.Merupakan catatan yang dibuat oleh peneliti untuk melakukan hal-hal yang luar biasa (typical behavior)
2.Peneliti mempunyai kebebasan untuk membuat catatan yang dianggap penting
3.Kadang-kadang catatan tidak dibuat oleh peneliti tetapi dilakukan oleh orang lain, misal: Kepala Rumah Penjara
4.Catatan harus dibuat secepatnya setelah terjadi peristiwa istimewa, yang dicatat secara teliti apa dan bagaimana kejadiannya, bukan bagaimana menurut pendapatnya.
5.Memakam waktu yang panjang
6.Sesuai untuk penelitian social.
b.Catatan Berkala
1.Peneliti tidak menstat macam kejadian khusus sebagaimana pada Anecdotal Record melainkam mencatat pada waktu tertentu semua kejadian yang berlangsung
2.Catatan yang diperoleh mungkin tidak seragam.
c.Check List
Suatu daftar yang berisi nama subyek dan factor yang hendak diteliti.
Dengan daftar tersebut dimaksudkan:
1.Untuk mensistematisir catatan observasi
2.Lebih dapat dijamin ketelitian dalam pencatatan
3.Harus dipersiapan dengan sempurna
4.Mudah pengoperasiammya (misalmya: ada / tidak)
d.Rating Scale
1.Semacam check list tetapi diberikan tingkatannya
2.Obsercer cukup member catatan tanda tertentu, pengoperasiannya sederhana
3.Diskripsi panjang lebar tak diperlukan.
Contoh:
Penggunaan waktu ketika mulai pekerjaan
Segera memulai tidak mau kehilangan waktu
Tidak segera memulai pekerjaan
Selalu menyia0nyiakan waktu

Kesesatan yang Sering Terjadi pada Observasi
Observasi merupakan pekerjaan yang berulang kali, melihat dan mencatat kejadian yang sama. Rutinitas pada umumnya membuat/menimbulkan kebosanan dan akhirnya mengakibatkan suatu kesesatan dalam observasi. Kesesatan yang sering terjadi dan tidak segera disadari adalah:


a.Halo Effect
Kesesatan yang dapat terjadi jika observer dalam pencatatannya terpikat oleh kesan-kesan umum yang baik pada observe, sehingga ia tidak melihat pada apa yang seharusnya diamati.
Contoh: Penilaian pegawai tepengaruh oleh kesopanan pada saat menemui, padahal yang dinilai oleh observer pada observe adalah kerajinan.
b.Generoustity Effect
1.Kesesatan terjadikarena keinginan berbuat baik
2.Dalam keadaan ragu-ragu observer mempunyai kecenderungan untuk menilai / mengevaluasi yang menguntungkan subyek
Contoh: Seorang mahasiswa yang seharusnya sudah Drop Out (DO) karena kasihan maka masih diberi perpanjangan.
c.Carry Over Effect
Kesesatan dapat terjadi bila peneliti tidak dapat memisahkan satu gejala dari yang lain, dan jika gejala yang satu kelihatannya timbul baik, gejala lainnya juga dicatat / dicermati dalam keadaan baik, sungguhpun kenyataannya tidak begitu.
Contoh: Karena observer selalu berpakaian sopan dan sederhana dan obsercee pada saat itu juga berpakaian sopan dan sederhana maka memberikan penilaian yang lebih baik.

Tingkat Kecermatan Observasi
Beberapa factor akan ikut berpengaruh pada tingkat kecermatan observasi antara lain:
a.Prasangka dan rasa ingin tahi yang dimiliki oleh observer
b.Terbatasnya pengalaman dan ingatan observer
c.Terbatasnya wilayah pandang observer
d.Keadaan fisik, mental dan indera peneliti pada saat itu
e.Ketangkasan dalam menggunakan alat pencatat
f.Ketepatan alat yang dugunakan pada saat observasi
g.Tingkat ketelitian observasi
h.Pengamatan observer tentang gejala yang diobservasinya.

Limitasi dan Kebaikan Observasi
Harus disadari bahwa tidak ada teknik pengumpulan data yang sempurna jauh dari kekurangan. Demikian pada teknik Observasi memiliki Kelemahan / Limitasi dan Kebaikan:
a.Kelemahan
1.Observasi lngsung tidak sesuai untuk penelitian kehidupan pribadi seseorang yang sangat rahasia
2.Mengetahui jika diselidiki, observe mungkin juga untuk suatu maksud tertentu dengan sengaja menimbulkan kesan yang menyenangkan atau sebaliknya
3.Timbulnya suatu kejadian tidak selalu bersamaan waktu pada saat timbulnya observer berada di tempat
4.Tugas observasi dapat terganngu pada waktu ada peristiwa yang tidak terduga, misalnya cuaca
5.Terbatasi oleh lama waktu kejadian. Peristiwa dapat berlangsung bertahun-tahun atau sangat pendek, secara secara setempat atau serempak di beberapa tempat. Ini menjadi kesulitan bagi observer untuk mengumpulkan bahan yang diperlukan.
b.Kebaikan
1.Merupakan alat yang langsung untuk menyelidiki bermacam gejala, banyak aspek tingkah laku manusia yang hanya dapat diselidiki melalui observasi langsung
2.Untuk observer, teknik observasi ini lebih sedikit tuntutannya. Bagi orang yang sibuk mungkin tidak keberatan untuk diamati, tetapi mungkin keberatan untuk mengisi jawaban / kuesioner
3.Memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya sesuatu gejala.

PEMETAAN TEMA

PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas tentang Pemetaan Tema dalam Pembelajaran Tematik yang memperhatikan antara Keterhubungan KD dan Indikator ke dalam Tema, meliputi:

Pengertian
Pemetaan adalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi kompetensi dasar dan indicator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Pembelajran Tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan materi pengjaran dan pengalaman belajar melalui ketrpaduan tema. Tema menjadi pengikat keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Pada pembelajaran ini guru menyajikan pembelajaran dengan tema dan sub tema yang disepakati dan dihubungkan dengan antar mata pelajaran sehinggga siswa-siswi memperoleh pandangan dan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari mata pelajran yang berbeda-beda(Sukayati,1998).

Tujuan
1. Mengetahui Pemetaan Keterhubungan Kompetensi Dasar dan Indikator ke dalam Tema.
2. Untukmemperolehgambaransecaramenyeluruhdanutuh, semuastandarkompetensi, kompetensidasardanindikatordariberbagaimatapelajaranuntukdipadukankedalamtemayang dipilih.

Latar Belakang
Dalam penulisan Chapter Report ini mempunyai latar belakang pembukaan pemahaman Mahasiswa tentang Pemetaan Tema dalam Pembelajaran Tematik. Namun dalam laporan ini lebih menekankan keterhubungan antara Pemetaan dengan Kompetensi Dasar dan Indikator ke dalam Tema.
Sebelum membahas tentang keterhubungan antara pemetaan dengan Kompetensi Dasar dan indicator dalam tema kita harus memahami tentang konsep dasar tentang pemetaan tema di paket yang senelumnya. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mempermudah kerja kita dalam mengerjakan dengan bahasan ini yang sudah tersebut di atas. Pada paket ini Mahasiswa di jelaskan terlebih dahulu tentang cara-cara menjabarkan KD ke dalam indicator yang selanjutnya diminta untuk menjabarkan KD ke dalam indicator secara kelompok.
Semoga setelah pembahasan yang kami susun ini usai dibuat mampu memberikan pengetahuan tentang keterhubungan antara pemetaan dengan KD dan Indikator.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup materi kami ini meliputi:
1.Kajian pustaka
2.Referensi dari file PDF Dosen Pemateri
3.Pengamatan terhadap hal-hal yang berkaitan langsung dengan pokok bahasan kami.
4.Pemikiran terhadap pentingnya diadakannya pembahasan materi ini.

PEMBAHASAN
Prosedur Pemetaan Tema
Pemetaan tema dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua SK, KD, Indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Hal ini dapat dilakukan dengan :

1.Penjabar SK dan KD ke dalam indicator melakukan kegiatan penjabaran SK dan KD dari setiap mata pelajaran ke dalam indicator. Dalam mengembangakan indicator perlu memperhatikan hal-hal sbb:
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
Dirumuskan dalam kata operasional yang terukur dan atau dapat diamati.

2.Menentukan Tema
Dalam menentukan tema dapat dilakukan denga dua cara. Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai. Cara kedua, menentukan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menetukan tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

3.Identifikasi dan analisis SK, KD, danIndikator.
Identifikasi dan analisis untuk setiap SK, KD, dan Indikator disesuaikan dengan setiap tema sehingga semua SK, KD, dan Indikator terbagi habis.

Kegiatan Pemetaan Keterhubungan KD dan Indikator ke dalam Tema
Pemetaan KD dan Indikator ke dalam tema dimulai dengan kegiatan sbb:
1.Memetakan semua mata pelajaran yang dikerjakan di kelas 1-3. Karena pembelajaran tematik adalah ketrpaduan anatara berbagai macam mata pelajaran yang digabungkan menjadi satu kesatuan. Sehinggga dalam satu waktu pelajar dalam hala ini adalah pelajar kelas bawah mampu mendapatkan ilmu yang beragam dan mempunyai pemahaman yang lebih luas. Karena suatu paket pelajaran dihubungkan dengan berbagai macam ilmu pengetahuan.

2.Mengidentifikasi setiap Standar Kompetensi dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3. Hal ini perlu dilakukan agar tidak salah dalam penyampaian materi pelajaran, baik salah dalam bentuk porsi materi atau tingkat kesulitan materi(bobot materi). Jadi sebagai seorang guru harus pandai dalam mengidentifikasi SK tersebut.

3.Mengidentifikasi Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3. Dalam hal ini sama dengan penjelasan di atas yaitu pada intinya sebagai seorang guru harus mampu mengidentifikasi Kompetensi Dasar.

4.Menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam Indikator. Penjabaran Kompetensi Dasar ke dalam Indikator, menurut Najib Sulhan (2006) dapat menggunakan contoh sbb:
Dalam contoh ini mengambil penjabaran dalam pelajaran Matematika. Standar Kompetensinya adalah Melakukan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan sampai 20. Kompetensi Dasarnya Membilang Banyak Benda. Indikatornya a) Membilang atau menghitung secara urut b) Menyebutkan banyak benda c) Membandingkan dua kumpulan benda melalui istilah lebih banyak, lebih sedikit, atau sesama banyak d) Membaca dan menulis lambang bilangan e) Menyatrakan masalah sehari-hari yang terkait penjumlahan dan pengurangan sampai 20.

5.Mengidentifikasi tema-tema berdasarkan keterpaduan SK, KD, dan Indikator dari semua mata pelajaran yang diajarakan di kelas 1-3. Melakukan Identifikasi dan analisis untuk setiap SK, KD, dan Indikator harus cocok untuk setiap tema sehingga semua SK, KD, dan Indikator terbagi habis. Artinya untuk SK, KD, dan Indikator yang tidak dapat dipadukan dengan mata pelajaran lain disajiakan secara tersendiri.

Kegiatan Pemetaan Keterhubungan Tema ke dalam Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator
Pemetaan keterhubungan tema dengan SK, KD, dan Indikator dilakuakan dengan kegiatan sbb:
1.Mengidentifikasi tema-tema yang digunakan sebagai pengikat ketrpaduan berbagai mata pelajaran.
2.Memetakan semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3. Karena pembelajaran tematik adalah keterpaduan berbagai mata pelajaran yang diikat dengan tema, dalam pemetaan tema harus dimulai dengan pemetaan mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3.
3.Mengidentifikasi SK dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3.
4.Mengidentifikasikan KD setiap mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3.
5.Menjabarkan KD ke dalam indicator.
6.Menganalisis keterhubungan tema-tema dengan SK, KD, dan Indikator dari semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3.

KESIMPULAN
Pemetaan tema dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indicator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan:
1.Penjabaran SK dan KD ke dalam indicator.
2.Menentukan tema.
3.Identifikasi dan analisis SK, dan KD.
4.Menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indicator.
5.Mengidentifikasi tema-tema berdasarkan keterpaduan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indicator dari semua mata pelajaran.

PENGEMBANGAN MEDIA PENDIDIKAN BERBASIS TEKNOLOGI

Oleh Sholeh Fasthea

Perkembangan Terknologi Informasi telah membawa angin segar kedalam semua bidang kehidupan. Dunia olahraga, dunia bisnis, dunia pertanian dan berbagai bidang lain termasuk pendidikan, telah mampu merasakan dampak positif perkembangan teknologi tersebut. Berbagai lini kehidupan disentuh dan dijangkau para kreator teknologi agar aktivitas-aktivitasnya dapat dibantu dengan teknologi yang diciptakan. Masyarakatpun menjadi terbiasa atau membiasakan diri menyelesaikan aktivitas kesehariannya dengan menggunakan bantuan teknologi. Teknologi dapat membuat pekerjaan yang semula lama menjadi cepat, pekerjaan yang semula berat menjadi ringan dan pekerjaan yang semula sulit menjadi mudah. Namun demikian teknologi sebagai alat bantu memerlukan manusia sebagai pengguna “user” untuk menyesuaikan diri dan memahami kegunaannya, agar teknologi dapat dimanfaatkan sesuai prosedur yang berlaku dan benar-benar dapat membantu menyelesaikan pekerjaan.

Kesadaran orang untuk memanfaatkan teknologi sebagai media dan alat bantu telah berkembang seiring kebutuhan hidup yang makin hari makin kompleks, termasuk kebutuhan di dunia pendidikan. Dunia pendidikan sebagai tolok ukur kemajuan bangsa memerlukan perhatian komprehensif tentang bagaimana mengembangkan teknologi berbasis pendidikan atau pendidikan berbasis teknologi. Institusi pendidikan sebagai satu kesatuan lembaga yang berada di tengah-tengah masyarakat sudah selayaknya memberikan ruang yang cukup luas untuk pengembangan teknologi, yang diharapkan dapat membantu lancarnya sebuah proses pembelajaran yang dilakukan di kelas.

Membicarakan teknologi berbasis pendidikan adalah sebuah upaya untuk mengggagas bagaimana menciptakan kreasi teknologi yang berbasiskan nilai-nilai pendidikan. Sedangkan membicarakan pendidikan berbasis teknologi adalah membicarakan bagaimana pemanfaatan atas teknologi yang diciptakan untuk dunia pendidikan. Tema pembahasan ini terlalu luas dan mungkin memakan waktu yang cukup lama, oleh karena itu dalam tulisan ini yang akan saya bahas adalah teknologi dalam fungsinya sebagai media pembelajaran.

Kesadaran sivitas akademika terhadap pentingnya teknologi sebagai alat bantu pembelajaran sudah menunjukkan perkembangan yang signifikan. Hal tersebut bisa dilihat dari maraknya seminar-seminar atau pelatihan media pembelajaran untuk guru dan dosen di berbagai daerah. Guru dan dosen sebagai barisan garda depan perjalanan proses belajar mengajar dituntut untuk kreatif dan dinamis dalam menyampaikan materi pembelajaran. Metode dan strategi mengajar pun di tuntut lebih variatif. Guru dan dosen tidak lagi dimaknai sebagai orang yang hanya datang ke depan kelas kemudian menceramahi siswa-siwanya dengan seabrek materi. Namun guru dan dosen telah ditempatkan sebagai orang berilmu yang kreatif dan inovatif sehingga dalam setiap pembelajaran yang dilakukan, kelas tidak hanya menjadi pendengar yang baik, namun juga dilibatkan seluruhnya dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Oleh karena itulah guru dan dosen perlu mengmbangkan metode dan strategi yang inovatif dan kreatif pula agar dapat menyampaikan materi pembelajaran yang betul mengena dan dapat menjangkau segala ranah dan aspek peserta didik. Disinilah penggunaan media pembelajaran mutlak diperlukan. Dengan semakin banyaknya media pembelajaran yang dikuasai oleh seorang pendidik, semakin banyak pula metode dan strategi yang dapat dikembangkan. Dengan demikian proses belajar mengajar lebih enjoy dan membuat materi pembelajaran mudah diterima oleh peserta didik. Karena sejatinya guru bukan satu-satunya sumber belajar, internalisasi nilai-nilai yang diperoleh siswa tidak selalu berasal dari guru namun juga bisa dari pengalaman belajar yang lainnya. Oleh karena itu guru bisa berimprovisasi untuk menyajikan sumber belajar lain yang kiranya dapat disajikan menggunakan media pembelajaran.

Klasifikasi sumber pembelajaran dapat kita lihat dari pembagian AECT (Associationfor Educational Communication and Technology) yang membedakan sumber belajar menjadi enam jenis, yaitu:
1.Pesan; didalamnya mencakup kurikulum (GBPP) dan mata pelajaran.
2.Orang; didalamnya mencakup guru, orang tua, tenaga ahli, dan sebagainya.
3.Bahan; merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran, seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film, OHT (over head transparency), program slide, alat peraga dan sebagainya (biasa disebut software).
4.Alat; merupakan sarana (piranti, hardware) untuk menyajikan bahan. Di dalamnya mencakup proyektor, OHP, slide, film, tape recorder, dan sebagainya.
5.Teknik; yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan dalam memberikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup ceramah, permainan/simulasi, tanya jawab, sosiodrama (roleplay), dan sebagainya.
6.Latar (setting) atau lingkungan; termasuk didalamnya adalah pengaturan ruang, pencahayaan, dan sebagainya.

Pemanfaatan Media Pendidikan
Media pendidikan dapat diartikan sebagai media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran. Media diperlukan dalam proses pembelajaran, karena proses belajar mengajar hakekatnya adalah proses komunikasi dua arah antara pendidik dengan peserta didik. Dalam proses komunikasi antara pendidik dengan peseta didik terdapat pesan komuniakasi yang berupa isi/ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata& tulisan) maupun non-verbal. Penerima pesan dalam hal ini peserta didik memerlukan upaya penafsiran (decoding) dari pesan yang disampaikan (encoding). Proses penafsiran inilah yang kadang berhasil kadang juga gagal, maka dapat pula dinyatakan bahwa guru berhasil menyampaikan materi atu gagal menyampaikan materi pembelajarannya. Dalam mengantisipasi kegagalan atau keberhasilan proses belajar mengajar seperti itulah media dapat digunakan dan difungsikan secara optimal agar aspek kegagalan dapat diminimalisir sampai titik prosentase terkecil. Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam Edgar Dale yang menjelaskan tentang kegunaan media pendidikan dalam proses belajar mengajar:
Secara umum media mempunyai kegunaan:
1.Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2.Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
3.Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
4.Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.
5.Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.
Meskipun terdapat begitu banyak media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, seorang guru harus mampu memahami dan menganalisis karakteristik dan kemampuan masing-masing media agar dapat dipilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan materi pembelajaran. Misalnya seorang guru akan menerangkan tentang proses awal mula kejadian manusia, dari bertemunya sperma dan ovum sampai proses pembelahan sel yang kemudian menjadi makhluk hidup, media yang dapat digunakan tentu media yang sifatnya audio visual seperti film, sehingga materi yang disampaikan betul-betul menjadi pengalaman belajar karena seluruh indra siswa aktif mengikuti proses belajar.
Pemilihan media yang tapat guna adalah sebuah keharusan, seorang guru tidak bias memaksakan menggunakan media tertentu yang tidak mempunyai signifikansi dengan materi yang akan disampaikan.

Media Pendidikan Berbasiskan Komputer

Teknologi komputer mengalami kemajuan pesat dan luar biasa, baik dari segi hardware maupu softwarenya. Seiring berkembanganya program-program serta aplikasi yang dapat dipasang, komputer memberikan kelebihan dalam berbagai bidang kegiatan pembelajaran seperti untuk produksi media slide, media gerak dan media audio visual. Kiranya dalam era sekarang ini seorang pendidik haruslah mampu menguasai teknologi komputer, meski masih dalam taraf sederhana. Teknologi komputer sangat membantu dalam menciptakan berbagai kreatifitas produksi media pembelajaran, baik berupa gerak, audio maupun visual. Berbagai macam software yang dapat digunakan antara lain Power Point, Macromedia Flash, Movie dan lain-lain. Aplikasi-aplikasi tersebut dapat digunakan dalam berbagai materi pembelajaran baik eksak, sosial maupun materi agama selama seorang pendidik bisa menyusunnya sesuai kebutuhan dan target-target materi dan pembelajaran yang hendak dicapai, dan tentu tetap didasarkan pada pencapaian tiga ranah peserta didik berikut ini.

Ranah Kognitif
Dalam pencapaian ranah kognitif komputer dapat digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep, prinsip, langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat menjelaskan konsep tersebut dengan sederhana dengan penggabungan visual dan audio yang dianimasikan.

Ranah Afektif
Bila program didesain secara tepat dengan memberikan potongan clip suara atau video yang isinya menggugah perasaan, pembelajaran sikap/afektif pun dapat dilakukan mengunakan media komputer.
Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik dapat dicapai dengan komputer dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games & simulasi sangat bagus digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja. Beberapa contoh program antara lain; simulasi pendaratan pesawat, simulasi perang dalam medan yang paling berat dan sebagainya.

KARYA ILMIAH

Pengertian
Karya Ilmiah adalah suatu karya tulis yang disusun secara obyektif, logis, sistematif, dan menggunakan metode-metode tertentu.

A.Materi Penulisan
Materi penulisan karya tulis dapat berasal dari hasil telaah pustaka, antara lain dapat berupa hardcopy seperti buku, jurnal, majalah, prosiding dll. Dapat pula softcopy atau hasil komunikasi pribadi dengan para ahli, focus group discussion (FGD) atau bentuk-bentuk lain.
Materi tulisan karya ilmiah dapat pula berasal dari sumber primer, skunder, dan tersier. Untuk itu penulisan karya ilmiah dianjurkan mengacu pada sumber primer seperti jurnal ilmiah.
Keuntungan Sumber Primer:
1)Merupakan sumber bacaan yang mutakhir.
2)Anda dapat menarik intisari lebih akurat.

B.Metode Penulisan Karya Ilmiah
1)Inventarisasi ide atau gagasan.
2)Memilih ide atau gagasan.
3)Ubah ide menjadi topik dan judul tulisan.
4)Buat rancangan tulisan.
5)Himpun sumber bacaan yang sesuai.
6)Buat intisari-intisari sumber bacaan baik fakta, data, dan informasi.
7)Susun intisari-intisari kedalam sub judul sesuai dengan kerangka tulisan.
8)Pengolahan fakta, data, dan informasi.
9)Metode analisis dan sintesis.
10)Hasil analisis dan sintesis tersebut disimpulkan dapat berupa fakta, data atau informasi, konsep, temuan, ide, gagasan, hipotesis dll.

C.Sitematika Penulisan
1)Halaman judul.
2)Kata pengantar.
3)Ringkasan.
4)Pendahuluan.
5)Tinjauan pustaka.
6)Metode penulisan.
7)Analisis dan sintesis.
8)Penutup.
9)Daftar pustaka.

D.Penutup
Terdapat perbedaan antara metode penulisan hasil penelitian dengan metode hasil telaah pustaka. Meskipun demikian, satu hal yang sama adalah keduanya menggambarkan langkah-langkah atau tahapan penulisan.

FITROH YASIN

Grandsyekh Abdullah Faiz ad-Daghestani QS berkata, “Jika seseorang duduk dan mengambil wudu, lalu salat Asar dan duduk membaca Surat Yasin satu jam sebelum Magrib, Allah akan meluaskan, yuwasi `alayhi asbaab ad-dunya - Allah SWT akan meningkatkan kesejahteraannya di dunia. Allah SWT akan mengirimkan suatu rahmat yang istimewa melalui sejenis malaikat yang juga istimewa dan rahmat itu akan datang kepada kita tanpa perlu melakukan sesuatu, kecuali duduk dan membaca Surat Yasin.”

Grandsyekh melanjutkan, “Sejak usia delapan tahun, aku tidak pernah berhenti membaca Surat Yasin pada waktu Subuh dan Magrib. Bahkan jika aku mempunyai banyak pekerjaan yang harus dilakukan, aku akan menghentikan pekerjaanku untuk membacanya. Surat Yasin akan memperpanjang umur seseorang dan tidak akan mempendek umurnya.”

“Jika seseorang membaca Surat Yasin, seolah-olah ia menghabiskan waktunya dalam beribadah, tanpa henti, tidak ada yang tertinggal dalam 24 jam itu, ia dalam keadaan beribadah sepenuhnya, siapapun yang membacanya pada waktu Subuh dan Magrib, yang merupakan awal bagi siang hari dan awal bagi malam, ia akan dibangkitkan dengan ibadah itu, seolah-olah ia telah beribadah sepanjang hidupnya.”

Grandsyekh mengatakan, “Sejak usia muda, aku tidak pernah meninggalkannya, karena Yasin adalah jantungnya Alquran.” Bila kalian telah mendapatkan jantungnya, maka kalian memiliki segalanya. Bila kalian kehilangan jantung itu, maka kalian kehilangan segalanya.

Allah SWT berfirman, Yasin. [Shall-allahu…] Wal-Qur'anil-hakiim. Yasin, demi Alquran yang penuh hikmah. [36:1-2]

Allah SWT bersumpah dengan Yasin, Nabi SAW dan kemudian bersumpah dengan Alquran suci. Kemudian Dia berfirman, Innaka la-minal-murasaliin - Ya Muhammad SAW sesungguhnya engkau adalah Utusan Allah SWT. `Ala shiraathim mustaqiim. Di jalur yang benar, jalan yang lurus. [36:3-4]

Itulah sebabnya ketika kalian membaca Surat Yasin, kalian berada di jalur yang benar. Walaupun kalian memutusnya dalam sehari, namun kalian tetap berada di jalur yang benar. Ketika kalian melakukan sesuatu yang tidak berada di jalur yang benar, malaikat di sisi kiri tidak akan mencatatnya, “Karena ia membaca Yasin, jangan tulis apapun.” Ketika kalian membacanya di sore hari, itu sama halnya. Bagaimana setan bisa datang dan menggoda kalian ketika kalian membaca Yasin, karena itu adalah jantungnya Alquran, itu adalah Nabi SAW.

Ia berkata, “Jika sekelompok orang bertemu bersama sebelum Magrib dan duduk di dalam suatu lingkaran dan membaca Surat Yasin, Allah SWT akan melindungi mereka di dunia dan akhirat dan Allah SWT akan membimbing mereka hingga mereka meninggalkan dunia ini dan kemudian membawa mereka ke hadirat Nabi SAW, bagi mereka yang membaca Surat Yasin di waktu Subuh dan Magrib.”
Ia berkata, “Seorang manusia, jika ia bangun setengah jam atau satu jam atau sepuluh menit atau bahkan lima menit sebelum Subuh, lalu mengambil wudu dan salat dua rakaat maka Allah SWT akan memberinya ganjaran lebih dari yang Dia berikan kepadanya untuk seluruh salat yang dilakukan pada siang harinya.”

“Mengapa? Karena ia bangun sementara orang-orang niaam, tidur. Ia salat untuk Tuhannya dan tak seorang pun yang melihatnya. Tak seorang pun yang melihat kalian. Allah SWT suka itu. Bukannya beribadah kepada Allah SWT karena ada orang yang melihatnya. Apa yang kita lakukan? Kita adalah para pendosa. Karakter buruk kita, kita salat ketika ada orang, ketika tidak ada orang, “Ya Allah, siapa peduli?” Itu adalah sesuatu antara kalian dengan Allah SWT. Itu adalah apa yang Allah SWT suka. Dia suka sesuatu yang kalian lakukan dan tak ada yang mengetahuinya.
Ketika membaca Surat Yasin, Mawlana Syekh Nazim QS berhenti untuk mengucapkan kalimat shallalaahu `alayhi wa sallam, karena Yasin adalah salah satu nama dari Nabi Muhammad SAW. Setelah membaca ayat [36:58], beliau mengucapkan, razaqanaa Allaah (semoga Allah memberi rezeki kepada kita) dan setelah membaca ayat [36:59], beliau mengucapkan a`aadzanaa Allaah (semoga Allah melindungi kita). Setelah selesai membaca Surat Yasin beliau juga mengucapkan kullu syay-in haalikun ila wajhah/lahul hukmu wa ilayhi turja`uun.

DEMOKRASI DI INDONESIA

Bisa dikatakan bahwa Indonesia sangat berpotensi menjadi kiblat demokrasi di kawasan Asia, berkat keberhasilan mengembangkan dan melaksanakan sistem demokrasi. Menurut Ketua Asosiasi Konsultan Politik Asia Pasifik (APAPC), Pri Sulisto, keberhasilan Indonesia dalam bidang demokrasi bisa menjadi contoh bagi negara-negara di kawasan Asia yang hingga saat ini beberapa di antaranya masih diperintah dengan ‘tangan besi’. Indonesia juga bisa menjadi contoh, bahwa pembangunan sistem demokrasi dapat berjalan seiring dengan upaya pembangunan ekonomi.
Ia menilai, keberhasilan Indonesia dalam bidang demokrasi yang tidak banyak disadari itu, membuat pihak luar termasuk Asosiasi Internasional Konsultan Politik (IAPC), membuka mata bangsa Indonesia, bahwa keberhasilan tersebut merupakan sebuah prestasi yang luar biasa. Prestasi tersebut juga menjadikan Indonesia sangat berpotensi mengantar datangnya suatu era baru di Asia yang demokratis dan makmur.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono yang akrab disapa SBY menerima anugerah medali demokrasi. SBY pun memaparkan panjang lebar perjalanan demokrasi Indonesia. Menurutnya, demokrasi Indonesia merupakan jawaban terhadap skeptisme perjalanan demokrasi di negeri ini. Beliau pun mencontohkan beberapa nada skeptis yang ditujukan kepada Indonesia. Pertama, demokrasi akan membawa situasi kacau dan perpecahan. Demokrasi di Indonesia hanyalah perubahan rezim, demokrasi akan memicu ekstrimisme dan radikalisme politik di Indonesia.
Beliau pun menambahkan bahwa demokrasi di Indonesia menunjukkan Islam dan moderitas dapat berjalan bersama. Dan terlepas dari goncangan hebat akibat pergantian 4 kali presiden selama periode 1998-2002, demokrasi Indonesia telah menciptakan stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Selain itu, Indonesia juga telah berhasil menjadi sebuah negara demokrasi terbesar di dunia dan melaksanakan pemilu yang kompleks dengan sangat sukses.
Meski pada awalnya banyak yang meragukan pelaksanaan demokrasi di Indonesia, kenyataannya demokrasi di Indonesia saat ini telah berusia 10 tahun dan akan terus berkembang. Sebagian orang pernah berpendapat bahwa demokrasi tidak akan berlangsung lama di Indonesia, karena masyarakatnya belum siap. Mereka juga pernah mengatakan bahwa negara Indonesia terlalu besar dan memiliki persoalan yang kompleks. Keraguan tersebut bahkan menyerupai kekhawatiran yang dapat membuat Indonesia chaos yang dapat mengakibatkan perpecahan.
Sementara itu, mantan wakil perdana menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, yang turut hadir menyebutkan bahwa demokrasi telah berjalan baik di Indonesia dan hal itu telah menjadikan Indonesia sebagai negara dengan populasi 4 besar dunia yang berhasil melaksanakan demokrasi. Hal ini juga membuat Indonesia sebagai negara berpenduduk Islam terbesar di dunia yang telah berhasil menerapkan demokrasi. Dia juga berharap agar perkembangan ekonomi juga makin meyakinkan sehingga demokrasi bisa disandingkan dengan kesuksesan pembangunan. Hal tersebut tentunya bisa terjadi bila demokrasi dapat mencegah korupsi dan penumpukan kekayaan hanya pada elit tertentu.
Demokrasi, menurut Anwar Ibrahim, adalah pemberian kebebasan kepada warga negara, sedangkan kegagalan atau keberhasilan ekonomi menyangkut sistem yang diterapkan.
 
Sumber:
http://www.republika.co.id/
http://www.detiknews.com/
http://www.antara.co.id/

DEFINISI DEMOKRASI

Posted on September 22nd, 2007 at 1:40 pm by Gredinov

Dikenal bermacam-macam istilah demokrasi. Ada yang dinamakan demokrasi konstitusionil, demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin, demokrasi Pancasila, demokrasi rakyat, demokrasi Soviet, demokrasi nasional, dan sebagainya. Semua konsep ini memakai istilah demokrasi, yang menurut asal katanya berarti “rakyat berkuasa” atau government or rule by the people“. (kata Yunani demos berarti rakyat, kratos/kratein berarti kekuasaan/berkuasa).
Demokrasi secara harafiah merupakan sistem pemerintahan yang sangat membuka pintu lebar-lebar kepada arus akuntabilitas publik. Adalah naif jika kita mendefenisikan demokrasi sebagai sebuah terminologi untuk kediktatoran mayoritas. Seringkali memang, sistem demokrasi diejawantahkan dalam bentuk voting atau pengambilan suara terbanyak. Namun harus diingat bahwa voting, referendum, atau apapun namanya yang sifatnya pengambilan suara terbanyak, hanyalah merupakan upaya untuk memoderasi berbagai variasi perbedaan opsi yang terjadi pada peserta sistem demokrasi. Dengan kata lain, inti dari sebuah system pemerintahan yang demokratis adalah pada partisipasi seluruh entitas sistem tersebut terhadap setiap putusan atau kebijakan yang diambil.
Lebih jauh, demokrasi tidak dapat diartikan sebagai pembunuhan terhadap suara minoritas; secara filosofis demokrasi tidak berhubungan dengan terminologi yang membeda-bedakan mana yang mayoritas dan mana yang minoritas. Demokrasi merupakan system pemerintahan yang anti otoritarianisme dan kemungkinan kolusi/konspirasi yang sangat mungkin muncul dalam system monarki dan oligarkhi. Artinya, demokrasi adalah sistem pemerintahan yang memberikan penekanan pada fungsi kontrol atau dengan kata lain check and balance dari semua pos-pos kekuasaan yang ada. Dari sini diharapkan akan lahir keadilan (justice) yang secara mekanistik memberikan kebaikan kepada seluruh elemen masyarakat.

KAJIAN PUISI SEPOTONG PIKIRAN MELINTAS

KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kita junjungkan kepada tuhan yang maha esa, berkat rahmatnya apresiasi structural puisi dengan judul “Sepotong Pikiran Melintas”dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada bapak. Drs. Ihsan Abraham M.pd. yang telah membimbing dan mengarahkan kami dengan sabar dan penuh rasa ketelatenan. Serta member masukan dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini telah disusun berdasarkan kemampuan kami, namun kami sadar bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan. Namun semoga dari kesalahan dan kekurangan yang tidak disengaja oleh penulis itulah, kita masih bisa mendapatkan hikmah agar terus belajar. Maka dari itu, penulis mengharapkan penilaian, kritik dan saran dari semua pihak khususnya pada Drs. Ihsan Abraham M.pd. agar penulis masih terus dapat belajar kearah yang lebih baik dan lebih bermanfaat, kami mohon maaf dan kami ucapkan banyak-banyak terima kasih.

BIOGRAFI
Hajriansyah
Lahir di Banjarmasin 10 oktober 1979. Biasa di panggil Hajri. Ia sudah berkenalan dengan dunia puisi dan lukisan sejak kecil, pertama kali membaca puisi di depan public ketika masih di Taman Pendidikan Islam Al Ashri, berumur 6 tahun. Sewaktu belajar di pondok pesantren Darul Hijrah, Banjarbaru, mulai berkenalan dengan teater, TERISDA (Teater Islam Darul Hijrah). Di bangku SMA sering mengikuti dan memenangi lomba baca puisi tingkat remaja dan sempat mengikuti festival music rock se-Kalimantan di Samarinda, sebagai additional creative (pembaca puisi) dalam grup band sekolah (SMADA BAND). Lulus SMA terdaftar di penerimaan mahasiswa baru Fakultas Sastra, jurusan sastra Melayu, Universitas Sumatera Utara (USU), meski tak sempat dijalani. Ia kemudian kuliah di MSD (Modern School of Design) Yogyakarta dan ISI (Institut Seni Indonesia), minat utama seni lukis. Menulis puisi secara serius sejak SMA, dengan bimbingan YS. Agus Suseno, dan terus menulis secara intens di bangku kuliah sampai sekarang. Menulis puisi baginya adalah ekspresi jiwa dan menghibur hati (seperti juga melukis). Meski tak pernah berusaha mempublikasikan puisi-puisinya di media massa, Hajri berobsesi membukukan puisinya. Bersama dian (M. NahdiansyahAbdi), teman seperantauan kuliah di Yogyakarta, ia menerbitkan kumpulan puisi yang kini hadir di tangan anda.

M. Nahdiansyah Abdi (dian)

Lahir di Barabai, 29 juni 1979. Penyuka sastra, utamanya puisi, masih dalam taraf belajar. Lulus dari Fakultas Psikologi UGM tahun 2003. Sekarang bekerja di Rumah Sakit Jiwa Tamban. No. hp:081348039470. Puisi-puisinya baru dimuat di dua antolagi terakhir dari para penyair Kilang Sastra Batu Karaha, Bumi Menggerutu dan Melayat Langit. Juga tredapat dalam Antologi Puisi hasil seleksi dari lomba yang diadakan dalam Aruh Sastra III Kalsel tahun 2006, Kau tidak akan pernah tahu rahasia sedih tak bersebab.

Sepotong Pikiran Melintas
Oleh : Hajriansyah dan M. Nahdiansyah Abdi

Di kepala, adakah yang
Menjadi tindakan
Berharap, selalu berharap
Bekerja, terus bekerja

Sepotong pikiran, ia datang
Dan kita belum cukup
Siap untuk mewujudkan
Mimpi
Tekan pikiran, tekan perasaan
Kuatkan tekad, tetap terus
Bersemangat
Jaga spirit jangan lesu
Terus bermimpi
Wujudkan setiap keinginan
Yang ingin diwujudkan ;
Jangan mati !!

17 juli 2006


PARAFRASE

Dalam perjalanan sebuah kehidupan yang tidak terlepas dari sebuah harapan atau impian, atau sering disebut cita-cita, dari situlah akan lahirlah sebuah motivasi dan dorongan yang akan menjadi bekal dan pegangan untuk selalu berusaha dan bekerja keras dalam mewujudkan keinginannya.
Ketika sepotong pikiran datang, dan pada waktu yang bersamaan pula kita belum merasa cukup siap untuk mewujudkan mimpi kita , kita harus tetap yakinkan pikiran, jangan pernah ragu untuk melangkah, kuatkan tekad, semangat serta optimis bahwa kita akan mampu meraih mimpi.
Semangat harus tetap ada, jangan pernah menyerah, dalam menggapai keinginan yang ingin kita raih. Jangan biarkan kita mati. Karena dengan semangat yang tinggi, kendala-kendala yang nantinya akan menghampiri akan membuat kita semakin kuat dan lebih matang dalam menghadapi permasalahan yang datang dan permasalahan itu dapat dijadikan sebagai suatu pelajaran yang akan memberikan hikmah dalam kehidupan kita.
a.Topografi
Pada puisi berjudul “Sepotong Pikiran Melintas” oleh Hajriansyah dan M. Nahdiansyah menggunakan susunan bait dan terdiri dari enam belas baris pada bait pertama terdiri dari 4 baris, bait selanjutnya terdiri dari dua belas baris.
Pada puisi ini juga tidak mempunyai sajak yang beraturan.

b.Bunyi
Bunyi dalam puisi “Sepotong Pikiran Melintas” di dominasi oleh bunyi anonansi a, i, u, aliterasi r, t dan bunyi menasal yang menggambarkan suasana mengesankan, pendirian yang kuat, semangat yang tinggi.
Hal ini tampak pada baris pertama sampai baris keempat di dominasi oleh bunyi asonansi a dan u yang dapat membangun suasana syahdu serta menggambarkan ketegaran yang kuat.
Pada baris kelima sampai baris kedua belas di dominasi bunyi asonansi a, i, u yang membangun suasana keraguan. Tetapi pada akhirnya menumbuhkan semangat lagi untuk terus berjuang, sehingga dapat menimbulkan keserasian makna pada puisi ini.
Sedangkan, pada baris ke tiga belas sampai ke enam belas menciptakan suasana antusiasme yang tinggi untuk meraih impian.
Dalam puisi ini terdapat kata-kata yang dipakai penyair yang bersifat “konkrit”, abstrak, sampai ke diksi, antara lain sebagai berikut :

1.Kata konkrit
Kepala
Bekerja

2.Kata abstrak
Pikiran
Mimpi
Perasaan
Tekad
Keinginan

3.Diksi
Sepotong pikiran

Didalam puisi ini terdapat citraan yang dalam puisi ini untuk member makna lewat citraan manusia seperti halnya di bawah ini :

a.Citraan visual (penglihatan)
Ia datang, dan kita belum cukup siap
Jaga spirit jangan lesu
b.Citraan gerak tubuh (gesture)
Bekerja, terus bekerja
c.Citraan perasaan
Berharap, selalu berharap
Tekan pikiran, tekan perasaan, kiatkan tekad
Wujudkan setiap keinginan yang ingin diwujudkan
d.Symbol
Di kepala = sesuatu yang dipikirkan

Didalam puisi ini memiliki tema “ Semangat dalam meraih impian “. Hal ini terlihat dari kesekian baris yang menggambarkan sebuah pemikiran yang bahwasanya pikiran tersebut ialah sebagai sebuah mimpi yang ingin diwujudkan.

Pada dasarnya mimpi tersebut bisa diraih tentunya disertai usaha yang cukup keras, oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa tema puisi ini adalah “Semangat dalam meraih impian”.

Amanat atau pesan yang penyair sampaikan sangat berguna sekali bagi kehidupan sekarang ini. Hal ini tampak dari tulisan penyair yang cenderung memperlihatkan perjuangan terus-menerus sampai pada akhirnya apa yang menjadi impiannya dapat terwujud, meskipun terkadang dalam perjalanan, meraihnya banyak menemui kendala tetapi semangat pantang menyerah akan tetap ada.

Hubungan- hubungan antar unsur-unsur yang terdapat dalam puisi ini saling berkaitan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain sehingga menimbulkan yang mengesankan semua itu terlihat sekali, dari baris pertama sampai baris terakhir yang dibicarakan mengenai kegigihan untuk menggapai impiannya yang dirasakan penyair bukan dari hubungan antara baris demi baris saja melainkan juga dari bunyi demi bunyi, symbol yang ada dan pilihan kata yang turut mendukung untuk menjelaskan kalau puisi ini mengungkapkan semangat seseorang dalam meraih impiannya.

Penutup
Puisi berjudul “ Sepotong Pikiran Melintas “ karya Hajriansyah ini banyak sekali mengandung pelajaran hidup yang berkaitan erat dengan keadaan yang ada saat ini.
Puisi juga sangat relevan dengan perkembangan kondisi yang terjadi di sekitar kita. Hal ini dapat kita lihat dari puisi ini yang menyatakan bahwa dalam perjalanan hidup pastilah semua orang mempunyai impian atau cita-cita, untuk meraih itu semua tentunya tidak mudah, membutuhkan perjuangan yang kuat untuk mewujudkannya.
Dengan adnya puisi ini penyair berharap, para pembaca dapat ter motivasi dan dapat mengambil nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam puisi ini, serta dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

MAKALAH KETAHANAN NASIONAL

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Manusia dikatakan mahluk sempurna karena memiliki naluri, kemampuan berpikir, akal, dan ketrampilan, senantiasa berjuang mempertahankan eksistensi, pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya, berupaya memenuhi baik materil maupun spiritual. Oleh karena itu manusia berbudaya akan selalu mengadakan hubungan- hubungan dengan: Agama, Idiologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Seni/Budaya, IPTEK, dan Hankam. Untuk mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya, manusia perlu mengadakan hubungan - hubungan, antara lain :
Hubungan manusia dengan Tuhannya, yang kemudian melahirkan agama.
Hubungan manusia dengan cita-cita yang kemudian melahirkan ideologi.
Hubungan manusia dengan kekuatan atau kekuasaan yang kemudian melahirkan politik.
Hubungan manusia dengan pemenuhan kebutuhan yang kemudian melahirkan ekonomi.
Hubungan manusia dengan manusia yang kemudian melahirkan sosial.
Hubungan manusia dengan keindahan yang kemudian melahirkan kesenian atau dalam arti sempit dinamakan budaya.
Hubungan manusia dengan pemanfaatan fenomena alam yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hubungan manusia dengan rasa aman yang kemudian melahirkan pertahanan keamanan.

Pokok Pikiran
Sejak merdeka negara Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Tetapi bangsa Indonesia mampu mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya dari agresi Belanda dan mampu menegakkan wibawa pemerintahan dari gerakan separatis. Indra Marhadi Putra-360861009/TI 1
Ditinjau dari geopolitik dan geostrategi dengan posisi geografis, sumber daya alam dan jumlah serta kemampuan penduduk telah menempatkan Indonesia menjadi ajang persaingan kepentingan dan perebutan pengaruh antar negara besar. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung memberikan dampak negatif terhadap segenap aspek kehidupan sehingga dapat mempengaruhi dan membahayakan kelangsungan hidup dan eksitensi NKRI. Untuk itu bangsa Indonesia harus memiliki keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional sehingga berhasil mengatasi setiap bentuk tantangan ancaman hambatan dan gangguan dari manapun datangnya. Indra Marhadi Putra-360861009/TI 2

Rumusan Masalah

1.Apa pengertian ketahanan nasional?
2.Apa saja asas-asas ketahanan nasional ?
3.Bagaimana sifat-sifat ketahanan nasional ?
4.Bagaimana ciri-ciri ketahanan nasional?
5.Bagaimana kedudukan dan fungsi ketahanan nasional ?
6.Bagaimana konsepsi ketahanan nasional ?
7.Apa pengaruh Ketahanan Nasional pad kehidupan bernegara?
8.Pembinaan Ketahanan Nasional?

PEMBAHASAN

Pengertian Ketahanan Nasional

Ketahanan nasional sebagai istilah sebenarnya belum lama dikenal. Istilah ketahanan nasional mulai dikenal dan dipergunakan pada permulaan tahun 1960-an. Istilah ketahanan nasional untuk pertama kali dikemukakan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia. Kemudian pada tahun 1962 mulai diupayakan secara khusus untuk mengembangkan gagasan ketahanan nasional di sekolah Staf dan Komando Angkatan darat Bandung(Armawi,2005:2)
Pengertian Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa, yang berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mengejar tujuan nasional indonesia(Suradinata,2005:47)
Oleh karena itu bagi bangsa indonesia ketahanan nasional dibangun di atas dasar falsafah bangsa dan negara Indonesia yaitu Pancasila. Sebagai dasar falsafah bangsa dan negara, pancasila tidak hanya merupakan hasil pemikiran seseorang raja, melainkan nilai-nilai pancasila telah hidup dan berkembang dalam kehidupan objektif bangsa Indonesia sebelum membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut negara. Hal ini adalah menurut Notonagoro disebut sebagai kausamaterialis pancasila. Kemudian dalam proses pembentukan negara, nilai-nilai pancasila dirumuskan oleh para pendiri negara Indonesia, dan secara formal yuridis Pancasila ditetapkan sebagai dasar filsafat bangsa dan negara indonesia, dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu dalam pengertian ini Pancasila sebagai suatu dasar filssafat dan sekaligus sebagai landasan ideologis ketahanan nasional indonesia.

Asas-Asas Ketahanan Nasional
Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun berlandaskan Pancasil, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut (Lemhannas, 2000: 99 – 11).
a) . Asas kesejahteraan dan keamanan
Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi bagi individu maupun masyarakat atau kelompok. Didalam kehidupan nasional berbangsa dan bernegara, unsur kesejahteraan dan keamanan ini biasanya menjadi tolak ukur bagi mantap/tidaknya ketahanan nasional.
b). Asas komprehensif/menyeluruh terpadu
Artinya, ketahanan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan. Aspek-aspek tersebut berkaitan dalam bentuk persatuan dan perpaduan secara selaras, serasi, dan seimbang.
c). Asas kekeluargaan
Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hal hidup dengan asas kekeluargaan ini diakui adanya perbedaan, dan kenyataan real ini dikembangkan secara serasi dalam kehidupan kemitraan dan dijaga dari konflik yang bersifat merusak/destruktif.

Sifat-Sifat Ketahanan Nasional
Beberapa sifat ketahanan nasional yang ada mingkin akan kami jabarkan seperti dibawah ini :
a) Mandiri
Maksudnya adalah percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dan tidak mudah menyerah. Sifat ini merupakan prasyarat untuk menjalin suatu kerjasama. Kerjasama perlu dilandasi oleh sifat kemandirian, bukan semata-mata tergantung oleh pihak lain.
b) Dinamis
Artinya tidak tetap, naik turun tergantung situasi dan kondisi bangsa dan negara serta lingkungan strategisnya. Dinamika ini selalu diorientasikan kemasa depan dan diarahkan pada kondisi yang lebih baik.
c) Wibawa
Keberhasilan pembinaan ketahanan nasional yang berlanjut dan berkesinambungan tetap dalam rangka meningkatkan kekuatan dan kemampuan bangsa. Dengan ini diharapkan agar bangsa Indonesia mempunyai harga diri dan diperhatikan oleh bangsa lain sesuai dengan kualitas yang melekat padanya. Atas dasar pemikiran diatas, maka berlaku logika, semakin tinggi tingkat ketahanan nasional, maka akan semakin tinggi wibawa negara dan pemerintah sebagai penyelenggara kehidupan nasional.
d) Konsultasi dan kerjasama
Hal ini dimaksudkan adanya saling menghargai dengan mengandalkan pada moral dan kepribadian bangsa. Hubungan kedua belah pihak perlu diselenggarakan secara komunikatif sehingga ada keterbukaan dalam melihat kondisi masing-masing didalam rangka hubungan ini diharapkan tidak ada usaha mengutamakan konfrontasi serta tidak ada hasrat mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata.

Ciri – Ciri Ketahanan Nasional
Merupakan kondisi sebagai prasyarat utama bagi negara berkembang. Difokuskan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan kehidupan. Tidak hanya untuk pertahanan, tetapi juga untuk menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, baik secara langsung maupun tidak langsung. Di dasarkan pada metode astagrata; seluruh aspek kehidupan nasional tercermin dalam sistematika astagarata yang terdiri atas 3 aspek alamiah (trigatra) yang meliputi: geografi, kekayaan alam, dan kependudukan dan lima aspek sosial (pancagatra) yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Berpedoman pada wawasan nasional; Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Wawasan nusantara juga merupakan sumber utama dan landasan yang kuat dalam menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga wawasan nusantara dapat disebut sebagai wawasan nasional dan merupakan landasan ketahanan nasional.

Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional
Kedudukan dan fungsi ketahanan nasional dapat dijelaskan sebagai berikut :
a). Kedudukan :
Ketahanan Nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu di implementasikan secara berlanjut dalam rangka membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan, wawasan nusantara dan ketahanan nasional berkedudukan sebagai landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasil sebagai landasan ideal dan UUD sebagai landasan konstisional dalam paradigma pembangunan nasional.
b). Fungsi :
Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional perlu dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa yang bersifat inter – regional (wilayah), inter – sektoral maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada cara berfikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila penyimpangan terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam cita-cita nasional. Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai pola dasar pembangunan nasional. Pada hakikatnya merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunman nasional disegala bidang dan sektor pembangunan secara terpadu, yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan program.

Konsepsi Ketahanan Nasional
Secara konseptual, ketahanan Nasional suatu bangsa dilatarbelakangi oleh:
1.Kekuatan apa yang ada pada suatu bangsa dan negara sehingga ia mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya.
2.Kekuatan apa yang harus dimiliki oleh suatu bangsa dan negara sehingga ia selalu mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya, meskipun mengalami berbagai gangguan, hambatan , dan ancaman baik dari dalam maupun dari luar
Ketahanan atau kemampuan bangsa untuk tetap jaya, mengandung makna keteraturan(regular) dan stabilitas, yang di dalamnya terkandung potensi untuk terjadinya perubahan(the stability idea of changes) Berdasarkan konsep pengertiannya maka yang dimaksud dengan ketahanan adalah suatu kekuatan yang membuat suatu bangsa dan negara dapat bertahan, kuat menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan. Konsekuensinya suatu ketahanan harus disertai dengan keuletan, yaitu suatu usaha secara terus-menerus secara giat dan terus-menerus secara giat dan berkemauan keras menggunakan segala kemampuan dan kecakapan untuk mencapai tujuan dan cita-cita nasional. Identitas merupakan ciri khas suatu negara dilihat sebagai suatu totalitas, yaitu suatu negara yang dibatasi oleh wilayah, penduduk, sejarah, pemerintahan dan tujuan nasionalnya, serta peranan yang dimainkan di dunia internasional. Adapun pengertian lain yang berkaitan dengan integritas adalah kesatuan yang menyeluruh dalam kehidupan bangsa baik sosial maupun alamiah, potensial maupun tidak potensial.
1.Tantangan
Adalah merupakan suatu usaha yang bersifat menggunakan kemampuan.
2.Ancaman
Adalah suatu usaha untuk mengubah atau merombak kebijaksanaan atau keadaan secara konsepsional dari sudut kriminal maupun politis.
3.Hambatan
Suatu kendala yang bersifat atau bertujuan melemahkan yang bersifat konseptual yang berasal dari dalam sendiri. Adapun hal tersebut berasal dari luar maka dapat disebut sebagai kategori gangguan.
4.Identitas
Yaitu ciri khas suatu bangsa atau negara dilihat secara keseluruhan. Negara dilihat dalam pengertian sebagai suatu organisasi masyarakat yang dibatasi oleh wilayah dengan penduduk, sejarah, pemerintahan, dan tujuan nasional serta dengan peran internasionalnya.
5.Integritas
Yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur sosial maupun alamiah, baik bersifat potensional maupun fungsional.

Pengaruh Ketahanan Nasional pada Kehidupan Bernegara
Ketahanan nasional merupakan gambaran dari kondisi sistem (tata) kehidupan nasional dalam berbagai aspek pada saat tertentu. Tiap-tiap aspek relatif berubah menurut waktu, ruang dan lingkungan terutama pada aspek-aspek dinamis sehingga interaksinya menciptakan kondisi umum yang sulit dipantau karena sangan komplek. Konsepsi ketahanan nasional akan menyangkut hubungan antar aspek yang mendukung kehidupan, yaitu:
1. Aspek alamiah (Statis)
a. Geografi
b. Kependudukan
c. Sumber kekayaan alam
2. Aspek sosial (Dinamis)
a.Ideologi
b.Politik
c.Ekonomi
d.Sosial budaya
e.Ketahanan keamanan

IDEOLOGI DUNIA
1. Liberalisme(Individualisme) Negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak semua orang (individu) dalam masyarakat (kontraksosial). Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk penguasa terkecuali atas persetujuan dari yang bersangkutan. Paham liberalisme mempunyai nilai-nilai dasar (intrinsik) yaitu kebebasan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak. Tokoh: Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau, Herbert Spencer, Harold J. Laski
2. Komunisme(ClassTheory) Negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain. Golongan borjuis menindas golongan proletar (buruh), oleh karena itu kaum buruh dianjurkan mengadakan revolusi politik untuk merebut kekuasaan negara dari kaum kapitalis & borjuis, dalam upaya merebut kekuasaan / mempertahankannya, komunisme,akan:
a.Menciptakan situasi konflik untuk mengadu golongan-golongan tertentu serta menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
b.Atheis, agama adalah racun bagi kehidupan masyarakat.
c.Mengkomuniskan dunia, masyarakat tanpa nasionalisme.
d.Menginginkan masyarakat tanpa kelas, hidup aman, tanpa pertentangan, perombakan masyarakat dengan revolusi.
3.PahamAgama Negara membina kehidupan keagamaan umat dan bersifat spiritual religius. Bersumber pada falsafah keagamaan dalam kitab suci agama. Negara melaksanakan hukum agama dalam kehidupan dunia. Indra Marhadi Putra-360861009/TI 7

IDEOLOGI PANCASILA
Merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia. Kelima sila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh sehingga pemahaman dan pengamalannya harus mencakup semua nilai yang terkandung didalamnya. Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan yang dari luar/dalam, langsung/tidak langsung dalam rangka menjamin kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara Indonesia. Untuk mewujudkannya diperlukan kondisi mental bangsa yang berlandaskan keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara serta pengamalannya yang konsisten dan berlanjut. Untuk memperkuat ketahanan ideologi perlu langkah pembinaan sebagai berikut

Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif.
Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu direlevansikan dan diaktualisasikan agar mampu membimbing dan mengarahkan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
Bhineka Tunggal Ika dan Wasantara terus dikembangkan dan ditanamkan dalam masyarakat yang majemuk sebagai upaya untuk menjaga persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.
Contoh para pemimpin penyelenggara negara dan pemimpin tokoh masyarakat merupakan hal yang sangat mendasar.
Pembangunan seimbang antara fisik material dan mental spiritual untuk menghindari tumbuhnya materialisme dan sekularisme
Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada anak didik dengan cara mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain Indra Marhadi Putra-360861009/TI 8

PENGARUH ASPEK POLITIK
Politik berasal dari kata politics dan atau policy yang berarti kekuasaan (pemerintahan) atau kebijaksanaan. Politik di Indonesia berdasar atas hal sebagai berikut :
1. DalamNegeri Adalah kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD ’45 yang mampu menyerap aspirasi dan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam satu sistem yang unsur-unsurnya:
a. StrukturPolitik Wadah penyaluran pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat dan sekaligus wadah dalam menjaring/pengkaderan pimpinan nasional
b. ProsesPolitik Rangkaian pengambilan keputusan tentang berbagai kepentingan politik maupun kepentingan umum yang bersifat nasional dan penentuan dalam pemilihan kepemimpinan yang akhirnya terselenggara pemilu.
c. BudayaPolitik Pencerminan dari aktualisasi hak dan kewajiban rakyat dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara yang dilakukan secara sadar dan rasional melalui pendidikan politik dan kegiatan politik sesuai dengan disiplin nasional.
d. KomunikasiPolitik Hubungan timbal balik antar berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, baik rakyat sebagai sumber aspirasi maupun sumber pimpinan- pimpinan nasional Ketahanan pada aspek politik dalam negeri berarti Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum, mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat. Kepemimpinan nasional yang mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam masyarakat
2. LuarNegeri Salah satu sasaran pencapaian kepentingan nasional dalam pergaulan antar Indra Marhadi Putra-360861009/TI 9
Bangsa. Landasan Politik Luar Negeri adalah Pembukaan UUD ’45, melaksanakan ketertiban dunia, berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial dan anti penjajahan karena tidak sesuai dengan kemanusiaan dan keadilan. Politik Luar Negeri Indonesia adalah bebas dan aktif. Bebas dalam pengertian Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Aktif dalam pengertian Indonesia dalam percayuran internasional tidak bersifat reaktif dan tidak menjadi obyek, tetapi berperan atas dasar cita-citanya. Untuk mewujudkan ketahanan aspek politik diperlukan kehidupan politik bangsa yang sehat dan dinamis yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas politik yang bersadarkan Pancasila UUD ‘45 Ketahanan pada aspek politik luar negeri berarti meningkatkan kerjasama internasional yang saling menguntungkan dan meningkatkan citra positif Indonesia. Kerjasama dilakukan sesuai dengan kemampuan dan demi kepentingan nasional. Perkembangan, perubahan, dan gejolak dunia terus diikuti dan dikaji dengan seksama, memperkecil ketimpangan dan mengurangi ketidakadilan dengan negara industri maju. Mewujudkan tatanan dunia baru dan ketertiban dunia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melindungi kepentingan Indonesia dari kegiatan diplomasi negatif negara lain dan hak-hak WNI di luar negeri perlu ditingkatkan

PENGARUH ASPEK EKONOMI
Dalam halnya berkaitan dengan ketahanan perekonomian bangsa, maka dapat dijabarkan pengertian tentang aspek ekonomi sebagai berikut :
1. Aspek kehidupan nasional yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat meliputi: produksi, distribusi, dan konsumsi barang- barang jasa
2. Usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara individu maupun kelompok, serta cara-cara yang dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat untuk memenuhi kebutuhan. Sistem perekonomian yang diterapkan oleh suatu negara akan memberi corak terhadap kehidupan perekonomian negara yang bersangkutan. Sistem Indra Marhadi Putra-360861009/TI 10
Perekonomian liberal dengan orientasi pasar secara murni akan sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh dari luar, sebaliknya sistem perekonomian sosialis dengan sifat perencanaan dan pengendalian oleh pemerintah kurang peka terhadap pengaruh- pengaruh dari luar. Perekonomian Indonesia tercantum dalam UUD 1945 Pasal 33. Sistem perekonomian sebagai usaha bersama berarti setiap warga negara mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam menjalankan roda perekonomian dengan tujuan untuk mensejahterakan bangsa. Dalam perekonomian Indonesia tidak dikenal monopoli dan monopsoni baik oleh pemerintah/swasta. Secara makro sistem perekonomian Indonesia dapat disebut sebagai sistem perekonomian kerakyatan. Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan perekonomian bangsa yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta kemampuan menciptakan kemandirian ekonomi nasional dengan daya saing tinggi dan mewujudkan kemampuan rakyat. Untuk mencapai tingkat ketahanan ekonomi perlu pertahanan terhadap berbagai hal yang menunjang, antara lain:
1. Sistem ekonomi Indonesia harus mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata.
2. EkonomiKerakyatanMenghindari:
a.Sistem free fight liberalism: Menguntungkan pelaku ekonomi yang kuat.
b.Sistem Etastisme: Mematikan potensi unit-unit ekonomi diluar sektor negara.
c.Monopoli: Merugikan masyarakat dan bertentangan dengan cita- cita keadilan sosial.
3. Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang antara sektor pertanian, perindustrian dan jasa.
4. Pembangunan ekonomi dilaksanakan sebagai usaha bersama dibawah pengawasan anggota masyarakat memotivasi dan mendorong peran serta masyarakat secara aktif.
5. Pemerataan pembangunan.
6. Kemampuan bersaing. Indra Marhadi Putra-360861009/TI 11

PENGARUH ASPEK SOSIAL BUDAYA
Sosial adalah pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai kebersamaan, senasib, sepenanggungan, solidaritas yang merupakan unsur pemersatu Sedangkan budaya adalah sistem nilai yang merupakan hasil hubungan manusia dengan cipta rasa dan karsa yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta merupakan kekuatan pendukung penggerak kehidupan. Kebudayaan diciptakan oleh faktor organobiologis manusia, lingkungan alam, lingkungan psikologis, dan lingkungan sejarah. Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai budaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh budaya asing (local genuis). Local genuis itulah pangkal segala kemampuan budaya daerah untuk menetralisir pengaruh negatif budaya asing. Kebuadayaan nasional merupakan hasil (resultante) interaksi dari budaya- budaya suku bangsa (daerah) atau budaya asing (luar) yang kemudian diterima sebagai nilai bersama seluruh bangsa. Interaksi budaya harus berjalan secara wajar dan alamiah tanpa unsur paksaan dan dominasi budaya terhadap budaya lainnya. Kebudayaan nasional merupakan identitas dan menjadi kebanggaan Indonesia. Identitas bangsa Indonesia adalah manusia dan masyarakat yang memiliki sifat-sifat dasar:
1.Religius
2.Kekeluargaan
3.Hidup seba selaras
4.Kerakyatan Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kondisi kehidupan sosial budaya bangsa yang dijiwai kepribadian nasional, yang mengandung kemampuan membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional. Indra Marhadi Putra-360861009/TI 12

PENGARUH ASPEK HANKAM
Pertahanan Keamanan Indonesia mengandung perngertian kesemestaan daya upaya seluruh rakyat Indonesia sebagai satu sistem ketahanan keamanan negara dalam mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup dan kehidupan bangsa dan negara RI. Pertahanan keamanan negara RI dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan, menggerakkan seluruh potensi nasional termasuk kekuatan masyarakat diseluruh bidang kehidupan nasional secara terintegrasi dan terkoordinasi. Penyelenggaraan ketahanan dan keamanan secara nasional merupakan salah satu fungi utama dari pemerintahan dan negara RI dengan TNI dan Polri sebagai intinya, guna menciptakan keamanan bangsa dan negara dalam rangka mewujudkan ketahanan nasional Indonesia. Wujud ketahanan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan keamanan negara (Hankamneg) yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman. Postur kekuatan pertahanan keamanan mencakup:
• Struktur kekuatan
• Tingkat kemampuan
• Gelar kekuatan Untuk membangun postur kekuatan pertahanan keamanan melalui empat pendekatan :
1. Ancaman
2. Misi
3. Kewilayahan
4. Politik Indra Marhadi Putra-360861009/TI 13
 Pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari luar dan menjadi tanggung jawab TNI. Keamanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari dalam negeri dan menjadi tanggung jawab Polri. TNI dapat dilibatkan untuk ikut menangani masalah keamanan apabila diminta atau Polri sudah tidak mampu lagi karena eskalasi ancaman yang meningkat ke keadaan darurat. Secara geografis ancaman dari luar akan menggunakan wilayah laut dan udara untuk memasuki wilayah Indonesia (initial point). Oleh karena itu pembangunan postur kekuatan pertahanan keamanan masa depan perlu diarahkan kepada pembangunan kekuatan pertahanan keamanan secara proporsional dan seimbang antara unsur-unsur utama. Kekuatan Pertahanan bangsa Indonesia adalah Angkatan Darat, Aangkatan Laur, Aangkatan Udara. Dan unsur utama Keamanan adalah Polri. Gejolak dalam negeri harus diwaspadai karena tidak menutup kemungkinan mengundang campur tangan asing (link up) dengan alasan-alasan:
Menegakkan HAM
Demokrasi
Penegakan hukum
Lingkungan hidup Mengingat keterbatasan yang ada, untuk mewujudkan postur kekuatan pertahanan keamanan kita mengacu pada negara-negara lain yang membangun kekuatan pertahanan keamanan melalui pendekatan misi yaitu untuk melindungi diri sendiri dan tidak untuk kepentingan invasi (standing armed forces):
1. Perlawanan bersenjata = TNI, Polri, Ratih (rakyat terlatih) sebagai fungsi perlawanan rakyat.
2. Perlawanan tidak bersenjata = Ratih sebagai fungsi dari TIBUM, KAMRA,LINMAS
3. Komponen pendukung = Sumber daya nasional sarana dan prasarana serta perlindungan masyarakat terhadap bencana perang. Indra Marhadi Putra-360861009/TI 14

PEMBINAAN KETAHANAN NASIONAL
II.8.1 Langkah-langkah Pembinaan
1.Peningkatan dan pengembangan pengamalan Pancasila secara objektif dan subjektif.
2.Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu terus di relevansikan dan di aktualisasikan nilai instrumentalnya.
3.Sesanti Bhinneka Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara yang bersumber dari Pancasila.
4..4.Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara republik Indonesia harus dihayati dan diamalkan secara nyata.
5.Pembangunan sebagai pengamalan Pancasila harus menunjukkan keseimbangan fisik material dengan pembangunan mental spirituil untuk menghindari tumbuhnya materialisme dan sekularisme.
6.Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada diri anak didik dengan cara mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain di sekolah.

Wujud Ketahanan Nasional Di Bidang Politik
Sistem pemerintah berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan yang besifat absolut, kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat. Mekanisme politik memungkinkan adanya perbedaan pendapat, namun perbedaan pendapat tidak menyangkut nilai dasar sehingga tidak berseberangan yang dapat menjurus kepada konflik fisik. Kepemimpinan nasional mampu mengakomodasi aspirasi yang hidup dalam masyarakat dengan tetap berpedoman pada Pancasila, UUD 1945, dan wawasan nusantara. Komunikasi politik bertimbal balik antara pemerintah dengan masyarakat dan anatar kelompok atau golongan dalam masyarakat terjalin dengan baik untuk mencapai tujuan nasional dan kepentingan nasional. Indra Marhadi Putra-360861009/TI 15

Hak Dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Terhadap Bela Negara.
Berikut ini adalah beberapa contoh hak dan kewajiban kita sebagai rakyat Indonesia. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama satu sama lain tanpa terkecuali. Persamaaan antara manusia selalu dijunjung tinggi untuk menghindari berbagai kecemburuan sosial yang dapat memicu berbagai permasalahan di kemudian hari.
Contoh Hak Warga Negara Indonesia:
- Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.
- Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
- Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam pemerintahan.
- Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan kepercayaan masing-masing yang dipercayai.
- Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
- Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau NKRI dari serangan musuh.
- Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang- undang yang berlaku.
Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia:
- Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela, mempertahankan kedaulatan negara Indonesia dari serangan musuh.
- Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).
- Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik- baiknya.
- Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang berlaku di wilayah negara Indonesia. Indra Marhadi Putra-360861009/TI 16

Ketahanan Nasional sebagai kondisi
Ditinjau dari segi sifatnya maka sebenarnya konsepsi ketahanan nasional tersebut bersifat objeektif dan umum, oleh karena itu secara teoretis dapat diterapkan di negara manapun juga. Dalam hubungan dengan penerapan konsepsi tersebut factor situasi dan kondisi negara sangat menentukan. Oleh karena itu meskipun secara konsepsional sama, namun karena situasi dan kondisi negara berbeda-beda maka wujud ketahanan nasionalpun akakn berbeda-beda pula.
Oleh karena itu berkaitan dengan kondisi ketahanan nasional indonesia, adalah kondisi dinamis bangsa dan negara indonesia. Sesuai dengan konsepsi ketahanan nasional, maka kondisi tersebut mengandung suatu kemampuan untuk menyusun kekuatan yang dimiliki oleh bangsa indonesia. Kekuatan ini diperlukan untuk mengatasi dan menanggulangi berbagai bentuk ancaman yang ditujukan terhadap bangsa dan negara indonesia.
Dalam hubungan dengan ketahanan nasional indonesia dengan memperhatikan berbagai macam bahaya, gangguan yang mengancam, serta situasi dan kondisi dalam negara indonesia, maka ditentukan strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup negara indonesia. Bagi bangsa dan negara indonesia bahaya yang mengancam dapat berupa subversi dalam infiltrasi terhadap semua bidang kehidupan masyarakat, serta adanya kelemahan-kelemahan yang inheren dengan suatu masyarakat majemuk yang sedang membangun, maka strategi yang dipilih adalah strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara indonesia, ,maka cara yang dipilih adalah dengan memantapkan ketahanan nasional. Strategi ini ditentukan berdasarkan pengalaman sendiri, yang kemudian diolah dan disistematisir hingga menjadi doktrin. Demikianlah maka ketahanan suatu bangsa adalah merupakan suatu persoalan universal, sedang cara dan strategi yang ditentukan berbeda-beda. Terdapat berbagai istilah misalnya strategy of interdependence, strategy of limited war, sedangkan berbagai bangsa indonesia dikembangkan konsepsi strategi ketahanan nasional .

PENUTUP

Kesimpulan

Ketahanan Nasional adalah komdisi dinamis suatu bangsa, yang berisi keuletan dan ketangguhan ,yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam negri, yang langsung maupun tidak langsung.
Sifat ketahanan nasional mandiri sifat ini saling bekerja sama, mampu, dinamis:tidak tepat, elastis, naik turun(tergantung situasi dan kondisi bangsa), kerjasama dan saling menghargai. Negara Indonesia adalah negara yang solid terdiri dari berbagai suku dan bangsa, terdiri dari banyak pulau-pulau dan lautan yang luas. Jika kita sebagai warga negara ingin mempertahankan daerah kita dari ganguan bangsa/negara lain, maka kita harus memperkuat ketahanan nasional kita. Ketahanan nasional adalah cara paling ampuh, karena mencakup banyak landasan seperti : Pancasila sebagai landasan ideal, UUD 1945 sebagai landasan konstitusional dan Wawasan Nusantara sebagai landasan visional, jadi dengan demikian katahanan nasional kita sangat solid.

Kritik dan Saran
Demikianlah pembuatan makalah ini, dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik segi penulisan maupun dari segi materi yang disajikan. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar khususnya bagi penyusun dan pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

(KAELAN, ZUBAIDI, ACHMAD. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: PARADIGMA)
(Http://docstoc.com/ docs/30873687/pengaruh - aspek – ketahanan – nasional –terhadap – kehidupan – berbangsa – dan – bernegara)
(Http://Organisasi.org/pengertian - arti - definisi – ketahanan – nasional – bangsa – negara – indonesia – belajar – gratis – pelajaran – pengetahuan – pmp – dan – ppkn online”)
(Http://www.slideshare.net /impoet / ketahanan – nasional”)
(Http://apadefinisinya.blogspot.com/2008/05/ketahanan – nasional.Html”)
(Http://www.google.co.id)
(Http://emperordeva. Wordpress.com/about/ ketahanan – nasional/”)

PERADABAN ISLAM DI INDONESIA

A. Sejarah Muhammadiyah di Indonesia
Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di kampung Kauman, Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912. Muhammadiyah didirikan dengan tujuan mendukung usaha K.H. Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang dianggap banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Pada awalnya kegiatan ini juga memiliki basis dakwah untuk para wanita dan kaum muda berupa pengajian sidratul muntaha. Selain itu perannya juga diwujudkan dalam pendidikan dasar dan sekolah lanjutan.
Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam yang besar di Indonesia yang namanya diambil dari nabi Muhammad Saw. Dalam pembentukannnya Muhammadiyah banyak merefleksikan perintah Al Qur’an diantaranya Q. S. al Imran ayat 104 sebagai berikut:
               
Arti: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.

Menurut para tokoh Muhammadiyah ayat ini mengisyaratkan umat Islam agar hidup berorganisasi. Muhammadiyah termasuk Islam modern yang merupakan reformasi dari Islam tradisional. Menurut Debar Voen ada empat ciri Islam reformasi:
1. Mengakui Al Qur’an dan hadits sebagai perangkat prinsip dasar
2. Tetap membuka pintu ijtihad (bersungguh-sungguh mencari kebenaran)
3. Melarang mengikuti sesuatu hukum tanpa tahu dasarnya
4. Mengindahkan fatwa imam untuk ditelaah.

Prinsip-prinsip reformis Muhammadiyah antara lain:
1. Penentuan arah mekah yang tepat dan dengan demikian penyesuaian arah kiblat. Hal ini berbeda dengan kebiasaan umum untuk bershalat ke arah barat.
2. Pengugunaan astronomi untuk menetapkan mulai dan akhir bulan puasa (hisab), hal ini berbeda dengan pengamatan visual terhadap pergerakan bulan oleh para petugas keagamaan.
3. Diselenggarakannya shalat Ied dilapangan terbuka pada hari-hari beasar Islam, Idul Fitri dan Idul Adha berbeda dengan shalat tradisional dimana orang-orang terbatas di masjid.
4. Pengumpulan dan pembagian zakat dan hewan qurban pada hari-hari besar Islam oleh panitia khusus yang mewakili masyarakat muslim setempat. Hal ini berbeda dengan kebiasaan umum untuk member hak istimewa kepada para pejabat dan fungsionaris keagamaan.
5. Penyampaian khotbah tidak hanya dalam bahasa Arab saja namun juga dalam suatu bahasa daerah setelah shalat jum’at
6. Penyederhanaan ritual dan upacara untuk kelahiran, khitanan, pernikahan, dan pemakaman dengan menghapuskan unsur-unsur politeistik dari ritual tersebut
7. Penyederhanaan bentuk makam yang sebelumnya dihias secara berlebihan
8. Tidak menganjurkan ziarah ke makam wali
9. Dihilangkan anggapan mengenai kesaktian kyai ulama tertentu.
Dalam mengarahkan kegiatan-kegiatannya, organisasi ini dalam tahun-tahun pertama tidaklah mengadakan pembagian tugas yang jelas diantar anggota pengurus. Hal ini semata-mata karena ruang gerak yang terbatas, yaitu sampai sekurang-kurangnya tahun 1917 pada daerah Kauman, Yogyakarta saja. Dahlan sendiri aktif mengajar di sekolah Muhammadiyah dan juga aktif dalam memberikan bimbingan kepada masyarakat untuk melakukan berbagai macam seperti shalat. Selain itu memberikan bantuan kepada fakir miskin dengan mengumpulkan dana dan pakaian. Sifat pendidikan dan sosial Muhammadiyah memanglah telah di ketakkan di dalam masa sekarang ini.
Dalam merumuskan Islam secara formal, Muhammadiyah lebih banyak dipengaruhi oleh pendekatan teologis dan fiqih atau pendekatan hukum dalam arti yang lebih luas. Pendekatan historis historis dan sosiologis hampir tidak berperan, sehingga perumusan ajaran Islam formal dalam Muhammadiyah terasa minim informasi dan nuansa. Keminiman hanyalah mungkin diatasi bila kita mampu melihat Islam dalam perspektif sosio-historis.
Muhammadiyah bergerak di suatu lingkungan yang pada umumnya negara-negara bekas jajahan yang kental dengan tiga ciri utamanya, yaitu kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Muhammadiyah lebih fokus pada aktivitasnya untuk melawan kebodohan dan keterbelakangan baik dalam bidang agama maupun keduniaan. Bagi Muhammadiyah, factor utama penyebab kemiskinan adalah kebodohan. Oleh karena itu, usaha mencerdaskan umat melalui aktivitas atau kegiatan pendidikan terus digalakkan. Sejak Muhammadiyah lahir jalur pendidikan pesantren sudah ada, namun dipandang jauh dari memadai untuk mencerdaskan umat. Sifat tertutup pesantren terhadap apa yang datang dari luar dipandang sebagai sikap yang tidak selalu menguntungkan bagi kemajuan umat dan agama. Selain bergerak di bidang pendidikan, Muhammadiyah juga meluaskan usahanya dalam bidang pelayanan sosial dan kemanusiaan lainnya, seperti penyantunan terhadap orang sakit, fakir miskin, dan yatim piatu
Salah satu fenomena sosiologis yang cukup menarik dalam perjalanan Muhammadiyah adalah pemihakannya terhadap budaya demokrasi. Tradisi musyawarah tingkat ranting sampai ke tingkat muktamar adalah bukti historis tentang kokohnya dukungan terhadap demokrasi.

B. Sejarah Nadhlatul Ulama
Keterbelakangan baik secara mental maupun ekonomi yang dialami bangsa Indonesia akibat penjajahan maupun kungkungan tradisi telah menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa melalui jalan pendidikan dan organisasi. Gerakan yang muncul pada tahun 1928 tersebut dikenal dengan kebangkitan nasional. Semangat kebangkitan memang terus menyebar kemana-mana setelah rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain. Sebagai jawabannya, munculah berbagai organisasi pendidikan dan pembebasan.
Kalangan pesantren yang selama ini gigih melawan kolonialisme, merespon kebangkitan nasional tersebut dengan mendirikan gerakan seperti Nadhlatul Wathan pada tahun 1916. Kemudian pada tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan Nadhlatul Fikri sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Dari situ kemudian didirikan Nadhlatul Tujjar. Serikat itu dijadikan basis untuk perbaikan ekonomi rakyat. Dengan adanya Nadhlatul Tujjar, maka taswirul Afkar selain tampil sebagai kelompok studi juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota.
Suatu ketika Raja Ibnu Saud hendak menerapkan asas tunggal yakni mazhabWahabi di Mekkah, kalangan pesantren yang selama ini membela keberagamaan, menolak pembatasan mazhab dan menghancurkan pewarisan peradaban tersebut. Dengan sikapnya yang berbeda kalangan pesantren dikeluarkan dari anggota Kongres Al Islam di Yogyakarta pada tahun 1925. Akibatnya kalangan pesantren juga tidak dilibatkan sebagai delegasi dalam Muktamar Alam Islami di Mekkah yang akan mengesahkan keputusan tersebut. Sumber lain menyebutkan bahwa K.H. Hasyim Asy’ari, K.H. Wahab Hasbullah dan sesepuh NU lainnya malakukan walk out.
Didorong oleh minatnya yang gigih untuk kebebasan bermazhab serta peduli terhadap pelestarian warisan peradaban, maka kalangan pesantren terpaksa membuat delegasi sendiri yang dinamakan Komite Hejaz yang diketuai oleh K.H. Wahab Hasbullah.
Atas desakan kalangan pesantren yang terhimpun dalam Komite Hejaz, dan tantangan dari segala penjuru umat Islam di dunia, maka raja Ibnu Saud mengurungkan niatnya. Hasilnya, hingga saat ini di Mekkah bebas dilaksanakan ibadah sesuai dengan mazhab mereka masing-masing. Itulah peran internasional kalangan pesantren pertama yang berhasil memperjuangkan kebebasan bermazhab dan berhasil menyelamatkan peninggalan sejarah dan peradaban yang sangat berharga.
Berawal dari komite dan berbagai organisasi yang bersifat embrional dirasa perlu dibentuk organisasi yang lebih mencakup semua dan sistematis untuk mengantisipasi perkembangan zaman. Maka, setelah kordinasi dengan berbagai kyai, akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nadhlatul Ulama pada 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926 yang dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy’ari.
Untuk menegaskan prinsip dasar organisasi ini, maka K.H. Hasyim Asy’ari merumuskan kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab I’tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam khittah NU yang dijadikan sebagai dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik.

1.Paham Keagamaan
NU menganut paham ahlussunah wal jamaah, sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrim aqli dengan kaum ekstrim naqli. Karena itu sumber pemikiran bagi NU tidak hanya Al Qur’an, sunnah tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah realistik empirik. Cara berpikir semacam itu dirujuk dari pemikir terdahulu seperti Abu hasan Al Asy’ari Abu Mansur Al Maturidi dalam bidang teologi. Kemudian dalam bidang fiqh mengikuti satu mazhab, yaitu syafi’I tetapi juga mengakui tiga mazhab, yakni Hanafi, Maliki, dan Hambali sebagaimana yang tergambar dalam lambing NU berbintang 4 di bawah. Sementara dalam bidang tasawuf, mengembangkan metode Al Ghazali dan Junaid Al Baghdadi yang mengintegrasikan antara tasawuf dengan syari’at.
Gagasan kembali ke khittah pada tahun 1984, merupakan momentum penting untuk menafsirkan kembali ajaran ahlussunah wal jamaah, serta merumuskan kembali metode berpikir, baik dalam bidang fiqih maupun sosial serta merumuskan kembali hubungan NU dengan Negara. Gerakan ini berhasil kembali membangkitkan gairah pemikiran dan dinamika sosila dalam NU.

2.Tujuan Organisasi
Mengakkan ajaran Islam menurut ahlussunah wal jamaah di tengah-tengah kehidupam masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Usaha Organisasi
a. Di bidang agama, melaksanakan dakwah islamiyah dan meningkatkan rasa persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan dan perbedaan
b. Di bidang pendidikan, menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam untuk membentuk muslim yang taqwa, berbudi luhur, berpengetahuan luas. Hal ini terbukti dengan lahirnya lembaga-lembagapendidikan yang bernuansa NU dan sudah tersebar di berbagai daerah khususnya di Pulau Jawa.
c. Di bidang sosial budaya, mengushakan kesejahteraan rakyat serta kebudayan yang sesuai dengan nilai keislaman dan kemanusiaan.
d. Di bidang ekonomi, mengushakan pemerataan kesempatan untuk menikmati hasil pembangunan dengan mengutamakan berkembangnya ekonomi rakyat. Hal ini ditandai dengan lahirnya BMT dan badan keuangan lain yang telah terbukti membantu masyarakat.
e. Mengembangkan usha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas. NU berusaha mengabdi menjadi yang terbaik bai masyarakat.

4. Struktur Organisasi
1. Pengurus besar (tingkat pusat)
2. Pengurus wilayah (tingkat propinsi)
3. Pengurus cabang (tingkat kabupaten/kota) atau pengurus cabang istimewa untuk kepengurusan di luar negeri
4. Pengurus majlis wakil cabang/MWC (tingkat kecamatan)
5. Pengurus ranting (tingkat desa/kelurahan).
Untuk pusat, wilayah, cabang, dan majelis wakil cabang, setiap kepengurusan terdiri dari:
1. Mustayar (penasehat)
2. Syuriyah (pimpinan tertinggi)
3. Tanfidziyah (pelaksana harian)
Untuk ranting setiap kepengurusan terdiri dari:
1. Syiriyah (pimpinan tertinggi)
2. Tanfidziyah (pelaksana harian)

5. NU dan Politik
Pertama kali Nu terjun pada politik praktis pada saat menyatakan memisahkan diri dengan Masyumi pada tahun 1952 dan kemudian mengikuti pemilu 1955. NU cukup berhasil dengan meraih 45 kursi DPR dan 91 kursi konstituante. Pada masa demokrasi terpimpin NU dikenal sebagai partai yang mendukung Soekano. Setelah PKI memberontak, NU tampil sebagai salah satu golongan yang aktif menekan PKI, terutama melalui sayap pemudanya GP Ansor.
NU kemudian menggabungkan diri dengan Partai Persatuan Pembangunan pada tanggal 05 Januari 1973 atas desakan penguasa orde baru. Mengikuti pemilu 1977 dan 1982 bersama PPP. Pada muktamar NU di situbondo, NU menyatakan diri untuk kembali ke khittah 1926, yaitu untuk tidak berpolitik praktis lagi.
Namun setelah reformasi 1998, muncul partai-partai yang mengatasnamakan NU. Ynag terpenting adalah Partai Kebangkitan Bangsa yang dideklarasikan oleh Abdurrahman Wahid. Pada pemilu 1999 PKB memperoleh 51 kursi DPR dan bahkan bias menghantarkan Abdurrahman Wahid sebagai Presiden RI. Pada pemliu 2004, PKB memperoleh 52 kursi DPR.

C. Tentang Muhammadiyah dan NU

Muhammadiyah dan NU adalah organisasi, bukan masalah fiqh. Hanya dalam konteks Indonesia, keduanya mewakili 2 golongan besar umat Islam secara fiqh juga. Muhammadiyah mewakili kelompok modernis, yang sebenarnya ada beberapa organisasi yang memili pandangan yang mirip seperti persatuan Islam, Al Irsyad, Sumatra Tawalib. Sedangkan NU mewakili kelompok tradisional.
Kedua organisasi memiliki berbagai perbedaan pandangan. Dalam masyarakat perbedaan paling nyata adalah dlam berbagai masalah furu’ (cabang). Misalnya muhammadiyah melarang membaca Qunut pada saat shalat shubuh, sedangkan NU mensunahkan, bahkan masuk dalam ab’adyang kalau tidak dilkukan harus melakukan sujud syahwi. Perbedaan ini tidaklah menjadikan pertentangan lagi karena adanya kedewasaan dan toleransi yang besar dari keduanya.
Pandangan antara keduanya baerasal dari madrasah yang berbeda, yang sesungguhnya sudah terjadi sangat lama, Muhammadiyah lahir dari inspirasi pemikir-pemikir modern seperti Jamaludin Al Afghani dam Muhamad Abduh sekaligus pemikir salaf seperti Bn Taymiah. Wacana pemikiran modern mislanya membuka pintu ijtihad, kembali kepada Al Qur’an dan Sunah, tidak boleh taqlid, serta menghidupkan kembali pemikiran Islam. Sedang wacana salaf bebaskan takhayul, bid’ah dan khurafat. Wacana salaf yang banyak dimasalahkan oleh Muhammadiyah justru malah banyak yang diamalkan di dalam NU yang dianggap sebagai sunnah. Karena sifatnya yang dinamis, praktis dan rasionalis, Muhammadiyah banyak diikuti oleh kalangan terdidik dan masyarakat kota.
Di sisi lain NU lahir untuk menghidupkan tradisi bermazhab, mengikuti ulama. Sedikit banyak kelahiran Muhammadiyah memicu lahirnya NU. Pengaruh NU sangat Nampak di pedesaan.

Daftar Pustaka

Martahan, Sitompul Einar. 1989. Nadhllatul Ulama dan Pancasila. Jakarta: Pustaka sinar Harapan.

Ma’arif, a. Syafi’i. 1993. Peta Bumi Intelektualisme Islam di Indonesia. Bandung: Mizan.