tag:blogger.com,1999:blog-74359358464075986342024-03-14T10:21:53.712+07:00NIA'S BLOGiswamine.blogspot.comIswaminehttp://www.blogger.com/profile/06117494525825864434noreply@blogger.comBlogger23125tag:blogger.com,1999:blog-7435935846407598634.post-22337830341864796702010-06-30T18:29:00.000+07:002010-06-30T18:29:50.651+07:00SOSIOMETRI<b>Pengertian Sosiometri</b><br />
Sosiometri adalah alat yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai hubungan-hubungan sosial dan tingkah laku sosial murid (I. Djumhur dan Muh. Surya, 1985 ).<br />
Sosiometri adalah alat untuk meneliti struktur sosial dari suatu kelompok individu<br />
dengan dasar penelaahan terhadap relasi sosial dan status sosial dari masing-masing anggota kelompok yang bersangkutan ( Depdikbud, 1975 ).<br />
Sosiometri adalah alat untuk dapat melihat bagaimana hubungan sosial atau hubungan berteman seseorang ( Bimo Walgito, 1987 ).<br />
<br />
Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang hubungan<br />
sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil sampai sedang ( 10 – 50 orang ),<br />
berdasarkan preferensi pribadi antara anggota-anggota kelompok (WS. Winkel, 1985 ).<br />
Sosiometri adalah suatu alat yang dipergunakan mengukur hubungan sosial siswa<br />
dalam kelompok ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ). <br />
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan pengertian sosiometri adalah<br />
suatu tehnik untuk mengumpulkan data tentang hubungan sosial seorang individu dengan individu lain, struktur hubungan individu dan arah hubungan sosialnya dalam suatu kelompok.<br />
<br />
<b>Macam Sosimetri</b><br />
Tes Sosiometri ada dua macam , yaitu :<br />
1. Tes yang mengharuskan untuk memilih beberapa teman dalam kelompok sebagai<br />
pernyataan kesukaan untuk melakukan kegiatan tertentu ( criterium ) bersama-<br />
sama dengan teman-teman yang dipilih.<br />
2. Tes yang mengharuskan menyatakan kesukaannya atau ketidaksukaannya<br />
terhadap teman-teman dalam kelompok pada umumnya.<br />
Tes sosiometri jenis pertama paling sering digunakan di institusi-institusi pendidikan<br />
dengan tujuan meningkatkan jaringan hubungan sosial dalam kelompok,sedangkan<br />
jenis yang kedua jarang digunakan, dan inipun untuk mengetahui jaringan hubungan<br />
sosial pada umumnya saja.<br />
<br />
<b>Ciri khas penggunaan angket sosiometri atau tes sosiometri , yang terikat pada</b><br />
situasi pergaulan sosial atau kriterium tertentu.<br />
1. Dijelaskan kepada siswa yang tergabung dalam suatu kelompok, misalnya satuan kelas, bahwa akan dibentuk kelompok-kelompok lebih kecil ( 4-6 orang ) dalam rangka mengadakan kegiatan tertentu, seperti belajar kelompok dalam kelas, rekreasi bersama ke pantai, dsb. Kegiatan tertentu itu merupakan situasi pergaulan sosial ( criterion ) yang menjadi dasar bagi pilihan-pilihan.<br />
2. Setiap siswa diminta untuk menulis pada blanko yang disediakan nama beberapa teman di dalam kelompok, dengan siapa dia ingin dan lebih suka melakukan kegiatan itu. Jumlah teman yang boleh dipilih biasanya tiga orang, dalam urutan pilihan pertama, kedua, dan ketiga. Yang terungkap dalam pilihan-pilihan itu bukanlah jaringan hubungan sosial yang sekarang ini sudah ada, melainkan keinginan masing-masing siswa terhadap kegiatan-kegiatan tertentu dalam hal pembentukan kelompok. Pilihan-pilihan itu dapat berubah, bila tes sosiometri diterapkan lagi pada lain kesempatan terhadap kegiatan lain (kriterium berbeda ).<br />
Ada kemungkinan siswa akan memilih teman-teman yang lain untuk belajar bersama di kelas, dibanding dengan pilihan-pilihannya untuk pergi piknik bersama. Pilihan-pilihan siswa tidak menyatakan alasan untuk memilih, kecuali bila hal itu dinyatakan dalam tes. Pilihan-pilihan juga tidak menyatakan tentang sering tidaknya bergaul dengan teman-teman tertentu, atau intim tidaknya pergaulan dengan teman-teman tertentu; bahkan tidak mutlak terungkapkan taraf popularitas siswa tertentu, dalam arti biasanya mempunyai banyak teman, beberapa teman atau sama sekali tidak mempunyai teman.<br />
3. Setiap siswa dalam kelompok menangkap dengan jelas kegiatan apa yang dimaksud, dan mengetahui bahwa kegiatan itu terbuka bagi semua.<br />
4. Pilihan-pilihan dinyatakan secara rahasia dan hasil keseluruhan pemilihan juga dirahasiakan. Hal ini mencegah timbulnya rasa tidak enak pada siswa, yang tidak suka pilihannya diketahui umum atau akan mengetahui bahwa ia tidak dipilih. Ciri kerahasiaan juga memungkinkan bahwa dibentuk kelompok-kelompok kecil yang tidak seluruhnya sesuai dengan pilihan-pilihan siswa.<br />
5. Biasanya siswa diminta untuk menyatakan siapa yang mereka pilih, bukan siapa yang tidak mereka pilih dalam urutan tidak begitu disukai, kurang disukai, tidak disukai, sama sekali tidak disukai. menyatakan pilihan yang negatif mudah dirasakan sebagai beban psikologis.<br />
6. Tenaga kependidikan yang dapat menerapkan tes sosiometri adalah guru bidang studi, wali kelas, dan tenaga ahli bimbingan, tergantung dari kegiatan yang akan dilakukan.<br />
<br />
<b>Kegunaan Sosiometri</b><br />
Sosiometri dapat dipergunakan untuk :<br />
1. Memperbaiki hubungan insani.<br />
2. Menentukan kelompok kerja<br />
3. Meneliti kemampuan memimpin seseorang individu dalam kelompok tertentu<br />
untuk suatu kegiatan tertentu.<br />
4. Mengetahui bagaimana hubungan sosial / berteman seorang individu dengan<br />
individu lainnya.<br />
5. Mencoba mengenali problem penyesuaian diri seorang individu dalam kelompok<br />
sosial tertentu.<br />
6. Menemukan individu mana yang diterima / ditolak dalam kelompok sosial<br />
tertentu.<br />
<br />
<b>Norma-norma Sosiometri</b><br />
Baik tidaknya hubungan sosial individu dengan individu lain dapat dilihat dari beberapa segi yaitu :<br />
1. Frekwensi hubungan, yaitu sering tidaknya individu bergaul. makin sering individu bergaul, pada umumnya individu itu makin baik dalam segi hubungan sosialnya. Bagi individu yang mengisolir diri, di mana ia kurang bergaul, hal ini menunjukkan bahwa di dalam pergaulannya kurang baik.<br />
2. Intensitas hubungan, yaitu intim tidaknya individu bergaul. Makin intim/mendalam seseorang dalam hubungan sosialnya dapat dinyatakan bahwa hubungan sosialnya makin baik. Teman intim merupakan teman akrab yang mempunyai intensitas hubungan yang mendalam.<br />
3. Popularitas hubungan, yaitu banyak sedikitnya teman bergaul. Makin banyak teman di dalam pergaulan pada umumnya dapat dinyatakan makin baik dalam hubungan sosialnya. Faktor popularitas tersebut digunakan sebagai ukuran atau kriteria untuk melihat baik tidaknya seseorang dalam hubungan atau kontak sosialnya.<br />
<br />
<b>Manfaat Sosiometri dalam Bimbingan.</b><br />
Dengan mempelajari data sosiometri seorang konselor dapat :<br />
1. Menemukan murid mana yang ternyata mempunyai masalah penyesuaian diri dalam kelompoknya.<br />
2. Membantu meningkatkan partisipasi sosial diantara murid-murid dengan<br />
penerimaan sosialnya.<br />
3. Membantu meningkatkan pemahaman dan pengertian murid terhadap masalah<br />
pergaulan yang sedang dialami oleh individu tertentu.<br />
4. Merencanakan program yang konstruktif untuk menciptakan iklim sosial yang<br />
lebih baik dan sekaligus membantu mengatasi masalah penyesuaian di kelas<br />
tertentu.<br />
Cara untuk menciptakan suasana / iklim sosial yang baik : Membentuk kelompok belajar / kelompok kerja . Mempersatukan kelompok minoritas dalam klik di dalamsatu kelas. Menciptakan hubungan baik dan harmonis Membangun perasaan berhasil dan berprestasi. Hendaknya ditanamkan rasa bahwa kalau kompak, akan berhasil baik.<br />
<b><br />
Tahap-tahap Pelaksanaan Sosiometri</b><br />
1. Tahap Persiapan. Menentukan kelompok siswa yang akan diselidiki. Memberikan informasi atau keterangan tentang tujuan penyelenggaraan sosiometri. Mempersiapkan angket sosiometri.<br />
2. Tahap Pelaksanaan. Membagikan dan mengisi angket sosiometri. Mengumpulkan kembali dan memeriksa apakah angket sudah diisi dengan benar<br />
3. Tahap Pengolahan. Memeriksa hasil angket Mengolah data sosiometri dengan cara menganalisa indeks, menyusun table tabulasi, membuat sosigram.Iswaminehttp://www.blogger.com/profile/06117494525825864434noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7435935846407598634.post-5272951782545619402010-06-30T18:26:00.000+07:002010-06-30T18:26:35.391+07:00OBSERVASIObservasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu obyek dengan sistematika fenomena yang diselidiki. Dalam observasi melibatkan 2 komponen yaitu si pelaku observasi yang lebih dikenal sebagai obsever dan obyek yang diobservasi yang dikenal sebagai observee. <br />
Dalam kegiatan penelitian dengan teknik observasi sebagai alat pengumpul data terdapat dua faktor yang harus diperhatikan.<br />
Pertama : pengamatan observer adalah benar, hal ini dapat dilakukan apabila observer menguasai bidang ilmunya.<br />
Kedua : ingatan observer dapat dipertanggungjawabkan, hal ini dapat ditingkatkan apabila observer selalu segera mencatat apa yang telah berhasil diamati dan dibantu dengan peralatan elektronik.<br />
Di dalam pengumpulan data dengan teknik observasi beberapa hal perlu dicermati dan dipertimbangkan. Hal-hal tersebut antara lain:<br />
<br />
<b>Alat Penelitian Ilmiah</b><br />
Observasi akan menjadi alat penelitian ilmiah apabila:<br />
a.Mengabdi pada tujuan penelitian ilmiah yang telah dirumuskan. Rumusan penelitian sangat diperlukan dalam usaha mengarahkan jenis data apa saja yang harus diamati dan dicatat.<br />
b.Direncanakan secara sistematis, termasuk didalamnya tahapan apa saja yang harus dilakukan, bilamana dan dimana serta kepada apa/siapa observasi dilakukan.<br />
c.Dicatat dan dihubungkan secara sistematis dengan proporsi yang lebih umum, tidak hanya dilakukan untuk memiliki rasa ingin tahu semata. Apabila dimungkinkan hubungkan dengan apa yang terjadi sebelumnya dan dugaan apa yang akan terjadi di masa mendatang.<br />
d.Dapat diuji dan dikontrol validitas, reliabilitas dan ketelitiannya. Untuk itu pencatatan dan perekaman data harus dilakukan dengan segera.<br />
<br />
<b>Ciri Observasi dalam Metodologi Riset</b><br />
a.Mempunyai arah yang khusus<br />
b.Dilakukan dengan suatu sistematika, bukan sesuka hati<br />
c.Bersifat kuantitatif, mencatat jumlah peristiwa tentang tipe tertentu<br />
d.Melakukan pencatatan dengan segera, bukan mengandalkan menyandarkan diri pada ingatan<br />
e.Menuntut suatu keahlian, artinya dilakukan oleh seseorang yang memang sudah terlatih untuk melakukan itu<br />
f.Hasi observasi dapat dicheck dan dibuktikan<br />
<b><br />
Petunjuk untuk Mengadaka Observasi</b><br />
a.Kuasai pengetahuan apa yang akan diobservasi<br />
b.Selidiki tujuan umum dan tujuan khusus untuk menentukan apa yang harus diobservasi<br />
c.Buat suatu cara untuk mencatat hasil observasi (dalam bentuk check list, daftar ataupun bentuk yang lain)<br />
d.Adakan dan batasi dengan tegas, macam yingkat kategori yang akan digunakan (misalnya dengan skor)<br />
e.Lakukan observasi secermatnya dan bersifat kritis<br />
f.Lakukan pencatatan setiap gejala secara terpisah<br />
g.Apabila mempergunakan alat pencatat atau perekam yang lain periksa, cermati dan kuasai bagaimana pengoperasiannya sebelum melakukan observasi<br />
<br />
<b>Beberapa Jenis Teknik Observasi</b><br />
Didalam pemilihan jenis mana yang paling tepat harus mempertimbangkan keadaan dan masalah yang terlibat didalamnya. Jenis tersebut adalah:<br />
a.Observasi partisipan<br />
Dalam hal ini observer terlibat langsung dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang diamati. Pelaku peneliti seolah-olah merupakan bagian dari mereka. Selama peneliti terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subyek, ia harus tetap waspada untuk tetap mengamati kemunculan tingkah laku tertentu.<br />
Contoh: Penelitian tentang Kuliah Kerja Nyata (KKN), tanggapan msyarakat dan pendapat mahasiswa.<br />
b.Observasi nonpartisipan<br />
Dalam hal ini peneliti berada diluar subyek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Dengan demikian peneliti akan lebih leluasa mengamati kemuncuan tingkah laku yang terjadi<br />
Contoh: Penelitian tentang evakuasi korban tanah longsor di Samigaluh, Yogyakarta.<br />
c.Observasi sistematik (Observasi berkerangka)<br />
Peneliti telah membuat kerangka yang memuat factor-faktor yang telah diatur terlebih dahulu.<br />
Kendala yang dihadapi adalah:<br />
1.Ruang lingkup yang lebih sempit, kesempatan/waktu sangat pendek<br />
2.Memerlukan observer banyak, dengan tugas khusus<br />
3.Mempergunakan alat pencatat mekanik (tustel, tape recorder, video kamera).<br />
d.Apabila situasi dan kondisi observe dikendalikan<br />
Didalam pelaksanaannya beberapa hal berikut perlu dipertimbangkan:<br />
1.Observer dihadapkan pada situasi perangsang yang dibuat seragan untuk semua observe<br />
2.Situasi tersebut dibuat sedemikian rupa untuk memungkinkan timbulnya variasi tingkah laku yang akan diamati oleh observer<br />
3.Situasi dibuat sedemikian rupa sehingga observe tidak tidak mengetahui maksud yang sebenarbya dari observasi<br />
4.Observer atau alat pencatat membuat catatan dengan teliti mengenai cara observe mengadakan aksi-reaksi, bukan hanya jumlah aksi-reaksi semata-mata.<br />
Catatan:<br />
Penggunaan alat perekam/mechanical devices akan menimbulkan kemudahan/keuntungan dalam kegiatan observasi.<br />
a.Alat dapat diputar kembali<br />
b.Alat dapat diputar lambat untuk pengamatan cermat<br />
c.Meningkatkan ketelitian pengamatan dan kecermatan<br />
<br />
Sebelum mempergunakan alat mechanical devices<br />
a.Baca manual/buku petunjuknya<br />
b.Periksa kelengkapan alat<br />
Beberapa jenis mechanical devices <br />
a.Tustel<br />
b.Video Camera<br />
c.Tape Recorder<br />
<br />
<b>Jenis Observasi Berdasarkan atas Cara Pengamatan</b><br />
Dalam hal ini pelaksanaannya sangat tergantung pada keadaan khususnya apakah merupakan metode observasi partisipan atau nonpartisipan.<br />
Berdasarkan atas cara pengamatan, observasi dibedakan menjadi:<br />
a.Observasi terstruktur<br />
Penelitian diarahkan pada pemustan perhatian pada tingkah laku tertentu sehingga dapat disusun pedoman tentang tingkah laku apa saja yang harus diamati. Diluar pedoman tersebut, kejadian lain tidak peru diperhatikan.<br />
Contoh:<br />
Penelitian tentang pengembalian Orang hutan pada habitatnya.<br />
b.Observasi tak terstruktur<br />
Dalam hal ini peneliti tidak mempersiapkan catatan tentang tingkah laku tertentu apa saja yang harus diamati. Peneliti mengamati arus peristiwa dan mencatatnya atau meringkasnya untuk kemudian dianalisis.<br />
Contoh:<br />
Penelitian tentang Evakuasi Korban Tsunami di Rajegwesi, Jawa Timur.<br />
<br />
<b>Beberapa Sarana Observasi</b><br />
Berikut adalah beberapa sarana observasi yang telah lazim dipergunakan:<br />
a.Anecdotal Record (Daftar Riwayat Kelakuan)<br />
1.Merupakan catatan yang dibuat oleh peneliti untuk melakukan hal-hal yang luar biasa (typical behavior)<br />
2.Peneliti mempunyai kebebasan untuk membuat catatan yang dianggap penting<br />
3.Kadang-kadang catatan tidak dibuat oleh peneliti tetapi dilakukan oleh orang lain, misal: Kepala Rumah Penjara<br />
4.Catatan harus dibuat secepatnya setelah terjadi peristiwa istimewa, yang dicatat secara teliti apa dan bagaimana kejadiannya, bukan bagaimana menurut pendapatnya.<br />
5.Memakam waktu yang panjang<br />
6.Sesuai untuk penelitian social.<br />
b.Catatan Berkala<br />
1.Peneliti tidak menstat macam kejadian khusus sebagaimana pada Anecdotal Record melainkam mencatat pada waktu tertentu semua kejadian yang berlangsung<br />
2.Catatan yang diperoleh mungkin tidak seragam.<br />
c.Check List<br />
Suatu daftar yang berisi nama subyek dan factor yang hendak diteliti.<br />
Dengan daftar tersebut dimaksudkan:<br />
1.Untuk mensistematisir catatan observasi<br />
2.Lebih dapat dijamin ketelitian dalam pencatatan<br />
3.Harus dipersiapan dengan sempurna<br />
4.Mudah pengoperasiammya (misalmya: ada / tidak)<br />
d.Rating Scale<br />
1.Semacam check list tetapi diberikan tingkatannya<br />
2.Obsercer cukup member catatan tanda tertentu, pengoperasiannya sederhana<br />
3.Diskripsi panjang lebar tak diperlukan.<br />
Contoh:<br />
Penggunaan waktu ketika mulai pekerjaan<br />
Segera memulai tidak mau kehilangan waktu<br />
Tidak segera memulai pekerjaan<br />
Selalu menyia0nyiakan waktu<br />
<br />
<b>Kesesatan yang Sering Terjadi pada Observasi</b><br />
Observasi merupakan pekerjaan yang berulang kali, melihat dan mencatat kejadian yang sama. Rutinitas pada umumnya membuat/menimbulkan kebosanan dan akhirnya mengakibatkan suatu kesesatan dalam observasi. Kesesatan yang sering terjadi dan tidak segera disadari adalah:<br />
<br />
<br />
a.Halo Effect<br />
Kesesatan yang dapat terjadi jika observer dalam pencatatannya terpikat oleh kesan-kesan umum yang baik pada observe, sehingga ia tidak melihat pada apa yang seharusnya diamati.<br />
Contoh: Penilaian pegawai tepengaruh oleh kesopanan pada saat menemui, padahal yang dinilai oleh observer pada observe adalah kerajinan.<br />
b.Generoustity Effect<br />
1.Kesesatan terjadikarena keinginan berbuat baik<br />
2.Dalam keadaan ragu-ragu observer mempunyai kecenderungan untuk menilai / mengevaluasi yang menguntungkan subyek<br />
Contoh: Seorang mahasiswa yang seharusnya sudah Drop Out (DO) karena kasihan maka masih diberi perpanjangan.<br />
c.Carry Over Effect<br />
Kesesatan dapat terjadi bila peneliti tidak dapat memisahkan satu gejala dari yang lain, dan jika gejala yang satu kelihatannya timbul baik, gejala lainnya juga dicatat / dicermati dalam keadaan baik, sungguhpun kenyataannya tidak begitu.<br />
Contoh: Karena observer selalu berpakaian sopan dan sederhana dan obsercee pada saat itu juga berpakaian sopan dan sederhana maka memberikan penilaian yang lebih baik.<br />
<br />
<b>Tingkat Kecermatan Observasi</b><br />
Beberapa factor akan ikut berpengaruh pada tingkat kecermatan observasi antara lain:<br />
a.Prasangka dan rasa ingin tahi yang dimiliki oleh observer<br />
b.Terbatasnya pengalaman dan ingatan observer<br />
c.Terbatasnya wilayah pandang observer<br />
d.Keadaan fisik, mental dan indera peneliti pada saat itu<br />
e.Ketangkasan dalam menggunakan alat pencatat<br />
f.Ketepatan alat yang dugunakan pada saat observasi<br />
g.Tingkat ketelitian observasi<br />
h.Pengamatan observer tentang gejala yang diobservasinya.<br />
<br />
<b>Limitasi dan Kebaikan Observasi</b><br />
Harus disadari bahwa tidak ada teknik pengumpulan data yang sempurna jauh dari kekurangan. Demikian pada teknik Observasi memiliki Kelemahan / Limitasi dan Kebaikan:<br />
a.Kelemahan<br />
1.Observasi lngsung tidak sesuai untuk penelitian kehidupan pribadi seseorang yang sangat rahasia<br />
2.Mengetahui jika diselidiki, observe mungkin juga untuk suatu maksud tertentu dengan sengaja menimbulkan kesan yang menyenangkan atau sebaliknya<br />
3.Timbulnya suatu kejadian tidak selalu bersamaan waktu pada saat timbulnya observer berada di tempat<br />
4.Tugas observasi dapat terganngu pada waktu ada peristiwa yang tidak terduga, misalnya cuaca<br />
5.Terbatasi oleh lama waktu kejadian. Peristiwa dapat berlangsung bertahun-tahun atau sangat pendek, secara secara setempat atau serempak di beberapa tempat. Ini menjadi kesulitan bagi observer untuk mengumpulkan bahan yang diperlukan.<br />
b.Kebaikan<br />
1.Merupakan alat yang langsung untuk menyelidiki bermacam gejala, banyak aspek tingkah laku manusia yang hanya dapat diselidiki melalui observasi langsung<br />
2.Untuk observer, teknik observasi ini lebih sedikit tuntutannya. Bagi orang yang sibuk mungkin tidak keberatan untuk diamati, tetapi mungkin keberatan untuk mengisi jawaban / kuesioner<br />
3.Memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya sesuatu gejala.Iswaminehttp://www.blogger.com/profile/06117494525825864434noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7435935846407598634.post-86200634390656886572010-06-30T18:19:00.000+07:002010-06-30T18:19:22.041+07:00PEMETAAN TEMA<b>PENDAHULUAN</b><br />
Pada bab ini akan dibahas tentang Pemetaan Tema dalam Pembelajaran Tematik yang memperhatikan antara Keterhubungan KD dan Indikator ke dalam Tema, meliputi:<br />
<br />
<b>Pengertian </b><br />
Pemetaan adalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi kompetensi dasar dan indicator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Pembelajran Tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan materi pengjaran dan pengalaman belajar melalui ketrpaduan tema. Tema menjadi pengikat keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Pada pembelajaran ini guru menyajikan pembelajaran dengan tema dan sub tema yang disepakati dan dihubungkan dengan antar mata pelajaran sehinggga siswa-siswi memperoleh pandangan dan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari mata pelajran yang berbeda-beda(Sukayati,1998).<br />
<br />
<b>Tujuan</b><br />
1. Mengetahui Pemetaan Keterhubungan Kompetensi Dasar dan Indikator ke dalam Tema. <br />
2. Untukmemperolehgambaransecaramenyeluruhdanutuh, semuastandarkompetensi, kompetensidasardanindikatordariberbagaimatapelajaranuntukdipadukankedalamtemayang dipilih.<br />
<br />
<b>Latar Belakang</b><br />
Dalam penulisan Chapter Report ini mempunyai latar belakang pembukaan pemahaman Mahasiswa tentang Pemetaan Tema dalam Pembelajaran Tematik. Namun dalam laporan ini lebih menekankan keterhubungan antara Pemetaan dengan Kompetensi Dasar dan Indikator ke dalam Tema.<br />
Sebelum membahas tentang keterhubungan antara pemetaan dengan Kompetensi Dasar dan indicator dalam tema kita harus memahami tentang konsep dasar tentang pemetaan tema di paket yang senelumnya. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mempermudah kerja kita dalam mengerjakan dengan bahasan ini yang sudah tersebut di atas. Pada paket ini Mahasiswa di jelaskan terlebih dahulu tentang cara-cara menjabarkan KD ke dalam indicator yang selanjutnya diminta untuk menjabarkan KD ke dalam indicator secara kelompok.<br />
Semoga setelah pembahasan yang kami susun ini usai dibuat mampu memberikan pengetahuan tentang keterhubungan antara pemetaan dengan KD dan Indikator.<br />
<br />
<b>Ruang Lingkup </b> <br />
Ruang lingkup materi kami ini meliputi:<br />
1.Kajian pustaka<br />
2.Referensi dari file PDF Dosen Pemateri<br />
3.Pengamatan terhadap hal-hal yang berkaitan langsung dengan pokok bahasan kami.<br />
4.Pemikiran terhadap pentingnya diadakannya pembahasan materi ini.<br />
<br />
<b>PEMBAHASAN</b><br />
<b>Prosedur Pemetaan Tema</b><br />
Pemetaan tema dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua SK, KD, Indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Hal ini dapat dilakukan dengan :<br />
<br />
1.Penjabar SK dan KD ke dalam indicator melakukan kegiatan penjabaran SK dan KD dari setiap mata pelajaran ke dalam indicator. Dalam mengembangakan indicator perlu memperhatikan hal-hal sbb:<br />
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik<br />
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran <br />
Dirumuskan dalam kata operasional yang terukur dan atau dapat diamati.<br />
<br />
2.Menentukan Tema <br />
Dalam menentukan tema dapat dilakukan denga dua cara. Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai. Cara kedua, menentukan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menetukan tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.<br />
<br />
3.Identifikasi dan analisis SK, KD, danIndikator.<br />
Identifikasi dan analisis untuk setiap SK, KD, dan Indikator disesuaikan dengan setiap tema sehingga semua SK, KD, dan Indikator terbagi habis. <br />
<br />
<b>Kegiatan Pemetaan Keterhubungan KD dan Indikator ke dalam Tema</b><br />
Pemetaan KD dan Indikator ke dalam tema dimulai dengan kegiatan sbb:<br />
1.Memetakan semua mata pelajaran yang dikerjakan di kelas 1-3. Karena pembelajaran tematik adalah ketrpaduan anatara berbagai macam mata pelajaran yang digabungkan menjadi satu kesatuan. Sehinggga dalam satu waktu pelajar dalam hala ini adalah pelajar kelas bawah mampu mendapatkan ilmu yang beragam dan mempunyai pemahaman yang lebih luas. Karena suatu paket pelajaran dihubungkan dengan berbagai macam ilmu pengetahuan. <br />
<br />
2.Mengidentifikasi setiap Standar Kompetensi dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3. Hal ini perlu dilakukan agar tidak salah dalam penyampaian materi pelajaran, baik salah dalam bentuk porsi materi atau tingkat kesulitan materi(bobot materi). Jadi sebagai seorang guru harus pandai dalam mengidentifikasi SK tersebut.<br />
<br />
3.Mengidentifikasi Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3. Dalam hal ini sama dengan penjelasan di atas yaitu pada intinya sebagai seorang guru harus mampu mengidentifikasi Kompetensi Dasar.<br />
<br />
4.Menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam Indikator. Penjabaran Kompetensi Dasar ke dalam Indikator, menurut Najib Sulhan (2006) dapat menggunakan contoh sbb:<br />
Dalam contoh ini mengambil penjabaran dalam pelajaran Matematika. Standar Kompetensinya adalah Melakukan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan sampai 20. Kompetensi Dasarnya Membilang Banyak Benda. Indikatornya a) Membilang atau menghitung secara urut b) Menyebutkan banyak benda c) Membandingkan dua kumpulan benda melalui istilah lebih banyak, lebih sedikit, atau sesama banyak d) Membaca dan menulis lambang bilangan e) Menyatrakan masalah sehari-hari yang terkait penjumlahan dan pengurangan sampai 20.<br />
<br />
5.Mengidentifikasi tema-tema berdasarkan keterpaduan SK, KD, dan Indikator dari semua mata pelajaran yang diajarakan di kelas 1-3. Melakukan Identifikasi dan analisis untuk setiap SK, KD, dan Indikator harus cocok untuk setiap tema sehingga semua SK, KD, dan Indikator terbagi habis. Artinya untuk SK, KD, dan Indikator yang tidak dapat dipadukan dengan mata pelajaran lain disajiakan secara tersendiri. <br />
<br />
<b>Kegiatan Pemetaan Keterhubungan Tema ke dalam Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator</b><br />
Pemetaan keterhubungan tema dengan SK, KD, dan Indikator dilakuakan dengan kegiatan sbb:<br />
1.Mengidentifikasi tema-tema yang digunakan sebagai pengikat ketrpaduan berbagai mata pelajaran.<br />
2.Memetakan semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3. Karena pembelajaran tematik adalah keterpaduan berbagai mata pelajaran yang diikat dengan tema, dalam pemetaan tema harus dimulai dengan pemetaan mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3.<br />
3.Mengidentifikasi SK dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3.<br />
4.Mengidentifikasikan KD setiap mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3.<br />
5.Menjabarkan KD ke dalam indicator.<br />
6.Menganalisis keterhubungan tema-tema dengan SK, KD, dan Indikator dari semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3.<br />
<br />
<b>KESIMPULAN</b><br />
Pemetaan tema dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indicator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan:<br />
1.Penjabaran SK dan KD ke dalam indicator.<br />
2.Menentukan tema.<br />
3.Identifikasi dan analisis SK, dan KD.<br />
4.Menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indicator.<br />
5.Mengidentifikasi tema-tema berdasarkan keterpaduan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indicator dari semua mata pelajaran.Iswaminehttp://www.blogger.com/profile/06117494525825864434noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7435935846407598634.post-30478346946955286652010-06-30T18:08:00.000+07:002010-06-30T18:08:03.438+07:00PENGEMBANGAN MEDIA PENDIDIKAN BERBASIS TEKNOLOGIOleh Sholeh Fasthea<br />
<br />
Perkembangan Terknologi Informasi telah membawa angin segar kedalam semua bidang kehidupan. Dunia olahraga, dunia bisnis, dunia pertanian dan berbagai bidang lain termasuk pendidikan, telah mampu merasakan dampak positif perkembangan teknologi tersebut. Berbagai lini kehidupan disentuh dan dijangkau para kreator teknologi agar aktivitas-aktivitasnya dapat dibantu dengan teknologi yang diciptakan. Masyarakatpun menjadi terbiasa atau membiasakan diri menyelesaikan aktivitas kesehariannya dengan menggunakan bantuan teknologi. Teknologi dapat membuat pekerjaan yang semula lama menjadi cepat, pekerjaan yang semula berat menjadi ringan dan pekerjaan yang semula sulit menjadi mudah. Namun demikian teknologi sebagai alat bantu memerlukan manusia sebagai pengguna “user” untuk menyesuaikan diri dan memahami kegunaannya, agar teknologi dapat dimanfaatkan sesuai prosedur yang berlaku dan benar-benar dapat membantu menyelesaikan pekerjaan.<br />
<br />
Kesadaran orang untuk memanfaatkan teknologi sebagai media dan alat bantu telah berkembang seiring kebutuhan hidup yang makin hari makin kompleks, termasuk kebutuhan di dunia pendidikan. Dunia pendidikan sebagai tolok ukur kemajuan bangsa memerlukan perhatian komprehensif tentang bagaimana mengembangkan teknologi berbasis pendidikan atau pendidikan berbasis teknologi. Institusi pendidikan sebagai satu kesatuan lembaga yang berada di tengah-tengah masyarakat sudah selayaknya memberikan ruang yang cukup luas untuk pengembangan teknologi, yang diharapkan dapat membantu lancarnya sebuah proses pembelajaran yang dilakukan di kelas. <br />
<br />
Membicarakan teknologi berbasis pendidikan adalah sebuah upaya untuk mengggagas bagaimana menciptakan kreasi teknologi yang berbasiskan nilai-nilai pendidikan. Sedangkan membicarakan pendidikan berbasis teknologi adalah membicarakan bagaimana pemanfaatan atas teknologi yang diciptakan untuk dunia pendidikan. Tema pembahasan ini terlalu luas dan mungkin memakan waktu yang cukup lama, oleh karena itu dalam tulisan ini yang akan saya bahas adalah teknologi dalam fungsinya sebagai media pembelajaran. <br />
<br />
Kesadaran sivitas akademika terhadap pentingnya teknologi sebagai alat bantu pembelajaran sudah menunjukkan perkembangan yang signifikan. Hal tersebut bisa dilihat dari maraknya seminar-seminar atau pelatihan media pembelajaran untuk guru dan dosen di berbagai daerah. Guru dan dosen sebagai barisan garda depan perjalanan proses belajar mengajar dituntut untuk kreatif dan dinamis dalam menyampaikan materi pembelajaran. Metode dan strategi mengajar pun di tuntut lebih variatif. Guru dan dosen tidak lagi dimaknai sebagai orang yang hanya datang ke depan kelas kemudian menceramahi siswa-siwanya dengan seabrek materi. Namun guru dan dosen telah ditempatkan sebagai orang berilmu yang kreatif dan inovatif sehingga dalam setiap pembelajaran yang dilakukan, kelas tidak hanya menjadi pendengar yang baik, namun juga dilibatkan seluruhnya dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Oleh karena itulah guru dan dosen perlu mengmbangkan metode dan strategi yang inovatif dan kreatif pula agar dapat menyampaikan materi pembelajaran yang betul mengena dan dapat menjangkau segala ranah dan aspek peserta didik. Disinilah penggunaan media pembelajaran mutlak diperlukan. Dengan semakin banyaknya media pembelajaran yang dikuasai oleh seorang pendidik, semakin banyak pula metode dan strategi yang dapat dikembangkan. Dengan demikian proses belajar mengajar lebih enjoy dan membuat materi pembelajaran mudah diterima oleh peserta didik. Karena sejatinya guru bukan satu-satunya sumber belajar, internalisasi nilai-nilai yang diperoleh siswa tidak selalu berasal dari guru namun juga bisa dari pengalaman belajar yang lainnya. Oleh karena itu guru bisa berimprovisasi untuk menyajikan sumber belajar lain yang kiranya dapat disajikan menggunakan media pembelajaran.<br />
<br />
Klasifikasi sumber pembelajaran dapat kita lihat dari pembagian AECT (Associationfor Educational Communication and Technology) yang membedakan sumber belajar menjadi enam jenis, yaitu:<br />
1.Pesan; didalamnya mencakup kurikulum (GBPP) dan mata pelajaran.<br />
2.Orang; didalamnya mencakup guru, orang tua, tenaga ahli, dan sebagainya.<br />
3.Bahan; merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran, seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film, OHT (over head transparency), program slide, alat peraga dan sebagainya (biasa disebut software).<br />
4.Alat; merupakan sarana (piranti, hardware) untuk menyajikan bahan. Di dalamnya mencakup proyektor, OHP, slide, film, tape recorder, dan sebagainya.<br />
5.Teknik; yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan dalam memberikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup ceramah, permainan/simulasi, tanya jawab, sosiodrama (roleplay), dan sebagainya.<br />
6.Latar (setting) atau lingkungan; termasuk didalamnya adalah pengaturan ruang, pencahayaan, dan sebagainya.<br />
<br />
<b>Pemanfaatan Media Pendidikan</b><br />
Media pendidikan dapat diartikan sebagai media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran. Media diperlukan dalam proses pembelajaran, karena proses belajar mengajar hakekatnya adalah proses komunikasi dua arah antara pendidik dengan peserta didik. Dalam proses komunikasi antara pendidik dengan peseta didik terdapat pesan komuniakasi yang berupa isi/ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata& tulisan) maupun non-verbal. Penerima pesan dalam hal ini peserta didik memerlukan upaya penafsiran (decoding) dari pesan yang disampaikan (encoding). Proses penafsiran inilah yang kadang berhasil kadang juga gagal, maka dapat pula dinyatakan bahwa guru berhasil menyampaikan materi atu gagal menyampaikan materi pembelajarannya. Dalam mengantisipasi kegagalan atau keberhasilan proses belajar mengajar seperti itulah media dapat digunakan dan difungsikan secara optimal agar aspek kegagalan dapat diminimalisir sampai titik prosentase terkecil. Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam Edgar Dale yang menjelaskan tentang kegunaan media pendidikan dalam proses belajar mengajar:<br />
Secara umum media mempunyai kegunaan:<br />
1.Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.<br />
2.Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.<br />
3.Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.<br />
4.Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.<br />
5.Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.<br />
Meskipun terdapat begitu banyak media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, seorang guru harus mampu memahami dan menganalisis karakteristik dan kemampuan masing-masing media agar dapat dipilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan materi pembelajaran. Misalnya seorang guru akan menerangkan tentang proses awal mula kejadian manusia, dari bertemunya sperma dan ovum sampai proses pembelahan sel yang kemudian menjadi makhluk hidup, media yang dapat digunakan tentu media yang sifatnya audio visual seperti film, sehingga materi yang disampaikan betul-betul menjadi pengalaman belajar karena seluruh indra siswa aktif mengikuti proses belajar. <br />
Pemilihan media yang tapat guna adalah sebuah keharusan, seorang guru tidak bias memaksakan menggunakan media tertentu yang tidak mempunyai signifikansi dengan materi yang akan disampaikan.<br />
<b><br />
Media Pendidikan Berbasiskan Komputer</b><br />
Teknologi komputer mengalami kemajuan pesat dan luar biasa, baik dari segi hardware maupu softwarenya. Seiring berkembanganya program-program serta aplikasi yang dapat dipasang, komputer memberikan kelebihan dalam berbagai bidang kegiatan pembelajaran seperti untuk produksi media slide, media gerak dan media audio visual. Kiranya dalam era sekarang ini seorang pendidik haruslah mampu menguasai teknologi komputer, meski masih dalam taraf sederhana. Teknologi komputer sangat membantu dalam menciptakan berbagai kreatifitas produksi media pembelajaran, baik berupa gerak, audio maupun visual. Berbagai macam software yang dapat digunakan antara lain Power Point, Macromedia Flash, Movie dan lain-lain. Aplikasi-aplikasi tersebut dapat digunakan dalam berbagai materi pembelajaran baik eksak, sosial maupun materi agama selama seorang pendidik bisa menyusunnya sesuai kebutuhan dan target-target materi dan pembelajaran yang hendak dicapai, dan tentu tetap didasarkan pada pencapaian tiga ranah peserta didik berikut ini.<br />
<br />
<b>Ranah Kognitif</b><br />
Dalam pencapaian ranah kognitif komputer dapat digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep, prinsip, langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat menjelaskan konsep tersebut dengan sederhana dengan penggabungan visual dan audio yang dianimasikan. <br />
<br />
<b>Ranah Afektif</b><br />
Bila program didesain secara tepat dengan memberikan potongan clip suara atau video yang isinya menggugah perasaan, pembelajaran sikap/afektif pun dapat dilakukan mengunakan media komputer.<br />
Ranah Psikomotorik<br />
Ranah psikomotorik dapat dicapai dengan komputer dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games & simulasi sangat bagus digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja. Beberapa contoh program antara lain; simulasi pendaratan pesawat, simulasi perang dalam medan yang paling berat dan sebagainya.Iswaminehttp://www.blogger.com/profile/06117494525825864434noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7435935846407598634.post-52985801523162062302010-06-30T18:03:00.000+07:002010-06-30T18:03:50.357+07:00KARYA ILMIAH<b>Pengertian</b><br />
Karya Ilmiah adalah suatu karya tulis yang disusun secara obyektif, logis, sistematif, dan menggunakan metode-metode tertentu.<br />
<br />
<b>A.Materi Penulisan</b><br />
Materi penulisan karya tulis dapat berasal dari hasil telaah pustaka, antara lain dapat berupa hardcopy seperti buku, jurnal, majalah, prosiding dll. Dapat pula softcopy atau hasil komunikasi pribadi dengan para ahli, focus group discussion (FGD) atau bentuk-bentuk lain.<br />
Materi tulisan karya ilmiah dapat pula berasal dari sumber primer, skunder, dan tersier. Untuk itu penulisan karya ilmiah dianjurkan mengacu pada sumber primer seperti jurnal ilmiah.<br />
Keuntungan Sumber Primer:<br />
1)Merupakan sumber bacaan yang mutakhir.<br />
2)Anda dapat menarik intisari lebih akurat.<br />
<br />
<b>B.Metode Penulisan Karya Ilmiah</b><br />
1)Inventarisasi ide atau gagasan.<br />
2)Memilih ide atau gagasan.<br />
3)Ubah ide menjadi topik dan judul tulisan.<br />
4)Buat rancangan tulisan.<br />
5)Himpun sumber bacaan yang sesuai.<br />
6)Buat intisari-intisari sumber bacaan baik fakta, data, dan informasi.<br />
7)Susun intisari-intisari kedalam sub judul sesuai dengan kerangka tulisan.<br />
8)Pengolahan fakta, data, dan informasi.<br />
9)Metode analisis dan sintesis.<br />
10)Hasil analisis dan sintesis tersebut disimpulkan dapat berupa fakta, data atau informasi, konsep, temuan, ide, gagasan, hipotesis dll.<br />
<br />
<b>C.Sitematika Penulisan</b><br />
1)Halaman judul.<br />
2)Kata pengantar.<br />
3)Ringkasan.<br />
4)Pendahuluan.<br />
5)Tinjauan pustaka.<br />
6)Metode penulisan.<br />
7)Analisis dan sintesis.<br />
8)Penutup.<br />
9)Daftar pustaka.<br />
<br />
<b>D.Penutup</b><br />
Terdapat perbedaan antara metode penulisan hasil penelitian dengan metode hasil telaah pustaka. Meskipun demikian, satu hal yang sama adalah keduanya menggambarkan langkah-langkah atau tahapan penulisan.Iswaminehttp://www.blogger.com/profile/06117494525825864434noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7435935846407598634.post-65337482055530360222010-06-30T18:01:00.002+07:002010-06-30T18:01:40.716+07:00FITROH YASINGrandsyekh Abdullah Faiz ad-Daghestani QS berkata, “Jika seseorang duduk dan mengambil wudu, lalu salat Asar dan duduk membaca Surat Yasin satu jam sebelum Magrib, Allah akan meluaskan, yuwasi `alayhi asbaab ad-dunya - Allah SWT akan meningkatkan kesejahteraannya di dunia. Allah SWT akan mengirimkan suatu rahmat yang istimewa melalui sejenis malaikat yang juga istimewa dan rahmat itu akan datang kepada kita tanpa perlu melakukan sesuatu, kecuali duduk dan membaca Surat Yasin.” <br />
<br />
Grandsyekh melanjutkan, “Sejak usia delapan tahun, aku tidak pernah berhenti membaca Surat Yasin pada waktu Subuh dan Magrib. Bahkan jika aku mempunyai banyak pekerjaan yang harus dilakukan, aku akan menghentikan pekerjaanku untuk membacanya. Surat Yasin akan memperpanjang umur seseorang dan tidak akan mempendek umurnya.” <br />
<br />
“Jika seseorang membaca Surat Yasin, seolah-olah ia menghabiskan waktunya dalam beribadah, tanpa henti, tidak ada yang tertinggal dalam 24 jam itu, ia dalam keadaan beribadah sepenuhnya, siapapun yang membacanya pada waktu Subuh dan Magrib, yang merupakan awal bagi siang hari dan awal bagi malam, ia akan dibangkitkan dengan ibadah itu, seolah-olah ia telah beribadah sepanjang hidupnya.”<br />
<br />
Grandsyekh mengatakan, “Sejak usia muda, aku tidak pernah meninggalkannya, karena Yasin adalah jantungnya Alquran.” Bila kalian telah mendapatkan jantungnya, maka kalian memiliki segalanya. Bila kalian kehilangan jantung itu, maka kalian kehilangan segalanya. <br />
<br />
Allah SWT berfirman, Yasin. [Shall-allahu…] Wal-Qur'anil-hakiim. Yasin, demi Alquran yang penuh hikmah. [36:1-2]<br />
<br />
Allah SWT bersumpah dengan Yasin, Nabi SAW dan kemudian bersumpah dengan Alquran suci. Kemudian Dia berfirman, Innaka la-minal-murasaliin - Ya Muhammad SAW sesungguhnya engkau adalah Utusan Allah SWT. `Ala shiraathim mustaqiim. Di jalur yang benar, jalan yang lurus. [36:3-4]<br />
<br />
Itulah sebabnya ketika kalian membaca Surat Yasin, kalian berada di jalur yang benar. Walaupun kalian memutusnya dalam sehari, namun kalian tetap berada di jalur yang benar. Ketika kalian melakukan sesuatu yang tidak berada di jalur yang benar, malaikat di sisi kiri tidak akan mencatatnya, “Karena ia membaca Yasin, jangan tulis apapun.” Ketika kalian membacanya di sore hari, itu sama halnya. Bagaimana setan bisa datang dan menggoda kalian ketika kalian membaca Yasin, karena itu adalah jantungnya Alquran, itu adalah Nabi SAW. <br />
<br />
Ia berkata, “Jika sekelompok orang bertemu bersama sebelum Magrib dan duduk di dalam suatu lingkaran dan membaca Surat Yasin, Allah SWT akan melindungi mereka di dunia dan akhirat dan Allah SWT akan membimbing mereka hingga mereka meninggalkan dunia ini dan kemudian membawa mereka ke hadirat Nabi SAW, bagi mereka yang membaca Surat Yasin di waktu Subuh dan Magrib.”<br />
Ia berkata, “Seorang manusia, jika ia bangun setengah jam atau satu jam atau sepuluh menit atau bahkan lima menit sebelum Subuh, lalu mengambil wudu dan salat dua rakaat maka Allah SWT akan memberinya ganjaran lebih dari yang Dia berikan kepadanya untuk seluruh salat yang dilakukan pada siang harinya.”<br />
<br />
“Mengapa? Karena ia bangun sementara orang-orang niaam, tidur. Ia salat untuk Tuhannya dan tak seorang pun yang melihatnya. Tak seorang pun yang melihat kalian. Allah SWT suka itu. Bukannya beribadah kepada Allah SWT karena ada orang yang melihatnya. Apa yang kita lakukan? Kita adalah para pendosa. Karakter buruk kita, kita salat ketika ada orang, ketika tidak ada orang, “Ya Allah, siapa peduli?” Itu adalah sesuatu antara kalian dengan Allah SWT. Itu adalah apa yang Allah SWT suka. Dia suka sesuatu yang kalian lakukan dan tak ada yang mengetahuinya.<br />
Ketika membaca Surat Yasin, Mawlana Syekh Nazim QS berhenti untuk mengucapkan kalimat shallalaahu `alayhi wa sallam, karena Yasin adalah salah satu nama dari Nabi Muhammad SAW. Setelah membaca ayat [36:58], beliau mengucapkan, razaqanaa Allaah (semoga Allah memberi rezeki kepada kita) dan setelah membaca ayat [36:59], beliau mengucapkan a`aadzanaa Allaah (semoga Allah melindungi kita). Setelah selesai membaca Surat Yasin beliau juga mengucapkan kullu syay-in haalikun ila wajhah/lahul hukmu wa ilayhi turja`uun.Iswaminehttp://www.blogger.com/profile/06117494525825864434noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7435935846407598634.post-32199103802995250452010-06-30T17:58:00.000+07:002010-06-30T17:58:51.883+07:00DEMOKRASI DI INDONESIABisa dikatakan bahwa Indonesia sangat berpotensi menjadi kiblat demokrasi di kawasan Asia, berkat keberhasilan mengembangkan dan melaksanakan sistem demokrasi. Menurut Ketua Asosiasi Konsultan Politik Asia Pasifik (APAPC), Pri Sulisto, keberhasilan Indonesia dalam bidang demokrasi bisa menjadi contoh bagi negara-negara di kawasan Asia yang hingga saat ini beberapa di antaranya masih diperintah dengan ‘tangan besi’. Indonesia juga bisa menjadi contoh, bahwa pembangunan sistem demokrasi dapat berjalan seiring dengan upaya pembangunan ekonomi. <br />
Ia menilai, keberhasilan Indonesia dalam bidang demokrasi yang tidak banyak disadari itu, membuat pihak luar termasuk Asosiasi Internasional Konsultan Politik (IAPC), membuka mata bangsa Indonesia, bahwa keberhasilan tersebut merupakan sebuah prestasi yang luar biasa. Prestasi tersebut juga menjadikan Indonesia sangat berpotensi mengantar datangnya suatu era baru di Asia yang demokratis dan makmur.<br />
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono yang akrab disapa SBY menerima anugerah medali demokrasi. SBY pun memaparkan panjang lebar perjalanan demokrasi Indonesia. Menurutnya, demokrasi Indonesia merupakan jawaban terhadap skeptisme perjalanan demokrasi di negeri ini. Beliau pun mencontohkan beberapa nada skeptis yang ditujukan kepada Indonesia. Pertama, demokrasi akan membawa situasi kacau dan perpecahan. Demokrasi di Indonesia hanyalah perubahan rezim, demokrasi akan memicu ekstrimisme dan radikalisme politik di Indonesia.<br />
Beliau pun menambahkan bahwa demokrasi di Indonesia menunjukkan Islam dan moderitas dapat berjalan bersama. Dan terlepas dari goncangan hebat akibat pergantian 4 kali presiden selama periode 1998-2002, demokrasi Indonesia telah menciptakan stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Selain itu, Indonesia juga telah berhasil menjadi sebuah negara demokrasi terbesar di dunia dan melaksanakan pemilu yang kompleks dengan sangat sukses.<br />
Meski pada awalnya banyak yang meragukan pelaksanaan demokrasi di Indonesia, kenyataannya demokrasi di Indonesia saat ini telah berusia 10 tahun dan akan terus berkembang. Sebagian orang pernah berpendapat bahwa demokrasi tidak akan berlangsung lama di Indonesia, karena masyarakatnya belum siap. Mereka juga pernah mengatakan bahwa negara Indonesia terlalu besar dan memiliki persoalan yang kompleks. Keraguan tersebut bahkan menyerupai kekhawatiran yang dapat membuat Indonesia chaos yang dapat mengakibatkan perpecahan.<br />
Sementara itu, mantan wakil perdana menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, yang turut hadir menyebutkan bahwa demokrasi telah berjalan baik di Indonesia dan hal itu telah menjadikan Indonesia sebagai negara dengan populasi 4 besar dunia yang berhasil melaksanakan demokrasi. Hal ini juga membuat Indonesia sebagai negara berpenduduk Islam terbesar di dunia yang telah berhasil menerapkan demokrasi. Dia juga berharap agar perkembangan ekonomi juga makin meyakinkan sehingga demokrasi bisa disandingkan dengan kesuksesan pembangunan. Hal tersebut tentunya bisa terjadi bila demokrasi dapat mencegah korupsi dan penumpukan kekayaan hanya pada elit tertentu.<br />
Demokrasi, menurut Anwar Ibrahim, adalah pemberian kebebasan kepada warga negara, sedangkan kegagalan atau keberhasilan ekonomi menyangkut sistem yang diterapkan. <br />
<br />
<b>Sumber:</b><br />
http://www.republika.co.id/<br />
http://www.detiknews.com/<br />
http://www.antara.co.id/Iswaminehttp://www.blogger.com/profile/06117494525825864434noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7435935846407598634.post-37070321756179782482010-06-30T17:56:00.002+07:002010-06-30T17:56:47.390+07:00DEFINISI DEMOKRASIPosted on September 22nd, 2007 at 1:40 pm by Gredinov<br />
<br />
Dikenal bermacam-macam istilah demokrasi. Ada yang dinamakan demokrasi konstitusionil, demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin, demokrasi Pancasila, demokrasi rakyat, demokrasi Soviet, demokrasi nasional, dan sebagainya. Semua konsep ini memakai istilah demokrasi, yang menurut asal katanya berarti “rakyat berkuasa” atau government or rule by the people“. (kata Yunani demos berarti rakyat, kratos/kratein berarti kekuasaan/berkuasa).<br />
Demokrasi secara harafiah merupakan sistem pemerintahan yang sangat membuka pintu lebar-lebar kepada arus akuntabilitas publik. Adalah naif jika kita mendefenisikan demokrasi sebagai sebuah terminologi untuk kediktatoran mayoritas. Seringkali memang, sistem demokrasi diejawantahkan dalam bentuk voting atau pengambilan suara terbanyak. Namun harus diingat bahwa voting, referendum, atau apapun namanya yang sifatnya pengambilan suara terbanyak, hanyalah merupakan upaya untuk memoderasi berbagai variasi perbedaan opsi yang terjadi pada peserta sistem demokrasi. Dengan kata lain, inti dari sebuah system pemerintahan yang demokratis adalah pada partisipasi seluruh entitas sistem tersebut terhadap setiap putusan atau kebijakan yang diambil. <br />
Lebih jauh, demokrasi tidak dapat diartikan sebagai pembunuhan terhadap suara minoritas; secara filosofis demokrasi tidak berhubungan dengan terminologi yang membeda-bedakan mana yang mayoritas dan mana yang minoritas. Demokrasi merupakan system pemerintahan yang anti otoritarianisme dan kemungkinan kolusi/konspirasi yang sangat mungkin muncul dalam system monarki dan oligarkhi. Artinya, demokrasi adalah sistem pemerintahan yang memberikan penekanan pada fungsi kontrol atau dengan kata lain check and balance dari semua pos-pos kekuasaan yang ada. Dari sini diharapkan akan lahir keadilan (justice) yang secara mekanistik memberikan kebaikan kepada seluruh elemen masyarakat.Iswaminehttp://www.blogger.com/profile/06117494525825864434noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7435935846407598634.post-82452519846268717592010-06-30T17:52:00.000+07:002010-06-30T17:52:22.264+07:00KAJIAN PUISI SEPOTONG PIKIRAN MELINTAS<b>KATA PENGANTAR</b><br />
Puja dan puji syukur kita junjungkan kepada tuhan yang maha esa, berkat rahmatnya apresiasi structural puisi dengan judul “Sepotong Pikiran Melintas”dapat terselesaikan dengan tepat waktu.<br />
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada bapak. Drs. Ihsan Abraham M.pd. yang telah membimbing dan mengarahkan kami dengan sabar dan penuh rasa ketelatenan. Serta member masukan dalam penyusunan makalah ini.<br />
Makalah ini telah disusun berdasarkan kemampuan kami, namun kami sadar bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan. Namun semoga dari kesalahan dan kekurangan yang tidak disengaja oleh penulis itulah, kita masih bisa mendapatkan hikmah agar terus belajar. Maka dari itu, penulis mengharapkan penilaian, kritik dan saran dari semua pihak khususnya pada Drs. Ihsan Abraham M.pd. agar penulis masih terus dapat belajar kearah yang lebih baik dan lebih bermanfaat, kami mohon maaf dan kami ucapkan banyak-banyak terima kasih.<br />
<br />
<b>BIOGRAFI</b><br />
<b>Hajriansyah</b><br />
Lahir di Banjarmasin 10 oktober 1979. Biasa di panggil Hajri. Ia sudah berkenalan dengan dunia puisi dan lukisan sejak kecil, pertama kali membaca puisi di depan public ketika masih di Taman Pendidikan Islam Al Ashri, berumur 6 tahun. Sewaktu belajar di pondok pesantren Darul Hijrah, Banjarbaru, mulai berkenalan dengan teater, TERISDA (Teater Islam Darul Hijrah). Di bangku SMA sering mengikuti dan memenangi lomba baca puisi tingkat remaja dan sempat mengikuti festival music rock se-Kalimantan di Samarinda, sebagai additional creative (pembaca puisi) dalam grup band sekolah (SMADA BAND). Lulus SMA terdaftar di penerimaan mahasiswa baru Fakultas Sastra, jurusan sastra Melayu, Universitas Sumatera Utara (USU), meski tak sempat dijalani. Ia kemudian kuliah di MSD (Modern School of Design) Yogyakarta dan ISI (Institut Seni Indonesia), minat utama seni lukis. Menulis puisi secara serius sejak SMA, dengan bimbingan YS. Agus Suseno, dan terus menulis secara intens di bangku kuliah sampai sekarang. Menulis puisi baginya adalah ekspresi jiwa dan menghibur hati (seperti juga melukis). Meski tak pernah berusaha mempublikasikan puisi-puisinya di media massa, Hajri berobsesi membukukan puisinya. Bersama dian (M. NahdiansyahAbdi), teman seperantauan kuliah di Yogyakarta, ia menerbitkan kumpulan puisi yang kini hadir di tangan anda.<br />
<b><br />
M. Nahdiansyah Abdi (dian)</b><br />
Lahir di Barabai, 29 juni 1979. Penyuka sastra, utamanya puisi, masih dalam taraf belajar. Lulus dari Fakultas Psikologi UGM tahun 2003. Sekarang bekerja di Rumah Sakit Jiwa Tamban. No. hp:081348039470. Puisi-puisinya baru dimuat di dua antolagi terakhir dari para penyair Kilang Sastra Batu Karaha, Bumi Menggerutu dan Melayat Langit. Juga tredapat dalam Antologi Puisi hasil seleksi dari lomba yang diadakan dalam Aruh Sastra III Kalsel tahun 2006, Kau tidak akan pernah tahu rahasia sedih tak bersebab.<br />
<br />
Sepotong Pikiran Melintas<br />
Oleh : Hajriansyah dan M. Nahdiansyah Abdi<br />
<br />
Di kepala, adakah yang<br />
Menjadi tindakan<br />
Berharap, selalu berharap<br />
Bekerja, terus bekerja<br />
<br />
Sepotong pikiran, ia datang<br />
Dan kita belum cukup<br />
Siap untuk mewujudkan<br />
Mimpi<br />
Tekan pikiran, tekan perasaan<br />
Kuatkan tekad, tetap terus<br />
Bersemangat<br />
Jaga spirit jangan lesu<br />
Terus bermimpi<br />
Wujudkan setiap keinginan<br />
Yang ingin diwujudkan ;<br />
Jangan mati !!<br />
<br />
17 juli 2006<br />
<br />
<b><br />
PARAFRASE</b><br />
Dalam perjalanan sebuah kehidupan yang tidak terlepas dari sebuah harapan atau impian, atau sering disebut cita-cita, dari situlah akan lahirlah sebuah motivasi dan dorongan yang akan menjadi bekal dan pegangan untuk selalu berusaha dan bekerja keras dalam mewujudkan keinginannya. <br />
Ketika sepotong pikiran datang, dan pada waktu yang bersamaan pula kita belum merasa cukup siap untuk mewujudkan mimpi kita , kita harus tetap yakinkan pikiran, jangan pernah ragu untuk melangkah, kuatkan tekad, semangat serta optimis bahwa kita akan mampu meraih mimpi.<br />
Semangat harus tetap ada, jangan pernah menyerah, dalam menggapai keinginan yang ingin kita raih. Jangan biarkan kita mati. Karena dengan semangat yang tinggi, kendala-kendala yang nantinya akan menghampiri akan membuat kita semakin kuat dan lebih matang dalam menghadapi permasalahan yang datang dan permasalahan itu dapat dijadikan sebagai suatu pelajaran yang akan memberikan hikmah dalam kehidupan kita.<br />
a.Topografi<br />
Pada puisi berjudul “Sepotong Pikiran Melintas” oleh Hajriansyah dan M. Nahdiansyah menggunakan susunan bait dan terdiri dari enam belas baris pada bait pertama terdiri dari 4 baris, bait selanjutnya terdiri dari dua belas baris.<br />
Pada puisi ini juga tidak mempunyai sajak yang beraturan.<br />
<br />
b.Bunyi <br />
Bunyi dalam puisi “Sepotong Pikiran Melintas” di dominasi oleh bunyi anonansi a, i, u, aliterasi r, t dan bunyi menasal yang menggambarkan suasana mengesankan, pendirian yang kuat, semangat yang tinggi.<br />
Hal ini tampak pada baris pertama sampai baris keempat di dominasi oleh bunyi asonansi a dan u yang dapat membangun suasana syahdu serta menggambarkan ketegaran yang kuat.<br />
Pada baris kelima sampai baris kedua belas di dominasi bunyi asonansi a, i, u yang membangun suasana keraguan. Tetapi pada akhirnya menumbuhkan semangat lagi untuk terus berjuang, sehingga dapat menimbulkan keserasian makna pada puisi ini.<br />
Sedangkan, pada baris ke tiga belas sampai ke enam belas menciptakan suasana antusiasme yang tinggi untuk meraih impian.<br />
Dalam puisi ini terdapat kata-kata yang dipakai penyair yang bersifat “konkrit”, abstrak, sampai ke diksi, antara lain sebagai berikut :<br />
<br />
1.Kata konkrit<br />
Kepala<br />
Bekerja<br />
<br />
2.Kata abstrak<br />
Pikiran<br />
Mimpi<br />
Perasaan<br />
Tekad<br />
Keinginan<br />
<br />
3.Diksi <br />
Sepotong pikiran<br />
<br />
Didalam puisi ini terdapat citraan yang dalam puisi ini untuk member makna lewat citraan manusia seperti halnya di bawah ini :<br />
<br />
a.Citraan visual (penglihatan)<br />
Ia datang, dan kita belum cukup siap<br />
Jaga spirit jangan lesu<br />
b.Citraan gerak tubuh (gesture)<br />
Bekerja, terus bekerja<br />
c.Citraan perasaan<br />
Berharap, selalu berharap<br />
Tekan pikiran, tekan perasaan, kiatkan tekad<br />
Wujudkan setiap keinginan yang ingin diwujudkan<br />
d.Symbol <br />
Di kepala = sesuatu yang dipikirkan<br />
<br />
Didalam puisi ini memiliki tema “ Semangat dalam meraih impian “. Hal ini terlihat dari kesekian baris yang menggambarkan sebuah pemikiran yang bahwasanya pikiran tersebut ialah sebagai sebuah mimpi yang ingin diwujudkan.<br />
<br />
Pada dasarnya mimpi tersebut bisa diraih tentunya disertai usaha yang cukup keras, oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa tema puisi ini adalah “Semangat dalam meraih impian”.<br />
<br />
Amanat atau pesan yang penyair sampaikan sangat berguna sekali bagi kehidupan sekarang ini. Hal ini tampak dari tulisan penyair yang cenderung memperlihatkan perjuangan terus-menerus sampai pada akhirnya apa yang menjadi impiannya dapat terwujud, meskipun terkadang dalam perjalanan, meraihnya banyak menemui kendala tetapi semangat pantang menyerah akan tetap ada.<br />
<br />
Hubungan- hubungan antar unsur-unsur yang terdapat dalam puisi ini saling berkaitan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain sehingga menimbulkan yang mengesankan semua itu terlihat sekali, dari baris pertama sampai baris terakhir yang dibicarakan mengenai kegigihan untuk menggapai impiannya yang dirasakan penyair bukan dari hubungan antara baris demi baris saja melainkan juga dari bunyi demi bunyi, symbol yang ada dan pilihan kata yang turut mendukung untuk menjelaskan kalau puisi ini mengungkapkan semangat seseorang dalam meraih impiannya.<br />
<br />
<b>Penutup</b><br />
Puisi berjudul “ Sepotong Pikiran Melintas “ karya Hajriansyah ini banyak sekali mengandung pelajaran hidup yang berkaitan erat dengan keadaan yang ada saat ini.<br />
Puisi juga sangat relevan dengan perkembangan kondisi yang terjadi di sekitar kita. Hal ini dapat kita lihat dari puisi ini yang menyatakan bahwa dalam perjalanan hidup pastilah semua orang mempunyai impian atau cita-cita, untuk meraih itu semua tentunya tidak mudah, membutuhkan perjuangan yang kuat untuk mewujudkannya.<br />
Dengan adnya puisi ini penyair berharap, para pembaca dapat ter motivasi dan dapat mengambil nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam puisi ini, serta dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.Iswaminehttp://www.blogger.com/profile/06117494525825864434noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7435935846407598634.post-29021341454703779232010-06-30T17:48:00.000+07:002010-06-30T17:48:17.214+07:00MAKALAH KETAHANAN NASIONAL<b>PENDAHULUAN</b><br />
<br />
<b>Latar Belakang</b><br />
Manusia dikatakan mahluk sempurna karena memiliki naluri, kemampuan berpikir, akal, dan ketrampilan, senantiasa berjuang mempertahankan eksistensi, pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya, berupaya memenuhi baik materil maupun spiritual. Oleh karena itu manusia berbudaya akan selalu mengadakan hubungan- hubungan dengan: Agama, Idiologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Seni/Budaya, IPTEK, dan Hankam. Untuk mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya, manusia perlu mengadakan hubungan - hubungan, antara lain :<br />
Hubungan manusia dengan Tuhannya, yang kemudian melahirkan agama.<br />
Hubungan manusia dengan cita-cita yang kemudian melahirkan ideologi. <br />
Hubungan manusia dengan kekuatan atau kekuasaan yang kemudian melahirkan politik. <br />
Hubungan manusia dengan pemenuhan kebutuhan yang kemudian melahirkan ekonomi. <br />
Hubungan manusia dengan manusia yang kemudian melahirkan sosial. <br />
Hubungan manusia dengan keindahan yang kemudian melahirkan kesenian atau dalam arti sempit dinamakan budaya.<br />
Hubungan manusia dengan pemanfaatan fenomena alam yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi. <br />
Hubungan manusia dengan rasa aman yang kemudian melahirkan pertahanan keamanan. <br />
<br />
<b>Pokok Pikiran </b><br />
Sejak merdeka negara Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Tetapi bangsa Indonesia mampu mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya dari agresi Belanda dan mampu menegakkan wibawa pemerintahan dari gerakan separatis. Indra Marhadi Putra-360861009/TI 1 <br />
Ditinjau dari geopolitik dan geostrategi dengan posisi geografis, sumber daya alam dan jumlah serta kemampuan penduduk telah menempatkan Indonesia menjadi ajang persaingan kepentingan dan perebutan pengaruh antar negara besar. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung memberikan dampak negatif terhadap segenap aspek kehidupan sehingga dapat mempengaruhi dan membahayakan kelangsungan hidup dan eksitensi NKRI. Untuk itu bangsa Indonesia harus memiliki keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional sehingga berhasil mengatasi setiap bentuk tantangan ancaman hambatan dan gangguan dari manapun datangnya. Indra Marhadi Putra-360861009/TI 2<br />
<b><br />
Rumusan Masalah</b><br />
1.Apa pengertian ketahanan nasional?<br />
2.Apa saja asas-asas ketahanan nasional ?<br />
3.Bagaimana sifat-sifat ketahanan nasional ?<br />
4.Bagaimana ciri-ciri ketahanan nasional?<br />
5.Bagaimana kedudukan dan fungsi ketahanan nasional ?<br />
6.Bagaimana konsepsi ketahanan nasional ?<br />
7.Apa pengaruh Ketahanan Nasional pad kehidupan bernegara?<br />
8.Pembinaan Ketahanan Nasional?<br />
<br />
<b>PEMBAHASAN</b><br />
<b><br />
Pengertian Ketahanan Nasional</b><br />
Ketahanan nasional sebagai istilah sebenarnya belum lama dikenal. Istilah ketahanan nasional mulai dikenal dan dipergunakan pada permulaan tahun 1960-an. Istilah ketahanan nasional untuk pertama kali dikemukakan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia. Kemudian pada tahun 1962 mulai diupayakan secara khusus untuk mengembangkan gagasan ketahanan nasional di sekolah Staf dan Komando Angkatan darat Bandung(Armawi,2005:2)<br />
Pengertian Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa, yang berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mengejar tujuan nasional indonesia(Suradinata,2005:47)<br />
Oleh karena itu bagi bangsa indonesia ketahanan nasional dibangun di atas dasar falsafah bangsa dan negara Indonesia yaitu Pancasila. Sebagai dasar falsafah bangsa dan negara, pancasila tidak hanya merupakan hasil pemikiran seseorang raja, melainkan nilai-nilai pancasila telah hidup dan berkembang dalam kehidupan objektif bangsa Indonesia sebelum membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut negara. Hal ini adalah menurut Notonagoro disebut sebagai kausamaterialis pancasila. Kemudian dalam proses pembentukan negara, nilai-nilai pancasila dirumuskan oleh para pendiri negara Indonesia, dan secara formal yuridis Pancasila ditetapkan sebagai dasar filsafat bangsa dan negara indonesia, dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu dalam pengertian ini Pancasila sebagai suatu dasar filssafat dan sekaligus sebagai landasan ideologis ketahanan nasional indonesia.<br />
<br />
<b>Asas-Asas Ketahanan Nasional</b><br />
Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun berlandaskan Pancasil, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut (Lemhannas, 2000: 99 – 11).<br />
a) . Asas kesejahteraan dan keamanan<br />
Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi bagi individu maupun masyarakat atau kelompok. Didalam kehidupan nasional berbangsa dan bernegara, unsur kesejahteraan dan keamanan ini biasanya menjadi tolak ukur bagi mantap/tidaknya ketahanan nasional.<br />
b). Asas komprehensif/menyeluruh terpadu<br />
Artinya, ketahanan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan. Aspek-aspek tersebut berkaitan dalam bentuk persatuan dan perpaduan secara selaras, serasi, dan seimbang.<br />
c). Asas kekeluargaan <br />
Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hal hidup dengan asas kekeluargaan ini diakui adanya perbedaan, dan kenyataan real ini dikembangkan secara serasi dalam kehidupan kemitraan dan dijaga dari konflik yang bersifat merusak/destruktif.<br />
<br />
<b>Sifat-Sifat Ketahanan Nasional</b> <br />
Beberapa sifat ketahanan nasional yang ada mingkin akan kami jabarkan seperti dibawah ini :<br />
a) Mandiri <br />
Maksudnya adalah percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dan tidak mudah menyerah. Sifat ini merupakan prasyarat untuk menjalin suatu kerjasama. Kerjasama perlu dilandasi oleh sifat kemandirian, bukan semata-mata tergantung oleh pihak lain.<br />
b) Dinamis<br />
Artinya tidak tetap, naik turun tergantung situasi dan kondisi bangsa dan negara serta lingkungan strategisnya. Dinamika ini selalu diorientasikan kemasa depan dan diarahkan pada kondisi yang lebih baik.<br />
c) Wibawa <br />
Keberhasilan pembinaan ketahanan nasional yang berlanjut dan berkesinambungan tetap dalam rangka meningkatkan kekuatan dan kemampuan bangsa. Dengan ini diharapkan agar bangsa Indonesia mempunyai harga diri dan diperhatikan oleh bangsa lain sesuai dengan kualitas yang melekat padanya. Atas dasar pemikiran diatas, maka berlaku logika, semakin tinggi tingkat ketahanan nasional, maka akan semakin tinggi wibawa negara dan pemerintah sebagai penyelenggara kehidupan nasional.<br />
d) Konsultasi dan kerjasama<br />
Hal ini dimaksudkan adanya saling menghargai dengan mengandalkan pada moral dan kepribadian bangsa. Hubungan kedua belah pihak perlu diselenggarakan secara komunikatif sehingga ada keterbukaan dalam melihat kondisi masing-masing didalam rangka hubungan ini diharapkan tidak ada usaha mengutamakan konfrontasi serta tidak ada hasrat mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata.<br />
<br />
<b>Ciri – Ciri Ketahanan Nasional</b> <br />
Merupakan kondisi sebagai prasyarat utama bagi negara berkembang. Difokuskan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan kehidupan. Tidak hanya untuk pertahanan, tetapi juga untuk menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, baik secara langsung maupun tidak langsung. Di dasarkan pada metode astagrata; seluruh aspek kehidupan nasional tercermin dalam sistematika astagarata yang terdiri atas 3 aspek alamiah (trigatra) yang meliputi: geografi, kekayaan alam, dan kependudukan dan lima aspek sosial (pancagatra) yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Berpedoman pada wawasan nasional; Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Wawasan nusantara juga merupakan sumber utama dan landasan yang kuat dalam menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga wawasan nusantara dapat disebut sebagai wawasan nasional dan merupakan landasan ketahanan nasional. <br />
<br />
<b>Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional</b><br />
Kedudukan dan fungsi ketahanan nasional dapat dijelaskan sebagai berikut :<br />
a). Kedudukan :<br />
Ketahanan Nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu di implementasikan secara berlanjut dalam rangka membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan, wawasan nusantara dan ketahanan nasional berkedudukan sebagai landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasil sebagai landasan ideal dan UUD sebagai landasan konstisional dalam paradigma pembangunan nasional.<br />
b). Fungsi :<br />
Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional perlu dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa yang bersifat inter – regional (wilayah), inter – sektoral maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada cara berfikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila penyimpangan terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam cita-cita nasional. Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai pola dasar pembangunan nasional. Pada hakikatnya merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunman nasional disegala bidang dan sektor pembangunan secara terpadu, yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan program.<br />
<br />
<b>Konsepsi Ketahanan Nasional </b><br />
Secara konseptual, ketahanan Nasional suatu bangsa dilatarbelakangi oleh:<br />
1.Kekuatan apa yang ada pada suatu bangsa dan negara sehingga ia mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya.<br />
2.Kekuatan apa yang harus dimiliki oleh suatu bangsa dan negara sehingga ia selalu mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya, meskipun mengalami berbagai gangguan, hambatan , dan ancaman baik dari dalam maupun dari luar <br />
Ketahanan atau kemampuan bangsa untuk tetap jaya, mengandung makna keteraturan(regular) dan stabilitas, yang di dalamnya terkandung potensi untuk terjadinya perubahan(the stability idea of changes) Berdasarkan konsep pengertiannya maka yang dimaksud dengan ketahanan adalah suatu kekuatan yang membuat suatu bangsa dan negara dapat bertahan, kuat menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan. Konsekuensinya suatu ketahanan harus disertai dengan keuletan, yaitu suatu usaha secara terus-menerus secara giat dan terus-menerus secara giat dan berkemauan keras menggunakan segala kemampuan dan kecakapan untuk mencapai tujuan dan cita-cita nasional. Identitas merupakan ciri khas suatu negara dilihat sebagai suatu totalitas, yaitu suatu negara yang dibatasi oleh wilayah, penduduk, sejarah, pemerintahan dan tujuan nasionalnya, serta peranan yang dimainkan di dunia internasional. Adapun pengertian lain yang berkaitan dengan integritas adalah kesatuan yang menyeluruh dalam kehidupan bangsa baik sosial maupun alamiah, potensial maupun tidak potensial. <br />
1.Tantangan<br />
Adalah merupakan suatu usaha yang bersifat menggunakan kemampuan.<br />
2.Ancaman <br />
Adalah suatu usaha untuk mengubah atau merombak kebijaksanaan atau keadaan secara konsepsional dari sudut kriminal maupun politis.<br />
3.Hambatan<br />
Suatu kendala yang bersifat atau bertujuan melemahkan yang bersifat konseptual yang berasal dari dalam sendiri. Adapun hal tersebut berasal dari luar maka dapat disebut sebagai kategori gangguan. <br />
4.Identitas<br />
Yaitu ciri khas suatu bangsa atau negara dilihat secara keseluruhan. Negara dilihat dalam pengertian sebagai suatu organisasi masyarakat yang dibatasi oleh wilayah dengan penduduk, sejarah, pemerintahan, dan tujuan nasional serta dengan peran internasionalnya. <br />
5.Integritas<br />
Yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur sosial maupun alamiah, baik bersifat potensional maupun fungsional.<br />
<br />
<b>Pengaruh Ketahanan Nasional pada Kehidupan Bernegara</b><br />
Ketahanan nasional merupakan gambaran dari kondisi sistem (tata) kehidupan nasional dalam berbagai aspek pada saat tertentu. Tiap-tiap aspek relatif berubah menurut waktu, ruang dan lingkungan terutama pada aspek-aspek dinamis sehingga interaksinya menciptakan kondisi umum yang sulit dipantau karena sangan komplek. Konsepsi ketahanan nasional akan menyangkut hubungan antar aspek yang mendukung kehidupan, yaitu: <br />
1. Aspek alamiah (Statis)<br />
a. Geografi<br />
b. Kependudukan<br />
c. Sumber kekayaan alam<br />
2. Aspek sosial (Dinamis)<br />
a.Ideologi <br />
b.Politik <br />
c.Ekonomi<br />
d.Sosial budaya <br />
e.Ketahanan keamanan<br />
<br />
IDEOLOGI DUNIA <br />
1. Liberalisme(Individualisme) Negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak semua orang (individu) dalam masyarakat (kontraksosial). Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk penguasa terkecuali atas persetujuan dari yang bersangkutan. Paham liberalisme mempunyai nilai-nilai dasar (intrinsik) yaitu kebebasan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak. Tokoh: Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau, Herbert Spencer, Harold J. Laski <br />
2. Komunisme(ClassTheory) Negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain. Golongan borjuis menindas golongan proletar (buruh), oleh karena itu kaum buruh dianjurkan mengadakan revolusi politik untuk merebut kekuasaan negara dari kaum kapitalis & borjuis, dalam upaya merebut kekuasaan / mempertahankannya, komunisme,akan: <br />
a.Menciptakan situasi konflik untuk mengadu golongan-golongan tertentu serta menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.<br />
b.Atheis, agama adalah racun bagi kehidupan masyarakat. <br />
c.Mengkomuniskan dunia, masyarakat tanpa nasionalisme.<br />
d.Menginginkan masyarakat tanpa kelas, hidup aman, tanpa pertentangan, perombakan masyarakat dengan revolusi.<br />
3.PahamAgama Negara membina kehidupan keagamaan umat dan bersifat spiritual religius. Bersumber pada falsafah keagamaan dalam kitab suci agama. Negara melaksanakan hukum agama dalam kehidupan dunia. Indra Marhadi Putra-360861009/TI 7 <br />
<br />
IDEOLOGI PANCASILA <br />
Merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia. Kelima sila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh sehingga pemahaman dan pengamalannya harus mencakup semua nilai yang terkandung didalamnya. Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan yang dari luar/dalam, langsung/tidak langsung dalam rangka menjamin kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara Indonesia. Untuk mewujudkannya diperlukan kondisi mental bangsa yang berlandaskan keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara serta pengamalannya yang konsisten dan berlanjut. Untuk memperkuat ketahanan ideologi perlu langkah pembinaan sebagai berikut<br />
<br />
Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif.<br />
Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu direlevansikan dan diaktualisasikan agar mampu membimbing dan mengarahkan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.<br />
Bhineka Tunggal Ika dan Wasantara terus dikembangkan dan ditanamkan dalam masyarakat yang majemuk sebagai upaya untuk menjaga persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.<br />
Contoh para pemimpin penyelenggara negara dan pemimpin tokoh masyarakat merupakan hal yang sangat mendasar.<br />
Pembangunan seimbang antara fisik material dan mental spiritual untuk menghindari tumbuhnya materialisme dan sekularisme<br />
Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada anak didik dengan cara mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain Indra Marhadi Putra-360861009/TI 8 <br />
<br />
PENGARUH ASPEK POLITIK<br />
Politik berasal dari kata politics dan atau policy yang berarti kekuasaan (pemerintahan) atau kebijaksanaan. Politik di Indonesia berdasar atas hal sebagai berikut : <br />
1. DalamNegeri Adalah kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD ’45 yang mampu menyerap aspirasi dan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam satu sistem yang unsur-unsurnya:<br />
a. StrukturPolitik Wadah penyaluran pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat dan sekaligus wadah dalam menjaring/pengkaderan pimpinan nasional <br />
b. ProsesPolitik Rangkaian pengambilan keputusan tentang berbagai kepentingan politik maupun kepentingan umum yang bersifat nasional dan penentuan dalam pemilihan kepemimpinan yang akhirnya terselenggara pemilu.<br />
c. BudayaPolitik Pencerminan dari aktualisasi hak dan kewajiban rakyat dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara yang dilakukan secara sadar dan rasional melalui pendidikan politik dan kegiatan politik sesuai dengan disiplin nasional.<br />
d. KomunikasiPolitik Hubungan timbal balik antar berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, baik rakyat sebagai sumber aspirasi maupun sumber pimpinan- pimpinan nasional Ketahanan pada aspek politik dalam negeri berarti Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum, mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat. Kepemimpinan nasional yang mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam masyarakat<br />
2. LuarNegeri Salah satu sasaran pencapaian kepentingan nasional dalam pergaulan antar Indra Marhadi Putra-360861009/TI 9 <br />
Bangsa. Landasan Politik Luar Negeri adalah Pembukaan UUD ’45, melaksanakan ketertiban dunia, berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial dan anti penjajahan karena tidak sesuai dengan kemanusiaan dan keadilan. Politik Luar Negeri Indonesia adalah bebas dan aktif. Bebas dalam pengertian Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Aktif dalam pengertian Indonesia dalam percayuran internasional tidak bersifat reaktif dan tidak menjadi obyek, tetapi berperan atas dasar cita-citanya. Untuk mewujudkan ketahanan aspek politik diperlukan kehidupan politik bangsa yang sehat dan dinamis yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas politik yang bersadarkan Pancasila UUD ‘45 Ketahanan pada aspek politik luar negeri berarti meningkatkan kerjasama internasional yang saling menguntungkan dan meningkatkan citra positif Indonesia. Kerjasama dilakukan sesuai dengan kemampuan dan demi kepentingan nasional. Perkembangan, perubahan, dan gejolak dunia terus diikuti dan dikaji dengan seksama, memperkecil ketimpangan dan mengurangi ketidakadilan dengan negara industri maju. Mewujudkan tatanan dunia baru dan ketertiban dunia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melindungi kepentingan Indonesia dari kegiatan diplomasi negatif negara lain dan hak-hak WNI di luar negeri perlu ditingkatkan <br />
<br />
PENGARUH ASPEK EKONOMI<br />
Dalam halnya berkaitan dengan ketahanan perekonomian bangsa, maka dapat dijabarkan pengertian tentang aspek ekonomi sebagai berikut : <br />
1. Aspek kehidupan nasional yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat meliputi: produksi, distribusi, dan konsumsi barang- barang jasa <br />
2. Usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara individu maupun kelompok, serta cara-cara yang dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat untuk memenuhi kebutuhan. Sistem perekonomian yang diterapkan oleh suatu negara akan memberi corak terhadap kehidupan perekonomian negara yang bersangkutan. Sistem Indra Marhadi Putra-360861009/TI 10 <br />
Perekonomian liberal dengan orientasi pasar secara murni akan sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh dari luar, sebaliknya sistem perekonomian sosialis dengan sifat perencanaan dan pengendalian oleh pemerintah kurang peka terhadap pengaruh- pengaruh dari luar. Perekonomian Indonesia tercantum dalam UUD 1945 Pasal 33. Sistem perekonomian sebagai usaha bersama berarti setiap warga negara mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam menjalankan roda perekonomian dengan tujuan untuk mensejahterakan bangsa. Dalam perekonomian Indonesia tidak dikenal monopoli dan monopsoni baik oleh pemerintah/swasta. Secara makro sistem perekonomian Indonesia dapat disebut sebagai sistem perekonomian kerakyatan. Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan perekonomian bangsa yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta kemampuan menciptakan kemandirian ekonomi nasional dengan daya saing tinggi dan mewujudkan kemampuan rakyat. Untuk mencapai tingkat ketahanan ekonomi perlu pertahanan terhadap berbagai hal yang menunjang, antara lain:<br />
1. Sistem ekonomi Indonesia harus mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata.<br />
2. EkonomiKerakyatanMenghindari:<br />
a.Sistem free fight liberalism: Menguntungkan pelaku ekonomi yang kuat.<br />
b.Sistem Etastisme: Mematikan potensi unit-unit ekonomi diluar sektor negara. <br />
c.Monopoli: Merugikan masyarakat dan bertentangan dengan cita- cita keadilan sosial. <br />
3. Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang antara sektor pertanian, perindustrian dan jasa.<br />
4. Pembangunan ekonomi dilaksanakan sebagai usaha bersama dibawah pengawasan anggota masyarakat memotivasi dan mendorong peran serta masyarakat secara aktif. <br />
5. Pemerataan pembangunan. <br />
6. Kemampuan bersaing. Indra Marhadi Putra-360861009/TI 11 <br />
<br />
PENGARUH ASPEK SOSIAL BUDAYA <br />
Sosial adalah pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai kebersamaan, senasib, sepenanggungan, solidaritas yang merupakan unsur pemersatu Sedangkan budaya adalah sistem nilai yang merupakan hasil hubungan manusia dengan cipta rasa dan karsa yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta merupakan kekuatan pendukung penggerak kehidupan. Kebudayaan diciptakan oleh faktor organobiologis manusia, lingkungan alam, lingkungan psikologis, dan lingkungan sejarah. Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai budaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh budaya asing (local genuis). Local genuis itulah pangkal segala kemampuan budaya daerah untuk menetralisir pengaruh negatif budaya asing. Kebuadayaan nasional merupakan hasil (resultante) interaksi dari budaya- budaya suku bangsa (daerah) atau budaya asing (luar) yang kemudian diterima sebagai nilai bersama seluruh bangsa. Interaksi budaya harus berjalan secara wajar dan alamiah tanpa unsur paksaan dan dominasi budaya terhadap budaya lainnya. Kebudayaan nasional merupakan identitas dan menjadi kebanggaan Indonesia. Identitas bangsa Indonesia adalah manusia dan masyarakat yang memiliki sifat-sifat dasar: <br />
1.Religius <br />
2.Kekeluargaan<br />
3.Hidup seba selaras<br />
4.Kerakyatan Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kondisi kehidupan sosial budaya bangsa yang dijiwai kepribadian nasional, yang mengandung kemampuan membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional. Indra Marhadi Putra-360861009/TI 12<br />
<br />
PENGARUH ASPEK HANKAM<br />
Pertahanan Keamanan Indonesia mengandung perngertian kesemestaan daya upaya seluruh rakyat Indonesia sebagai satu sistem ketahanan keamanan negara dalam mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup dan kehidupan bangsa dan negara RI. Pertahanan keamanan negara RI dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan, menggerakkan seluruh potensi nasional termasuk kekuatan masyarakat diseluruh bidang kehidupan nasional secara terintegrasi dan terkoordinasi. Penyelenggaraan ketahanan dan keamanan secara nasional merupakan salah satu fungi utama dari pemerintahan dan negara RI dengan TNI dan Polri sebagai intinya, guna menciptakan keamanan bangsa dan negara dalam rangka mewujudkan ketahanan nasional Indonesia. Wujud ketahanan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan keamanan negara (Hankamneg) yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman. Postur kekuatan pertahanan keamanan mencakup:<br />
• Struktur kekuatan<br />
• Tingkat kemampuan<br />
• Gelar kekuatan Untuk membangun postur kekuatan pertahanan keamanan melalui empat pendekatan : <br />
1. Ancaman <br />
2. Misi <br />
3. Kewilayahan<br />
4. Politik Indra Marhadi Putra-360861009/TI 13 <br />
Pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari luar dan menjadi tanggung jawab TNI. Keamanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari dalam negeri dan menjadi tanggung jawab Polri. TNI dapat dilibatkan untuk ikut menangani masalah keamanan apabila diminta atau Polri sudah tidak mampu lagi karena eskalasi ancaman yang meningkat ke keadaan darurat. Secara geografis ancaman dari luar akan menggunakan wilayah laut dan udara untuk memasuki wilayah Indonesia (initial point). Oleh karena itu pembangunan postur kekuatan pertahanan keamanan masa depan perlu diarahkan kepada pembangunan kekuatan pertahanan keamanan secara proporsional dan seimbang antara unsur-unsur utama. Kekuatan Pertahanan bangsa Indonesia adalah Angkatan Darat, Aangkatan Laur, Aangkatan Udara. Dan unsur utama Keamanan adalah Polri. Gejolak dalam negeri harus diwaspadai karena tidak menutup kemungkinan mengundang campur tangan asing (link up) dengan alasan-alasan: <br />
Menegakkan HAM<br />
Demokrasi <br />
Penegakan hukum <br />
Lingkungan hidup Mengingat keterbatasan yang ada, untuk mewujudkan postur kekuatan pertahanan keamanan kita mengacu pada negara-negara lain yang membangun kekuatan pertahanan keamanan melalui pendekatan misi yaitu untuk melindungi diri sendiri dan tidak untuk kepentingan invasi (standing armed forces):<br />
1. Perlawanan bersenjata = TNI, Polri, Ratih (rakyat terlatih) sebagai fungsi perlawanan rakyat. <br />
2. Perlawanan tidak bersenjata = Ratih sebagai fungsi dari TIBUM, KAMRA,LINMAS <br />
3. Komponen pendukung = Sumber daya nasional sarana dan prasarana serta perlindungan masyarakat terhadap bencana perang. Indra Marhadi Putra-360861009/TI 14 <br />
<br />
PEMBINAAN KETAHANAN NASIONAL <br />
II.8.1 Langkah-langkah Pembinaan <br />
1.Peningkatan dan pengembangan pengamalan Pancasila secara objektif dan subjektif. <br />
2.Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu terus di relevansikan dan di aktualisasikan nilai instrumentalnya. <br />
3.Sesanti Bhinneka Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara yang bersumber dari Pancasila. <br />
4..4.Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara republik Indonesia harus dihayati dan diamalkan secara nyata. <br />
5.Pembangunan sebagai pengamalan Pancasila harus menunjukkan keseimbangan fisik material dengan pembangunan mental spirituil untuk menghindari tumbuhnya materialisme dan sekularisme. <br />
6.Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada diri anak didik dengan cara mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain di sekolah.<br />
<br />
Wujud Ketahanan Nasional Di Bidang Politik <br />
Sistem pemerintah berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan yang besifat absolut, kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat. Mekanisme politik memungkinkan adanya perbedaan pendapat, namun perbedaan pendapat tidak menyangkut nilai dasar sehingga tidak berseberangan yang dapat menjurus kepada konflik fisik. Kepemimpinan nasional mampu mengakomodasi aspirasi yang hidup dalam masyarakat dengan tetap berpedoman pada Pancasila, UUD 1945, dan wawasan nusantara. Komunikasi politik bertimbal balik antara pemerintah dengan masyarakat dan anatar kelompok atau golongan dalam masyarakat terjalin dengan baik untuk mencapai tujuan nasional dan kepentingan nasional. Indra Marhadi Putra-360861009/TI 15 <br />
<br />
Hak Dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Terhadap Bela Negara. <br />
Berikut ini adalah beberapa contoh hak dan kewajiban kita sebagai rakyat Indonesia. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama satu sama lain tanpa terkecuali. Persamaaan antara manusia selalu dijunjung tinggi untuk menghindari berbagai kecemburuan sosial yang dapat memicu berbagai permasalahan di kemudian hari.<br />
Contoh Hak Warga Negara Indonesia:<br />
- Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum. <br />
- Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak<br />
- Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam pemerintahan. <br />
- Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan kepercayaan masing-masing yang dipercayai.<br />
- Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.<br />
- Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau NKRI dari serangan musuh.<br />
- Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang- undang yang berlaku.<br />
Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia:<br />
- Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela, mempertahankan kedaulatan negara Indonesia dari serangan musuh. <br />
- Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).<br />
- Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik- baiknya. <br />
- Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang berlaku di wilayah negara Indonesia. Indra Marhadi Putra-360861009/TI 16<br />
<br />
Ketahanan Nasional sebagai kondisi<br />
Ditinjau dari segi sifatnya maka sebenarnya konsepsi ketahanan nasional tersebut bersifat objeektif dan umum, oleh karena itu secara teoretis dapat diterapkan di negara manapun juga. Dalam hubungan dengan penerapan konsepsi tersebut factor situasi dan kondisi negara sangat menentukan. Oleh karena itu meskipun secara konsepsional sama, namun karena situasi dan kondisi negara berbeda-beda maka wujud ketahanan nasionalpun akakn berbeda-beda pula.<br />
Oleh karena itu berkaitan dengan kondisi ketahanan nasional indonesia, adalah kondisi dinamis bangsa dan negara indonesia. Sesuai dengan konsepsi ketahanan nasional, maka kondisi tersebut mengandung suatu kemampuan untuk menyusun kekuatan yang dimiliki oleh bangsa indonesia. Kekuatan ini diperlukan untuk mengatasi dan menanggulangi berbagai bentuk ancaman yang ditujukan terhadap bangsa dan negara indonesia. <br />
Dalam hubungan dengan ketahanan nasional indonesia dengan memperhatikan berbagai macam bahaya, gangguan yang mengancam, serta situasi dan kondisi dalam negara indonesia, maka ditentukan strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup negara indonesia. Bagi bangsa dan negara indonesia bahaya yang mengancam dapat berupa subversi dalam infiltrasi terhadap semua bidang kehidupan masyarakat, serta adanya kelemahan-kelemahan yang inheren dengan suatu masyarakat majemuk yang sedang membangun, maka strategi yang dipilih adalah strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara indonesia, ,maka cara yang dipilih adalah dengan memantapkan ketahanan nasional. Strategi ini ditentukan berdasarkan pengalaman sendiri, yang kemudian diolah dan disistematisir hingga menjadi doktrin. Demikianlah maka ketahanan suatu bangsa adalah merupakan suatu persoalan universal, sedang cara dan strategi yang ditentukan berbeda-beda. Terdapat berbagai istilah misalnya strategy of interdependence, strategy of limited war, sedangkan berbagai bangsa indonesia dikembangkan konsepsi strategi ketahanan nasional .<br />
<br />
<b>PENUTUP<br />
<br />
Kesimpulan</b><br />
Ketahanan Nasional adalah komdisi dinamis suatu bangsa, yang berisi keuletan dan ketangguhan ,yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam negri, yang langsung maupun tidak langsung.<br />
Sifat ketahanan nasional mandiri sifat ini saling bekerja sama, mampu, dinamis:tidak tepat, elastis, naik turun(tergantung situasi dan kondisi bangsa), kerjasama dan saling menghargai. Negara Indonesia adalah negara yang solid terdiri dari berbagai suku dan bangsa, terdiri dari banyak pulau-pulau dan lautan yang luas. Jika kita sebagai warga negara ingin mempertahankan daerah kita dari ganguan bangsa/negara lain, maka kita harus memperkuat ketahanan nasional kita. Ketahanan nasional adalah cara paling ampuh, karena mencakup banyak landasan seperti : Pancasila sebagai landasan ideal, UUD 1945 sebagai landasan konstitusional dan Wawasan Nusantara sebagai landasan visional, jadi dengan demikian katahanan nasional kita sangat solid.<br />
<br />
<b>Kritik dan Saran</b><br />
Demikianlah pembuatan makalah ini, dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik segi penulisan maupun dari segi materi yang disajikan. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.<br />
Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar khususnya bagi penyusun dan pembaca pada umumnya.<br />
<br />
<b>DAFTAR PUSTAKA</b><br />
<br />
(KAELAN, ZUBAIDI, ACHMAD. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: PARADIGMA)<br />
(Http://docstoc.com/ docs/30873687/pengaruh - aspek – ketahanan – nasional –terhadap – kehidupan – berbangsa – dan – bernegara)<br />
(Http://Organisasi.org/pengertian - arti - definisi – ketahanan – nasional – bangsa – negara – indonesia – belajar – gratis – pelajaran – pengetahuan – pmp – dan – ppkn online”)<br />
(Http://www.slideshare.net /impoet / ketahanan – nasional”)<br />
(Http://apadefinisinya.blogspot.com/2008/05/ketahanan – nasional.Html”)<br />
(Http://www.google.co.id)<br />
(Http://emperordeva. Wordpress.com/about/ ketahanan – nasional/”)Iswaminehttp://www.blogger.com/profile/06117494525825864434noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7435935846407598634.post-78540766623593685772010-06-30T17:09:00.002+07:002010-06-30T17:09:52.658+07:00PERADABAN ISLAM DI INDONESIA<b>A. Sejarah Muhammadiyah di Indonesia</b><br />
Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di kampung Kauman, Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912. Muhammadiyah didirikan dengan tujuan mendukung usaha K.H. Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang dianggap banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Pada awalnya kegiatan ini juga memiliki basis dakwah untuk para wanita dan kaum muda berupa pengajian sidratul muntaha. Selain itu perannya juga diwujudkan dalam pendidikan dasar dan sekolah lanjutan. <br />
Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam yang besar di Indonesia yang namanya diambil dari nabi Muhammad Saw. Dalam pembentukannnya Muhammadiyah banyak merefleksikan perintah Al Qur’an diantaranya Q. S. al Imran ayat 104 sebagai berikut: <br />
<br />
Arti: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.<br />
<br />
Menurut para tokoh Muhammadiyah ayat ini mengisyaratkan umat Islam agar hidup berorganisasi. Muhammadiyah termasuk Islam modern yang merupakan reformasi dari Islam tradisional. Menurut Debar Voen ada empat ciri Islam reformasi:<br />
1. Mengakui Al Qur’an dan hadits sebagai perangkat prinsip dasar<br />
2. Tetap membuka pintu ijtihad (bersungguh-sungguh mencari kebenaran)<br />
3. Melarang mengikuti sesuatu hukum tanpa tahu dasarnya<br />
4. Mengindahkan fatwa imam untuk ditelaah.<br />
<br />
Prinsip-prinsip reformis Muhammadiyah antara lain:<br />
1. Penentuan arah mekah yang tepat dan dengan demikian penyesuaian arah kiblat. Hal ini berbeda dengan kebiasaan umum untuk bershalat ke arah barat.<br />
2. Pengugunaan astronomi untuk menetapkan mulai dan akhir bulan puasa (hisab), hal ini berbeda dengan pengamatan visual terhadap pergerakan bulan oleh para petugas keagamaan.<br />
3. Diselenggarakannya shalat Ied dilapangan terbuka pada hari-hari beasar Islam, Idul Fitri dan Idul Adha berbeda dengan shalat tradisional dimana orang-orang terbatas di masjid.<br />
4. Pengumpulan dan pembagian zakat dan hewan qurban pada hari-hari besar Islam oleh panitia khusus yang mewakili masyarakat muslim setempat. Hal ini berbeda dengan kebiasaan umum untuk member hak istimewa kepada para pejabat dan fungsionaris keagamaan.<br />
5. Penyampaian khotbah tidak hanya dalam bahasa Arab saja namun juga dalam suatu bahasa daerah setelah shalat jum’at<br />
6. Penyederhanaan ritual dan upacara untuk kelahiran, khitanan, pernikahan, dan pemakaman dengan menghapuskan unsur-unsur politeistik dari ritual tersebut<br />
7. Penyederhanaan bentuk makam yang sebelumnya dihias secara berlebihan<br />
8. Tidak menganjurkan ziarah ke makam wali<br />
9. Dihilangkan anggapan mengenai kesaktian kyai ulama tertentu. <br />
Dalam mengarahkan kegiatan-kegiatannya, organisasi ini dalam tahun-tahun pertama tidaklah mengadakan pembagian tugas yang jelas diantar anggota pengurus. Hal ini semata-mata karena ruang gerak yang terbatas, yaitu sampai sekurang-kurangnya tahun 1917 pada daerah Kauman, Yogyakarta saja. Dahlan sendiri aktif mengajar di sekolah Muhammadiyah dan juga aktif dalam memberikan bimbingan kepada masyarakat untuk melakukan berbagai macam seperti shalat. Selain itu memberikan bantuan kepada fakir miskin dengan mengumpulkan dana dan pakaian. Sifat pendidikan dan sosial Muhammadiyah memanglah telah di ketakkan di dalam masa sekarang ini.<br />
Dalam merumuskan Islam secara formal, Muhammadiyah lebih banyak dipengaruhi oleh pendekatan teologis dan fiqih atau pendekatan hukum dalam arti yang lebih luas. Pendekatan historis historis dan sosiologis hampir tidak berperan, sehingga perumusan ajaran Islam formal dalam Muhammadiyah terasa minim informasi dan nuansa. Keminiman hanyalah mungkin diatasi bila kita mampu melihat Islam dalam perspektif sosio-historis.<br />
Muhammadiyah bergerak di suatu lingkungan yang pada umumnya negara-negara bekas jajahan yang kental dengan tiga ciri utamanya, yaitu kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Muhammadiyah lebih fokus pada aktivitasnya untuk melawan kebodohan dan keterbelakangan baik dalam bidang agama maupun keduniaan. Bagi Muhammadiyah, factor utama penyebab kemiskinan adalah kebodohan. Oleh karena itu, usaha mencerdaskan umat melalui aktivitas atau kegiatan pendidikan terus digalakkan. Sejak Muhammadiyah lahir jalur pendidikan pesantren sudah ada, namun dipandang jauh dari memadai untuk mencerdaskan umat. Sifat tertutup pesantren terhadap apa yang datang dari luar dipandang sebagai sikap yang tidak selalu menguntungkan bagi kemajuan umat dan agama. Selain bergerak di bidang pendidikan, Muhammadiyah juga meluaskan usahanya dalam bidang pelayanan sosial dan kemanusiaan lainnya, seperti penyantunan terhadap orang sakit, fakir miskin, dan yatim piatu <br />
Salah satu fenomena sosiologis yang cukup menarik dalam perjalanan Muhammadiyah adalah pemihakannya terhadap budaya demokrasi. Tradisi musyawarah tingkat ranting sampai ke tingkat muktamar adalah bukti historis tentang kokohnya dukungan terhadap demokrasi. <br />
<br />
<b>B. Sejarah Nadhlatul Ulama</b><br />
Keterbelakangan baik secara mental maupun ekonomi yang dialami bangsa Indonesia akibat penjajahan maupun kungkungan tradisi telah menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa melalui jalan pendidikan dan organisasi. Gerakan yang muncul pada tahun 1928 tersebut dikenal dengan kebangkitan nasional. Semangat kebangkitan memang terus menyebar kemana-mana setelah rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain. Sebagai jawabannya, munculah berbagai organisasi pendidikan dan pembebasan.<br />
Kalangan pesantren yang selama ini gigih melawan kolonialisme, merespon kebangkitan nasional tersebut dengan mendirikan gerakan seperti Nadhlatul Wathan pada tahun 1916. Kemudian pada tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan Nadhlatul Fikri sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Dari situ kemudian didirikan Nadhlatul Tujjar. Serikat itu dijadikan basis untuk perbaikan ekonomi rakyat. Dengan adanya Nadhlatul Tujjar, maka taswirul Afkar selain tampil sebagai kelompok studi juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota.<br />
Suatu ketika Raja Ibnu Saud hendak menerapkan asas tunggal yakni mazhabWahabi di Mekkah, kalangan pesantren yang selama ini membela keberagamaan, menolak pembatasan mazhab dan menghancurkan pewarisan peradaban tersebut. Dengan sikapnya yang berbeda kalangan pesantren dikeluarkan dari anggota Kongres Al Islam di Yogyakarta pada tahun 1925. Akibatnya kalangan pesantren juga tidak dilibatkan sebagai delegasi dalam Muktamar Alam Islami di Mekkah yang akan mengesahkan keputusan tersebut. Sumber lain menyebutkan bahwa K.H. Hasyim Asy’ari, K.H. Wahab Hasbullah dan sesepuh NU lainnya malakukan walk out.<br />
Didorong oleh minatnya yang gigih untuk kebebasan bermazhab serta peduli terhadap pelestarian warisan peradaban, maka kalangan pesantren terpaksa membuat delegasi sendiri yang dinamakan Komite Hejaz yang diketuai oleh K.H. Wahab Hasbullah.<br />
Atas desakan kalangan pesantren yang terhimpun dalam Komite Hejaz, dan tantangan dari segala penjuru umat Islam di dunia, maka raja Ibnu Saud mengurungkan niatnya. Hasilnya, hingga saat ini di Mekkah bebas dilaksanakan ibadah sesuai dengan mazhab mereka masing-masing. Itulah peran internasional kalangan pesantren pertama yang berhasil memperjuangkan kebebasan bermazhab dan berhasil menyelamatkan peninggalan sejarah dan peradaban yang sangat berharga. <br />
Berawal dari komite dan berbagai organisasi yang bersifat embrional dirasa perlu dibentuk organisasi yang lebih mencakup semua dan sistematis untuk mengantisipasi perkembangan zaman. Maka, setelah kordinasi dengan berbagai kyai, akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nadhlatul Ulama pada 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926 yang dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy’ari.<br />
Untuk menegaskan prinsip dasar organisasi ini, maka K.H. Hasyim Asy’ari merumuskan kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab I’tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam khittah NU yang dijadikan sebagai dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik.<br />
<br />
1.Paham Keagamaan<br />
NU menganut paham ahlussunah wal jamaah, sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrim aqli dengan kaum ekstrim naqli. Karena itu sumber pemikiran bagi NU tidak hanya Al Qur’an, sunnah tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah realistik empirik. Cara berpikir semacam itu dirujuk dari pemikir terdahulu seperti Abu hasan Al Asy’ari Abu Mansur Al Maturidi dalam bidang teologi. Kemudian dalam bidang fiqh mengikuti satu mazhab, yaitu syafi’I tetapi juga mengakui tiga mazhab, yakni Hanafi, Maliki, dan Hambali sebagaimana yang tergambar dalam lambing NU berbintang 4 di bawah. Sementara dalam bidang tasawuf, mengembangkan metode Al Ghazali dan Junaid Al Baghdadi yang mengintegrasikan antara tasawuf dengan syari’at.<br />
Gagasan kembali ke khittah pada tahun 1984, merupakan momentum penting untuk menafsirkan kembali ajaran ahlussunah wal jamaah, serta merumuskan kembali metode berpikir, baik dalam bidang fiqih maupun sosial serta merumuskan kembali hubungan NU dengan Negara. Gerakan ini berhasil kembali membangkitkan gairah pemikiran dan dinamika sosila dalam NU.<br />
<br />
2.Tujuan Organisasi<br />
Mengakkan ajaran Islam menurut ahlussunah wal jamaah di tengah-tengah kehidupam masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.<br />
<br />
3. Usaha Organisasi<br />
a. Di bidang agama, melaksanakan dakwah islamiyah dan meningkatkan rasa persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan dan perbedaan<br />
b. Di bidang pendidikan, menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam untuk membentuk muslim yang taqwa, berbudi luhur, berpengetahuan luas. Hal ini terbukti dengan lahirnya lembaga-lembagapendidikan yang bernuansa NU dan sudah tersebar di berbagai daerah khususnya di Pulau Jawa.<br />
c. Di bidang sosial budaya, mengushakan kesejahteraan rakyat serta kebudayan yang sesuai dengan nilai keislaman dan kemanusiaan.<br />
d. Di bidang ekonomi, mengushakan pemerataan kesempatan untuk menikmati hasil pembangunan dengan mengutamakan berkembangnya ekonomi rakyat. Hal ini ditandai dengan lahirnya BMT dan badan keuangan lain yang telah terbukti membantu masyarakat.<br />
e. Mengembangkan usha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas. NU berusaha mengabdi menjadi yang terbaik bai masyarakat. <br />
<br />
4. Struktur Organisasi<br />
1. Pengurus besar (tingkat pusat)<br />
2. Pengurus wilayah (tingkat propinsi)<br />
3. Pengurus cabang (tingkat kabupaten/kota) atau pengurus cabang istimewa untuk kepengurusan di luar negeri<br />
4. Pengurus majlis wakil cabang/MWC (tingkat kecamatan)<br />
5. Pengurus ranting (tingkat desa/kelurahan).<br />
Untuk pusat, wilayah, cabang, dan majelis wakil cabang, setiap kepengurusan terdiri dari:<br />
1. Mustayar (penasehat)<br />
2. Syuriyah (pimpinan tertinggi)<br />
3. Tanfidziyah (pelaksana harian)<br />
Untuk ranting setiap kepengurusan terdiri dari:<br />
1. Syiriyah (pimpinan tertinggi)<br />
2. Tanfidziyah (pelaksana harian)<br />
<br />
5. NU dan Politik<br />
Pertama kali Nu terjun pada politik praktis pada saat menyatakan memisahkan diri dengan Masyumi pada tahun 1952 dan kemudian mengikuti pemilu 1955. NU cukup berhasil dengan meraih 45 kursi DPR dan 91 kursi konstituante. Pada masa demokrasi terpimpin NU dikenal sebagai partai yang mendukung Soekano. Setelah PKI memberontak, NU tampil sebagai salah satu golongan yang aktif menekan PKI, terutama melalui sayap pemudanya GP Ansor.<br />
NU kemudian menggabungkan diri dengan Partai Persatuan Pembangunan pada tanggal 05 Januari 1973 atas desakan penguasa orde baru. Mengikuti pemilu 1977 dan 1982 bersama PPP. Pada muktamar NU di situbondo, NU menyatakan diri untuk kembali ke khittah 1926, yaitu untuk tidak berpolitik praktis lagi.<br />
Namun setelah reformasi 1998, muncul partai-partai yang mengatasnamakan NU. Ynag terpenting adalah Partai Kebangkitan Bangsa yang dideklarasikan oleh Abdurrahman Wahid. Pada pemilu 1999 PKB memperoleh 51 kursi DPR dan bahkan bias menghantarkan Abdurrahman Wahid sebagai Presiden RI. Pada pemliu 2004, PKB memperoleh 52 kursi DPR.<br />
<b><br />
C. Tentang Muhammadiyah dan NU</b><br />
Muhammadiyah dan NU adalah organisasi, bukan masalah fiqh. Hanya dalam konteks Indonesia, keduanya mewakili 2 golongan besar umat Islam secara fiqh juga. Muhammadiyah mewakili kelompok modernis, yang sebenarnya ada beberapa organisasi yang memili pandangan yang mirip seperti persatuan Islam, Al Irsyad, Sumatra Tawalib. Sedangkan NU mewakili kelompok tradisional.<br />
Kedua organisasi memiliki berbagai perbedaan pandangan. Dalam masyarakat perbedaan paling nyata adalah dlam berbagai masalah furu’ (cabang). Misalnya muhammadiyah melarang membaca Qunut pada saat shalat shubuh, sedangkan NU mensunahkan, bahkan masuk dalam ab’adyang kalau tidak dilkukan harus melakukan sujud syahwi. Perbedaan ini tidaklah menjadikan pertentangan lagi karena adanya kedewasaan dan toleransi yang besar dari keduanya.<br />
Pandangan antara keduanya baerasal dari madrasah yang berbeda, yang sesungguhnya sudah terjadi sangat lama, Muhammadiyah lahir dari inspirasi pemikir-pemikir modern seperti Jamaludin Al Afghani dam Muhamad Abduh sekaligus pemikir salaf seperti Bn Taymiah. Wacana pemikiran modern mislanya membuka pintu ijtihad, kembali kepada Al Qur’an dan Sunah, tidak boleh taqlid, serta menghidupkan kembali pemikiran Islam. Sedang wacana salaf bebaskan takhayul, bid’ah dan khurafat. Wacana salaf yang banyak dimasalahkan oleh Muhammadiyah justru malah banyak yang diamalkan di dalam NU yang dianggap sebagai sunnah. Karena sifatnya yang dinamis, praktis dan rasionalis, Muhammadiyah banyak diikuti oleh kalangan terdidik dan masyarakat kota.<br />
Di sisi lain NU lahir untuk menghidupkan tradisi bermazhab, mengikuti ulama. Sedikit banyak kelahiran Muhammadiyah memicu lahirnya NU. Pengaruh NU sangat Nampak di pedesaan.<br />
<br />
<b>Daftar Pustaka</b><br />
<br />
Martahan, Sitompul Einar. 1989. Nadhllatul Ulama dan Pancasila. Jakarta: Pustaka sinar Harapan.<br />
<br />
Ma’arif, a. Syafi’i. 1993. Peta Bumi Intelektualisme Islam di Indonesia. Bandung: Mizan.Iswaminehttp://www.blogger.com/profile/06117494525825864434noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7435935846407598634.post-62657882981521953022010-06-30T17:03:00.000+07:002010-06-30T17:03:25.460+07:00TUJUAN PENDIDIKAN<b>A. Tujuan Pendidikan Dalam Islam</b><br />
Tujuan pendidikan islam adalah mendekatkan diri kita kepada Allah dan pendidikan islam lebih mengutamakan akhlak. Secara lebih luas pendidikan islam bertujuan untuk<br />
Pembinaan Akhlak<br />
Penguasaan Ilmu<br />
Keterampilan bekerja dalam masyarakat<br />
Mengembangkan akal dan Akhlak<br />
Pengajaran Kebudayaan<br />
Pembentukan kepribadian<br />
Menghambakan diri kepada Allah<br />
Menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan akhirat<br />
<br />
<b>B. Tujuan Pendidikan Secara Umum</b><br />
Tujuan pendidikan secara umum dapat dilihat sebagai berikut:<br />
1.Tujuan pendidikan terdapat dalam UU No2 Tahun 1985 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan dan bertagwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan kerampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berbangsa.<br />
2.Tujuan Pendidikan nasional menurut TAP MPR NO II/MPR/1993 yaitu Meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja profesional serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa patriotik dan memepertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawaan sosial, serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan.<br />
3.TAP MPR No 4/MPR/1975, tujuan pendidikan adalah membangun di bidang pendidikan didasarkan atas falsafah negara pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia-manusia pembangun yang berpancasila dan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab dapat menyuburkan sikap demokratis dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD 1945.<br />
Tujuan pendidikan pada dasarnya merupakan perubahan yang diinginkan oleh pendidikan itu sendiri. Merujuk pada pandangan al-Qur’an tentang tujuan Pendidikan Islam, pada umumnya terbagi menjadi 2 yaitu; Pertama, menjadikan peserta didik sebagai abdun atau hamba Allah, yang memberikan pengetahuan kepada mereka untuk menyadari akan penciptaannya serta tujuan dari penciptaan mereka agar mereka beriman dan bertaqwa. Allah menciptakan manusia pada dasarnya hanya untuk menyembah kepada-Nya , dan Allah juga mengajarkan mereka seruan untuk beribadah, dan sesungguhnya Allah telah mengutus Rasul agar memberikan seruan kepada umatnya agar senantiasa menyembah dan beribadah kepada Allah SWT . <br />
<br />
Kedua, mengantarkan peserta didik (manusia) untuk menjadi kholafah di muka bumi, dan mampu berperan aktif dalam mengemban amanat-amanat kekholifahannya , yang termasuk diantaranya adalah merealisasikan agenda humanisasi, dan transedensi . <br />
<br />
Dr. Quraisy Shihab mengemukakan bahwa tujuan pendidikan Islam dalam al-Quur’an adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan kholifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditentukan Allah, atau dengan kata lain “untuk bertaqwa kepada Allah SWTâ€, karena taqwa adalah muara dari segala aktifitas manusia sebagai abdillah . <br />
<br />
Sedangkan secara universal tujuan-tujuan pendidikan dalam al-Qur’an diantaranya adalah; <br />
<br />
1. Memberikan kebebasan berfikir pada setiap manusia terhadap ayat-ayat kebesaran Allah. Kebebasan tersebut diartikan sebagai media untuk transformasi nilai-nilai al-Qur’an sebagai prinsip kehidupan seperti terdapat pada surat Al-A’raf ayat 175 . <br />
2. Membangun dan mengembangkan potensi. Al-Qur’an menegaskan pada seluruh manusia untuk senantiasa berusaha semaksimal mungkin untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Seperti dijelaskan Allah dalam surat Taahaa ayat 144 dan surat Qaaf ayat 16 . <br />
3. memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat, artinya pendidikan dalam al-Qur’an memberikan pelajaran agar dalam kehidupan ini manusia mejaga keseimbangan antara urusan dunia dan urusan akherat. Seperti dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 102 dan surat Al-Qashash ayat <br />
<br />
Sumber: Nahy_ahy.co.ccIswaminehttp://www.blogger.com/profile/06117494525825864434noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7435935846407598634.post-68480481125654432092010-06-30T16:58:00.000+07:002010-06-30T16:58:57.088+07:00KAJIAN PUISI KATA<b>I. BIOGRAFI BAKDI SOEMANTO</b><br />
Bakdi Soemanto, yang pada ijazahnya ditulis C. Soebakdi Soemanto, dilahirkan di Sala, 29 Oktober 1941, tamat dari SMA bagian A (Sastra) di Sala, ia melanjutkan kuliah di jurusan sastra Inggris, fakultas sastra UGM (S1), kemudian mendapatkan kesempatan melanjutkan studi pada jenjang S-2, jurusan sastra Indonesia dan Jawa(1985), studi pada jenjang S-3 ia selesaikan pada tahun 2001 dan pangkat professor ia capai pada tahun 2004 pada fakultas ilmu budaya, UGM.<br />
Selama 3 semester ia bertugas sebagai dosen tamu di Oberlin College, Ohio dan Northern Illinois University, Chicago (1986-1987) memberikan kuliah sastra Indonesia lewat terjemahan. Beberapa kali diundang menyajikan makalah pada seminar seni pertunjukan yang diselenggarakan oleh ASEAN dan SPAFA di Singapura dan Bangkok.<br />
Sekarang ia adalah dosen tetap pada jurusan sastra inggris, fakultas ilmu Budaya UGM dan pengkajian Seni pertunjukan serta pengkajian Amerika, sekolah Pasca Sarjana UGM, serta Pasca Sarjana UNDIP, Semarang dan STSI, Sala.<br />
Sejak sebelum menjadi mahasiswa Bakdi sudah suka menulis puisi dan cerpen. Puisinya dimuat dalam majalah Basis, harian kedaulatan rakyat ada yang masuk beberapa buku kumpulan puisi bersama seperti Tonggak, Tugu, dan ada yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam On Foreign Shore terbitan lontar.<br />
Disamping puisi, naskah drama dan cerpennya sudah diterbitkan dalam beberapa kumpulan cerpen dan ia juga menulis telaah sastra dan drama serta cerita rakyat.<br />
<br />
KATA<br />
Karya: Bakdi Soemanto (1974)<br />
<br />
Seribu kata<br />
Menggebu<br />
Lewat jari<br />
Yang dipanggang mentari<br />
<br />
Punggung bumi meleleh<br />
Gedung dan kehidupan rata<br />
Dalam cahya hari<br />
Tak ramah <br />
<br />
Didalam genggam<br />
Kehidupan gemetar<br />
Dalam sajak <br />
Kehidupan mencampak busur<br />
Dan baris-baris kata <br />
Adalah bekas jejak nafas <br />
Yang enggan lepas<br />
Dari dengus desah<br />
<br />
<b>II. PARAFRASE</b><br />
Sebuah ungkapan dari si aku(penyair) yang menggambarkan segala keinginan yang disampaikan lewat tulisan tangan dengan dituangkan lewat kata-kata yang ditulisnya sendiri dengan semangat yang tinggi.<br />
Dengan kata itu seakan-akan gedung bumi serta cahya matahari tidak setuju dengan apa yang diucapkannya itu.<br />
Kehidupannya seolah-olah dalam genggaman kata. Hidupnya seakan tidak perduli dengan urusan bumi.<br />
Dan baris kata yang ditulisnya tidak akan lepas dari hidupnya, meskipun mati tetap ada.<br />
<b><br />
III. ANALISIS</b><br />
3.1 Analisis Bentuk<br />
a. Tipografi<br />
Pada puisi”Kata” ini tipografinya menggunakan susunan bait. dan tidak menggunakan susunan baris.<br />
b. Bunyi<br />
Bunyi-bunyi pada puisi ini didominasi oleh bunyi asonansi a,i,u bunyi aliterasi r,s,k,h dan bunyi menasal. yang menggambarkan suasana sunyi, tenang, syahdu, menegangkan, mengesankan.<br />
Misalnya pada baris pertama sampai keempat didominasi bunyi a,z,u yang dapat membangun suasana syahdu dan mengasankan.<br />
Pada baris lima sampai ke delapan suasana yang ditimbulkan suasana yang menegangkan dan menimbulkan keserasian makna.<br />
c. Kata<br />
- Konkrit<br />
1. kata 6. cahya <br />
2. jari 7. sajak<br />
3. mentari 8. busur<br />
4. bumi 9. nafas<br />
5. gedung<br />
- Kata Abstrak<br />
1. Mencampak<br />
- Diksi<br />
1.seribu kata<br />
2.dipanggang mentari<br />
3.punggung bumi<br />
4.mencampak busur<br />
5.jejak nafas<br />
6.dengus desah<br />
d. Kalimat atau Baris<br />
Pada puisi”Kata” terdiri dari 16 baris, menggunakan susunan bait dan tidak mempunyai sajak yang beraturan<br />
e. citraan dan simbol<br />
1. Citraan<br />
- Citraan Visual<br />
1. Pada baris ke lima :punggung bumi meleleh<br />
2. Pada baris ke enam :gedung dan kehidupan rata<br />
Citraan Audio<br />
1.Pada baris ke empatbelas :adalah bekas jejak nafas<br />
2.Pada baris ke enambelas :dari dengus desah<br />
- Citraan Gestur/Kinestetik<br />
1. Pada baris ke dua dan tiga :mengggebu, lewat jari<br />
- Citraan Perasaan<br />
1. Pada baris ke duabelas :kehidupan mencampak busur<br />
2. Simbol <br />
Seribu kata : beribu-ribu ucapan<br />
dipanggang mentari : semangat yang membara<br />
punggung bumi : pusaran bumi<br />
mencampak busur : tidak peduli pada hidup<br />
<br />
f. Gaya Bahasa<br />
Gaya Bahasa yang terdapat pada puisi”Kata” ini antara lain:<br />
1. Pada baris ke empatbelas :bekas jejak nafas<br />
2. Pada baris ke enambelas :dari dengus desah<br />
<br />
3.2 Analisis Isi<br />
a. Nada Bicara<br />
Nada dan suasana bicara si penyair dalam puisi ini sangat syahdu dan jelas, bahasanya juga agak mudah dipahami. Pada dasarnya puisi ini melukiskan segala keinginan si aku dituangkan lewat kata- kata sehingga sangat cocok untuk dijadikan renungan untuk para pembaca.<br />
b. Tema<br />
Puisi”Kata” karya Bakdi Soemanto mengangkat tema tentang perjalanan hidup manusia yang diungkapkan lewat kata.<br />
c. Amanat<br />
1. Puisi ini ingin menyampaikan bahwa setiap manusia memiliki cara tersendiri dalam menjalani hidup, yang dibahas disini cara yang dilakukan melalui media kata.<br />
2. Dengan kata- kata, manusia bias menuangkan segala keinginannya<br />
3. Dengan kata yang dulunya diucapkan, hal itu masih akan terkenang sepanjang hidupnya.<br />
<br />
<b>IV. Penutup</b><br />
Puisi”Kata” ini berkaitan erat dengan keadaan atau kenyataan sekarang ini dan sesuai dengan perkembangan kondisi yang ada disekitar kita hal ini nampak dari isi dari puisi ini yang dalam penggambarannya bahwa perjalanan hidup seseorang yang dituangkan dalam kata- kata dan kata yang ia tulis tersebut masih tetap dikenang sampai akhir hayatnya.<br />
Dengan adanya puisi “Kata” ini penyair berharap agar yang terkandung dalam puisi ini dapat memahami maksudnya dan dapat mengambil nilai yang terkandung didalamnya.Iswaminehttp://www.blogger.com/profile/06117494525825864434noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7435935846407598634.post-2767591436083660852010-06-30T16:56:00.002+07:002010-06-30T16:56:30.009+07:00BIOGRAFI BAKDI SOEMANTOBakdi Soemanto, yang pada ijazahnya ditulis C. Soebakdi Soemanto, dilahirkan di Sala, 29 Oktober 1941, tamat dari SMA bagian A (Sastra) di Sala, ia melanjutkan kuliah di jurusan sastra Inggris, fakultas sastra UGM (S1), kemudian mendapatkan kesempatan melanjutkan studi pada jenjang S-2, jurusan sastra Indonesia dan Jawa(1985), studi pada jenjang S-3 ia selesaikan pada tahun 2001 dan pangkat professor ia capai pada tahun 2004 pada fakultas ilmu budaya, UGM.<br />
Selama 3 semester ia bertugas sebagai dosen tamu di Oberlin College, Ohio dan Northern Illinois University, Chicago (1986-1987) memberikan kuliah sastra Indonesia lewat terjemahan. Beberapa kali diundang menyajikan makalah pada seminar seni pertunjukan yang diselenggarakan oleh ASEAN dan SPAFA di Singapura dan Bangkok.<br />
Sekarang ia adalah dosen tetap pada jurusan sastra inggris, fakultas ilmu Budaya UGM dan pengkajian Seni pertunjukan serta pengkajian Amerika, sekolah Pasca Sarjana UGM, serta Pasca Sarjana UNDIP, Semarang dan STSI, Sala.<br />
Sejak sebelum menjadi mahasiswa Bakdi sudah suka menulis puisi dan cerpen. Puisinya dimuat dalam majalah Basis, harian kedaulatan rakyat ada yang masuk beberapa buku kumpulan puisi bersama seperti Tonggak, Tugu, dan ada yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam On Foreign Shore terbitan lontar.<br />
Disamping puisi, naskah drama dan cerpennya sudah diterbitkan dalam beberapa kumpulan cerpen dan ia juga menulis telaah sastra dan drama serta cerita rakyat.Iswaminehttp://www.blogger.com/profile/06117494525825864434noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7435935846407598634.post-36593198223360244122010-06-30T16:54:00.000+07:002010-06-30T16:54:26.524+07:00TUJUAN PENDIDIKAN BERDASAR AL QUR'AN<b>A. Pendahuluan</b><br />
Nabi Muhammad adalah nabi yang terakhir sebagai penutup diantara para nabi yang menjadi utusan-nya. Sebagai nabi ia diberi wahyu berupa al Qur’an. Al Qur’an adalah firman Allah sebagai petunjuk yang diberikan kepada manusia kejalan yang lurus. ( Q.S. al-Isro’ 17/50:19)<br />
Dengan demikian, al-Qur’an dijadikan panutan dalam berbagai aspek kehidupan, tidak hanya mencakup ajaran dogmatis, tetapi juga ilmu pengetahuan. (Hamdani Ihsan, 2001: 09)<br />
Oleh karena itu banyak ungkapan dalam al-Qur’an yang menyuruh manusia untuk melihat, memperhatikan, berfikir, menganalisa, bekerja dan beramal. Dalam hal ini dapat difahami, karena al-Qur’an enggan menerima orang-orang yang buta hatinya atau orang yang hanya ikut-ikutan saja. Al Qur’an akan menerima orang yang senantiasa menggunakan akal sehatnya dan jauh dari segala macam pengaruh. (Muhaimin, 2006: 16)<br />
Allah mengemukakan bahwa tidaklah bisa disamakan antara orang yang tahu dengan orang yang tidak tahu. Hal ini dijelaskan dalam Q.S Az Zumar: 9 yang berbunyi:<br />
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لاَ يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ <br />
...Katakalah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang -orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.<br />
Dalam ayat yang lain , bahkan menjelaskan bahwa orang yang tahu (mempunyai pengetahuan) mempunyai peranan yang besar dan derajat yang tinggi. Hal ini dijelaskan dalam Q.S.al-Mujadalah: 11, yaitu:<br />
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ <br />
...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Megetahui apa yang kamu kerjakan.<br />
Dengan penjelasan tersebut, maka nampaklah bagi kita bahwa al-Qur’an sangat mengagungkan kebebasan berfikir dan menghargai kekuatan akal. Namun persoalannya, dapatkah manusia berfikir dan mempergunakan akal secara baik dan benar tanpa melalui proses. Untuk itulah diperlukan adanya satu proses dalam kehidupan manusia yang disebut pendidikan.<br />
Bersumber dari permasalahan-permasalahan diatas, makalah ini akan membahas dimanakah kedudukan ilmu dalam Al Qur’an, dan proses pendidikan manusia karena tadi dijelaskan bahwa manusia akan bisa menggunakan otaknya dengan baik melalui suatu proses, serta apakah tujuan pendidikan yang sesungguhnya.<br />
Dengan pembahasan tersebut diharapkan agar pembaca memahami kedudukan ilmu, proses pendidikan, serta tujuan pendidikan manusia dalam hidup berdasarkan Al Qur’an<br />
<br />
<b>B. Pembahasan</b><br />
1. Kedudukan Ilmu dalam Al- Qur’an<br />
Ilmu ialah pengetahuan yang disusun secara sistematis yang diperoleh melalui suatu penyelidikan yang rasional dan empiris. Kebenaran hasil suatu penyelidikan atau penelitian yang rasional sudah barang tentu mensyaratkan adanya kemampuan berfikir dan bernalar melalui akal yang sehat secara logis untuk menetukan kesimpulan suatu kebenaran yang semuanya bersifat nisbi (sekarang aktual besok basi), karena kebenaran yang hakiki hanyalah milik Allah SWT, seperti ditegaskan dengan firman-Nya QS. Al-Baqarah (2):147 sebagai berikut:<br />
الحق من ربك فلا تكونن من الممترن (147)<br />
Arti: Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.<br />
Dengan demikian, akal yang sehat menjadi syarat utama dapat memperolehnya. Irfan Hielmy mengatakan: "Ilmu, dalam bahasa Inggris disebut science, artinya ilmu pengetahuan. Atau sering pula disebut dengan istilah epistemology, yaitu part of philosophy which treats of the possibility, nature and limits of human knowledge (bagian dari ilmu filsafat yang tersusun atas kemungkinan, alam dan batasan pengetahuan manusia). Bagi manusia, ilmu berguna untuk merencanakan suatu aktivitas, mengontrol atau mengevaluasinya, memprediksi suatu gejala, dan yang terpenting adalah untuk mengembangkan teknologi, sehingga dapat memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan seluruh umat manusia. <br />
Tidak ada agama selain Islam, dan tidak ada kitab suci selain Alquran yang demikian tinggi menghargai ilmu pengetahuan, mendorong untuk mencarinya, dan memuji orang-orang yang menguasainya. Ayat Alquran yang pertama ke hati Rasulullah SAW menunjuk pada keutamaan ilmu pengetahuan, yaitu dengan memerintahkan-Nya membaca, sebagai kunci ilmu pengetahuan, dan menyebut qalam, alat transformasi ilmu pengetahuan. (Yusuf Qardhawi, 1998: 91) <br />
Ditegaskan dalam QS.Al-Alaq : 1-5 sebagai berikut : <br />
اقرأباسمربك الذي خلق (1) خلق الإنسن من علق (2) اقرأوربك الأكرم (3)<br />
الذي علم بالقلم(4) علم الإنسن مالم سعلم (5)<br />
Arti: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia menciptakan manusia dari segumpal darh. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. <br />
Dalam wahyu pertama di atas, Allah SWT memulai surat dengan memerintahkan untuk membaca yang timbul dari sifat tahu, lalu menyebutkan penciptaan manusia secara khusus dan umum, menyebut nikmat-Nya dengan mengajarkan manusia apa yang ia tidak ketahui. Hal itu menunjukkan akan kemuliaan belajar dan ilmu pengetahuan. <br />
<br />
2. Proses Pendidikan Manusia<br />
Kata إقرأ pada ayat 1 dan 3 dari Q.S.al-‘Alaq ( 96/1 ) mempunyai arti perintah membaca. Kata إقرأ pada ayat ketiga ini merupakan pengulangan dan penguat dari ayat pertama. Menurut Al Nisaburi, sebagaimana yang dikutip M.Quraish Shihab (1997: 93) adalah sebagai berikut:<br />
1. Perintah membaca yang pertama ditujukan kepada pribadi Muhammad Saw sedangkan yang kedua kepada umatnya.<br />
2. Yang pertama untuk membaca dalam salat, sedang yang kedua diluar salat.<br />
3. Perintah pertama dimaksudkan sebagai perintah belajar untuk dirinya sendiri, sedang yang kedua adalah perintah mengajar orang lain.<br />
Kata إِقْرَأْ yang berasal dari قَرَأَ - يَقْرَأُُ yang terdiri dari qaf, ra’ dan hamzah, berarti pengumpulan, penghimpunan. (al-Husain Ahmad ibn Faris ibn Zakariya, Juz V: 78-79)<br />
Kalau kata ini diterjemahkan dengan bacalah, maka kata perintah ini mengandung aspek pendidikan , yaitu dengan adanya seseorang membaca, ia berarti menghimpun dan mengumpulkan ilmu pengetahuan. <br />
Dengan kata قرأini pula menandakan bahwa sejak awal diturunkannya al-Qur’an telah memberikan isyarat bahwa betapa pentingnya ilmu pengetahuan. Perintah membaca pada wahyu pertama ini, nantinya disusul dengan ayat demi ayat yang berjumlah 6.236 ayat yang sebagian besar mendorong kepada ilmu pengetahuan. (Ahmad Tafsir, 2005: 8).<br />
Hal ini memberikan indikasi kepada kita betapa pentingnya perintah membaca tersebut. Untuk bisa membaca memerlukan belajar terlebih dahulu, sementara belajar itu sendiri merupakan bagian dari pendidikan.<br />
Kata قَرَأَ di dalam al-Qur’an disebutkan sebanyak tiga kali, yaitu dalam Q.S. al-A’la/96:1 dan 3, serta Q.S. al-Isra’/17: 14, dan Q.S. al-Isra’/17:14 berbunyi:<br />
اقرأ كتابك كفي بتفسك اليوم عليك حسيبا<br />
Arti: Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.<br />
Ada yang merasa heran mengapa pertama dari ayat tersebut adalah kata إِقْرَأْ Atau perintah untuk membaca. Padahal nabi Muhammad belum pernah membaca suatu kitab apapun sebelum turunnya al- Qur’an. Hal ini sesuai dengan Q.S. al-Ankabut (29/85): 48<br />
وما كنتا تتلو من قلبه من كتاب ولا تخطه بيمنك إذا لارتاب المبطلون<br />
Arti: Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (al-Qur’an) sesuatu kitab pun dan kamu tidak (pernah) menulis sesuatu kitab dengan tangan kananmu; andai kata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu).<br />
Keheranan ini akan hilang jika seseorang tersebut menyadari arti dari iqra’ itu sendiri dan menyadari pula bahwa perintah membaca itu juga untuk umat manusia seluruh alam dalam sejarah kemanusiaan. Sebab al-Qur’an menjadi pedoman bagi umat manusia agar berbahagia dunia dan akhirat.<br />
Kata bacalah dalam ayat pertama ini menunjukkan bahwa perintah tersebut dalam kategori mar takwini, perintah atau titah Allah untuk menjadikan sesuatu. (Muhammad Abduh, 1999: 248)<br />
Ayat pertama sesudah kata إِقْرَ adalah kata بإسم yang berasal dari kata bi dan ism. Huruf bi biasanya diterjemahkan dengan. Ada pendapat maksud dari bi ini antara lain:<br />
1. Huruf ba’ ( ب ) yang dibaca bi tersebut adalah sisipan yang tidak menambah suatu makna tertentu melainkan hanya sekedar memberi tekanan kepada perintah tersebut. Pendapat ini menjadikan kata ismi ( إسم ) sebagi obyek dari perintah iqra’ seperti yang dikemukakan di atas.<br />
2. Huruf ba ( ب) tersebut mengandung arti pernyataan atau mulasabah sehingga ayat tersebut berarti bacalah disertai dengan nama Tuhanmu. (M.Quraish Shihab.1997:80)<br />
Dari dua pendapat tersebut penulis lebih cenderung pada point yang kedua sebab dalam membaca kita harus selalu bersama nama Tuhan . Jadi mengaitkan pekerjaan membaca dengan nama Tuhan mengantarkan si pelaku selalu karena Tuhan dan akan menghasilkan keabadian, karena Tuhan yang Kekal Abadi, serta diiringi keikhlasan.<br />
Kata ismi dari kata sama-yasmu berarti tinggi, (al-Husain Ahmad ibn Faris ibn Zakariya, Juz III: 99), dan juga dapat berarti tanda, (M. Quraish Shihab,1997).<br />
Dalam bahasa Indonesia diartikan nama, sebab nama itu harus dijunjung tinggi dan sebagai tanda sesuatu.<br />
Kata rabb dari kata rabba terdiri dari huruf ra’, ba’, dan mu’tal berarti penambahan, pertumbuhan dan peninggian, (Al-Husain Ahmad bin Faris bin Zakariya, Juz II,T.TH.:483)<br />
Ada yang mengatakan berarti meningkatkan, penambahan, pengembangan atau pertumbuhan. Kata tersebut akhirnya mengacu pada arti pengembangan, peningkatan, ketinggian, dan perbaikan. Kata rabb berarti pendidikan karena dari akar kata تربية. Kata تربية yang berati menjadikan / mendirikan sesuatu tahap demi tahap sampai taraf sempurna. (Ahmad Tafsir, 2005: 66)<br />
Dapat pula berarti memelihara, atau memperbaiki. (Al Husayn Ahmad bin Faris bin Zkariya,Juz II, t.th: 18 – 19)<br />
Maududi menjelaskan bahwa mendidik dan memelihara merupakan salah satu dari sekian banyak makna implisit yang terkandung di dalam kata رَبَّ (Abdurrahman Saleh Abdullah. 1990: 18) Qurthubi menyebutkan bahwa kata ini merupakan bentuk diskripsi yang diberikan kepada seseorang yang melakukan suatu perbuatan secara paripurna. <br />
Sementara Al-Razy membuat perbandingan antara Allah Yang Maha Mendidik yang mengetahui benar kebutuhan-kebutuhan hambanya sebagai peserta didik, karena Allah adalah Sang Pencipta. Pemeliharaan manusia terbatas kepada kelompok tertentu , sementara Allah adalah Rabb al-Alamin yang universal dan tiada batas. Karena manusia berkomunikasi dan menitik beratkan pendidikan bagi manusia yang ada di bumi ini, maka akan sangat relevan jika Allah diyakini, yang telah mengajarkan manusia di muka bumu ini dengan nama-nama dari segala sesuatu yang ada. (Abdurrahman Saleh Abdullah 1990: 19)<br />
Jadi pendidikan merupakan proses transformasi pengetahuan dari satu generasi, atau dari orang tua kepada anaknya , atau dari seseorang pengajar kepada anak didiknya. (Ahmad Zaki, t.th: 1270)<br />
Kata rabbuka dalam ayat ini berarti Tuhanmu , sebab Tuhanmulah yang mendidik, memelihara, memperbaiki manusia. Itu semua pada hakekatnya adalah pengembangan, peningkatan, perbaikan, meninggikan kemampuan yang menjadi obyek didik, yaitu manusia.<br />
Kata خَلَقَ berarti memberi ukuran sesuatu dan menghaluskan sesuatu. (Al Husayn Ahamad bin Faris bin Zakariya, Juz II,t.th.: 213). Kedua- duanya merujuk pada makna pemberian bentuk sesuatu yang mengarah pada fisik dan pemolesan psikis manusia. Kata khalaqa dalam bahasa Indonesia biasa diartiakan menciptakan. Yang dimaksud adalah menciptakan dari tiada, atau menciptakan tanpa satu contoh terlebih dahulu. ( M.Quraish Shihab.1997: 86)<br />
Kata الإنسان diterjemahkan dengan manusia berarti keadaan sesuatu yang selalu tampak dan jinak. Untuk makna yang pertama relevan dengan penampilan manusia yang dapat dilihat fisiknya yang berbeda jika dilawankan dengan jin sebagai makhluk halus. Untuk makna yang kedua berkenaan dengan sifat kejiwaan manusia seperti keramahan, kesenangan dan berpengetahuan. Selain kedua arti tersebut kata الإنسان dari akar kata نسين (nisyun) berarti lupa, ada pendapat dari نوس (nawsun) berarti pergerakan dan dinamika. Dengan demikian manusia itu tercakup adanya pisik psikis yang mempunyai sifat lupa, selalu ingin bergerak maju dan dinamis.<br />
Kata علق berarti sesuatu yang digantungkan pada sesuatu yang tinggi. Kata al’alaq dalam ayat ini biasanya diartikan dengan darah yang beku. (al-Raghib Al-Ashfahani,1992:579), maka dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan segumpal darah. Kemudian membekalinya dengan ilmu pengetahuan biasa mengolah bumi serta menguasai apa yang ada padanya untuk kepentingan umat manusia. Untuk memperoleh ilmu pengetahuan ada ketergantungan dari pihak luar atau orang lain, yaitu pendidik.<br />
Kata إقرأ yang kedua dalam ayat ke tiga menunjukan adanya perintah membaca yang berulang-ulang, apa lagi jika dihubungkan dengan prolog turunnya ayat-ayat ini akan nampak jelas bahwa membaca itu harus berulang-ulang. Didalam prolog turunnya ayat-ayat ini Rasullullah disuruh membaca sampai tiga kali dan dalam ayat-ayatnya ada dua kali sehingga berjumlah lima kali perintah membaca<br />
Kata إقرأ lebih terasa kandungan pendidikannya, jika dihubungkan dengan kalimat وربك الأكرم kata رب pada dasarnya bermakna pendidikan sudah dijelaskan sebelumnya. Selanjutnya kata رب disifati dengan kata أكرم . Kata ini asalnya terdiri dari huruf kaf, ra’ dan mim, yang berarti mulia pada sesuatu pada dirinya atau mulia pada akhlak. (al-Husain Ahmad ibn Faris ibn Zakariya, 1979, Juz V: 171-172).<br />
Menurut M.Quraish Shihab (1992 b:27) bahwaكرم mempunyai arti, antara lain: memberikan dengan mudah tanpa pamrih, bernilai tinggi, terhormat, mulia, setia, dan kebangsawanan. Namun apabila kata ini disifatkan kepada Allah, maka ia berarti nama yang dilekatkan karena kebaikan-Nya dan kemaha murahan-Nya yang tampak (Q.S.27/48:40).<br />
Kata أكرم dalam ayat ini dalam bentuk ism tafdhil mengandung pengertian bahwa Allah menganugerahkan puncak dari segala yang terpuji bagi segala hamba-Nya, khususnya dalam perintah membaca. Di samping itu pula dapat bermakana bahwa Allah lebih tinggi dari segala kemuliaan dengan pengertian bahwa Allah dalam memberi tidak mengharapkan manfaat, pujian ganjaran, atau menolak bahaya. (Al- Fakhr al-Razi, t.th.:16)<br />
Al-Qurthubi menyatakan bahwa penyifatan Tuhan dengan أكرم mengandung arti kemahabijaksanaan Tuhan akan ketidaktahuan hamba-Nya, maka Dia tergesa-gesa dalam menyiksanya. (al-Qurthubi, t.th:7209)<br />
Sedangkan Sayyid Quthub berpendapat bahwa penyifatan Tuhan di sini menunjukkan kemahakuasaan Tuhan, apabila dikaitkan dengan ayat sebelumnya yang menyebutkan Tuhan menumbuhkan dari hal- hal yang kecil dan sderhana ke bentuk mulia. Jadi kemahamurahan Tuhan disini nampak pada perubahan segumpal darah ke derajat manusia. <br />
Dengan demikian , dari kedua pendapat diatas , dapat disimpulkan bahwa terlihat perbedaan antara perintah membaca pada ayat yang pertama dan perintah membaca pada ayat yang ketiga dari Q.S.96/1 al-‘Alaq. Pertama menjelaskan syarat yang harus dipenuhi seseorang ketika membaca yaitu membaca demi Allah; sementara perintah kedua menggambarkan manfaat yang diperoleh dari bacaan tersebut, yaitu Allah akan menganugerahkan kepdanya ilmu pengetahuan , dan wawasan baru.<br />
Hal ini menunjukkan apa yang dijanjikan Allah terbukti secara sangat jelas dalam membaca ayat al-Quran, yaitu penafsiran-penafsiran baru atau pengembangan-pengembangan dari pendapat - pendapat yang telah pernah ada. Begitu pula terbuktinya dengan sangat jelas dalam “pembacaan” alam raya ini dengan bermunculannya penemuan-penemuan baru mebuka rahasia-rahasia alam, dan orang yang banyak membaca itu hidup akan mulia.<br />
3. Tujuan Pendidikan<br />
Salah satu bentuk kalam Allah adalah apa yang dikandung dalam Q.S. al-Alaq (96/1):4 الذ علم بالقلayat tersebut mensifati Tuhan Yang Maha Pemurah. Dengan demikian rangkaiannya menerangkan sebagian bentuk atau cara Tuhan melimpahkan kemurahan-Nya. Dalam memberikan kemurahan kepada hamban-Nya, maka Dia harus mengajarkan kepada mereka, sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa Tuhan adalah pendidik.<br />
Dalam Q.S. al-Alaq (96/1): 4 tersebut menggambarkan bahwa Allah mengajarkan manusia dengan perantaraan قلم . Kata قلم biasanya diartikan dengan pena. Kata قلم baik dalam bentuk tunggal maupun jamak digunakan oleh al-Qur’an dalam arti alat, baik untuk menulis maupun untuk mengundi. Dari arti قلم pada ayat ini adalah hasil dari penggunaan alat tersebut, yakni tulisan, sebab pena adalah alat untuk menulis. Dalam artian bahwa kata yang digunakan berarti alat قلم, tetapi yang dimaksudkan adalah hasil penggunaan alat tersebut yakni tulisan, Pengertian ini menggambarkan bagaimana terjadinya pengajaran dari pendidik kepada obyek didik melalui pena.<br />
Pemilihan kata قلم sebagai pengganti kata كتابة berarti tulisan, menggambarkan betapa pentingnya peranan alat tulis bagi umat manusia, baik alat itu yang berbentuk sederhana seperti pensil maupunn yang canggih seperti komputer dan alat percetakan, yang kesemuanya harus berperan untuk mencerdaskan umat manusia. Keterangan tersebut dapat difahami bahwa ayat keempat dari ayat ini menjelaskan peranan pena dalam Pendidikan. Namun tidak dijelaskan siapa yang diajar dan apa yang diajarkan.<br />
Jawaban dari pertanyaan diatas dapat dilihat pada ayat kelima, yang berbunyi : عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ Ayat ini menerangkan bahwa Tuhanlah yang mengajarkan ilmu kepada manusia tentang apa yang tidak diketahuinya. Ini berarti bahwa sumber ilmu manusia ialah Allah sendiri.<br />
Kalimat ما لم يعلم dapat pula memberikan pengertian tentang tujuan pendidikan yang dilihat dari dua aspek pendidikan (Umar Syihab, 1990: 93-94). <br />
Pertama adanya perubahan dalam diri seseorang atau masyarakat menjadi tahu, dengan adanya hal-hal atau informasi-informasi yang disampaikan kepada seseorang atau masyarakat tersebut. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan pada diri seseorang dan masyarakat. Kedua adalah menggali potensi yang terdapat dalam diri manusia. Lewat pendidikan, potensi dalam diri manusia dapat digali secara cermat. Potensi manusia dapat berupa intelegensia, kreatifitas, kepribadian dan lain-lain potensi yang dimilikinya. Dengan demikian aspek pendidikan terdiri dari aspek eksternal dan aspek internal.<br />
Tujuan pertama dapat berarti bahwa pendidikan merupakan pewarisan budaya, sementara tujuan kedua pendidikan berarti pengembangan potensi. Dari sini tercermin bagi kita bahwa apa yang belum diketahui, tidak hanya berarti bahwa manusia tidak mempunyai pengetahuan sama sekali, tetapi dalam diri manusia terdapat potensi-potensi yang perlu digali dan diaktualisasikan, agar dapat berguna bagi dirinya, agamanya dan masyarakatnya, baik untuk duniawi ataupun akhirat.<br />
<br />
اقرأباسمربك الذي خلق (1) خلق الإنسن من علق (2) اقرأوربك الأكرم (3)<br />
الذي علم بالقلم(4) علم الإنسن مالم سعلم (5)<br />
Dari ayat tersebut diatas dapat diketahui bahwa, sejak turunnya awal wahyu manusia terdokma jiwa tauhid dan berilmu pengetahuan. Hidup manusia selain bertauhid termasuk berilmu pengetahuan<br />
<b><br />
C. Kesimpulan</b><br />
Ilmu adalah pengetahuan yang disusun secara sistematis melalui suatu penyelidikan yang rasional dan empiris. Dan pada manusia ilmu berguna untuk perencanaan suatu aktifitas atau untuk memprediksi suatu gejala dan yang paling penting bermanfaat bagi seluruh umat manusia. Ilmu dalam Al-Qur’an sebagai pembuka suatu pengetahuan yang belum diketahui. Serta di dalam Al-Qur’an juaga menjelaskan kemuliaan belajar dan ilmu pengetahuan.<br />
Lima ayat yang turun pertama kali ini menjelaskan pentingnya pendidikan. Pendidikan itu sangat penting bagi umat manusia, sehingga perlu jenjang pendidikan yang berkelanjutan dan perlu diulang-ulang. Mermbaca dan menulis dua komponen yang melahirkan proses pendidikan. Melalui bacaan manusia memperoleh ilmu pengetahuan, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.<br />
Tujuan pendidikan untuk mengadakan perubahan dalam diri manusia, dan menggali potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia, pertama merupakan pewarisan budaya dan yang ke dua pengembangan potensi oleh manusia agar dapat diaktualisasikan sehingga menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi manusia. Karena manusia hidup selain harus bertauhid juga harus berilmu pengetahuan karena keduanya saling berkesinambungan.<br />
<br />
<b>DAFTAR PUSTAKA<br />
</b><br />
Ihsan, Hamdani. 2001. Filsafat Pendidikan Islam. CV. Pustaka Setia: Bandung<br />
<br />
Muhaimin. 2006. Nuansa Baru Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta <br />
<br />
Qardhawi, Yusuf. 1998. Pendidikan Islam. http://emperordeva.wordpress.com<br />
<br />
Tafsir, Ahmad. 2005. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. PT. Resmada Rosdakarya: Bandung<br />
<br />
http://www.wikipedia.com<br />
<br />
http://www.bing.im<br />
<br />
Hielmy, Irfan. Ilmu. http://jenggotcommunity.blogspot.comIswaminehttp://www.blogger.com/profile/06117494525825864434noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7435935846407598634.post-57780667383572066642010-06-30T16:49:00.002+07:002010-06-30T16:49:51.955+07:00HIKAYAT PEMUDA DESAKisah ini berawal dari pandangan mata seorang pemuda yang tak sengaja melihat keanggunan seorang gadis yang baru ia lihat dihadapannya. Munculah rasa getar berbeda dalam hati pemuda itu setelah melihat gadis itu, dan sesampai di rumah merasa tidak nyaman seperti perasaan hati yang biasanya. Ratna, nama gadis yang membuat hati Irvan tidak menentu itu. Sungguh bagai serum anastesi wajah Ratna yang membuat Irvan seakan tidak sadar ketika melihatnya. Dalam hati Irvan hanya ada tanya, siapakah gadis ini? Gadis yang sederhana nan teduh sekali wajahnya, mata yang tenang dan perangai yang anggun. Layaknya seorang pemuda yang sedang dilanda rasa penasaran dan rasa ingin memiliki gadis dambakannya. Maka Irvan dengan semangat mencari tahu tentang diri Ratna ini. Pada suatu ketika di hari yang beruntung lainnya maka bertemulah lagi antara Ratna dengan Irvan. Hati dan Jantung Irvan seakan ingin keluar, saking senangnya bertemu dengan gadis yang beberapa waktu belakangan ini mengganggu alam pikiran Irvan. Terjadilah dialog diantara keduanya :<br />
Irvan: selamat pagi nona, bolehkah aku mengetahui siapa namamu ? (sambil terbata-bata dalam berkata karena gugup)<br />
Ratna: pagi juga, kayaknya kita pernah bertemu sebelumnya. Memang aku baru datang ke desa ini sebulan yang lalu. Sebelumnya aku tinggal di desa tetangga. Namaku Ratna mas. Mas sendiri siapa?(dengan pandanagan malu-malu memandanag wajah Irvan)<br />
Irvan: namaku Irvan ( dengan wajah berseri-seri ketika menjawabnya)<br />
Senang sekali aku bisa tahu nama mu rat, aku setelah bertemu kamu yang pertama dulu ingin sekali tahu siapa dirimu. <br />
Setelah sesampainya di rumah Ratna pun mengalami hal yang sama dengan apa yang dialami oleh Irvan beberapa waktu sebelumnya, akhirnya mereka berdua pun masuk ke dalam cinta pada pandangan pertama. Di hari berikutnya mereka seri ng kali bertemu di desa yang tenang itu disela-sela waktu mereka setelah membantu orang tua mereka di lading. Mereka sering bertemu di bawah pohon kenari dekat balai desa tersebut. Suatu ketika dalam pertemuan mereka berbicara: <br />
Irvan: rat, kita sudah cukup lama kenal dan kita pun sudah dekat. Usia kita juga sudah sampai pada waktunya. Maukah engkau menjadi pendamping dalam hidupku?<br />
Ratna: iya, aku mau menerima apa yang engkau ucapkan itu aku sebenarnya dari awl bertemu denganmu sudah merasakan hal yang berbeda dalam hati ku. Mungkin ini yang kita rasakan adalah cinta.<br />
Akhirnya setelah mereka mengikat komitmen dalam cinta, maka Irvan segera pergi ke rumah Ratan untuk melamar Ratna kepada orang tuanya. Namun, apa yang didapat oleh Irvan. Yang dia dapat hanya olok dan cemoohan dari orang tua Rtana. Mereka melakukan hal demikian karena Irvan adalah orang yang tidak terpandanag dalam strata social di desanya, hal itu berbanding terbalik dengan kehidupan Ratna yang tergolong datang dari keluarga terhormat di desanya. Maka cinta Ratna dan Irvan berubah menjadi derita yang tiada tara sakitnya. Maka hari-hari dari keduanya hanya dilalui dengan tangis dan derai air mata. Kalau boleh dikata airmata berubah menjadi darah karena sakitnya cinta yang terhalang didinding restu dari sang orang tua Ratna. Orang tua Ratna pun tidak tinggal diam untuk menghibur anaknya agar bisa melupakan pemuda yang dicintainya tersebut dengan menjodohkan dengan beberapa anak sodagar teman-temannya. Namun, hati Ratna sudah terkunci rapat kepada pria lain, yang ada hanya senyum dan kelembutan hati Irvan yang ada di dalam hati dan cintannya.<br />
Dengan rasa cinta dan keadilan orang tua Rtana, maka terbukalah pintu restu orang tua Ratna kepada Irvan. Mereka sadar bahwa kebahagiaan itu tidak mampu dinilai dari kejayaan atau harta semata. Memang harta sangat penting dalam kehidupan, namun kebahagiaan adalah nyawa dari tumpukan harta.Iswaminehttp://www.blogger.com/profile/06117494525825864434noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7435935846407598634.post-62721619895774725172010-06-30T16:45:00.000+07:002010-06-30T16:45:27.529+07:00KAJIAN PUISI DI PAGI YANG SECERAH<b>KATA PENGANTAR</b><br />
Puja dan puji syukur kita junjungkan kepada tuhan yang maha esa, berkat rahmatnya apresiasi structural puisi dengan judul “Sepotong Pikiran Melintas”dapat terselesaikan dengan tepat waktu.<br />
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada bapak. Drs. Ihsan Abraham M.pd. yang telah membimbing dan mengarahkan kami dengan sabar dan penuh rasa ketelatenan. Serta member masukan dalam penyusunan makalah ini.<br />
Makalah ini telah disusun berdasarkan kemampuan kami, namun kami sadar bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan. Namun semoga dari kesalahan dan kekurangan yang tidak disengaja oleh penulis itulah, kita masih bisa mendapatkan hikmah agar terus belajar. Maka dari itu, penulis mengharapkan penilaian, kritik dan saran dari semua pihak khususnya pada Drs. Ihsan Abraham M.pd. agar penulis masih terus dapat belajar kearah yang lebih baik dan lebih bermanfaat, kami mohon maaf dan kami ucapkan banyak-banyak terima kasih.<br />
<b><br />
BIOGRAFI</b><br />
<i>Hajriansyah</i><br />
Lahir di Banjarmasin 10 oktober 1979. Biasa di panggil Hajri. Ia sudah berkenalan dengan dunia puisi dan lukisan sejak kecil, pertama kali membaca puisi di depan public ketika masih di Taman Pendidikan Islam Al Ashri, berumur 6 tahun. Sewaktu belajar di pondok pesantren Darul Hijrah, Banjarbaru, mulai berkenalan dengan teater, TERISDA (Teater Islam Darul Hijrah). Di bangku SMA sering mengikuti dan memenangi lomba baca puisi tingkat remaja dan sempat mengikuti festival music rock se-Kalimantan di Samarinda, sebagai additional creative (pembaca puisi) dalam grup band sekolah (SMADA BAND). Lulus SMA terdaftar di penerimaan mahasiswa baru Fakultas Sastra, jurusan sastra Melayu, Universitas Sumatera Utara (USU), meski tak sempat dijalani. Ia kemudian kuliah di MSD (Modern School of Design) Yogyakarta dan ISI (Institut Seni Indonesia), minat utama seni lukis. Menulis puisi secara serius sejak SMA, dengan bimbingan YS. Agus Suseno, dan terus menulis secara intens di bangku kuliah sampai sekarang. Menulis puisi baginya adalah ekspresi jiwa dan menghibur hati (seperti juga melukis). Meski tak pernah berusaha mempublikasikan puisi-puisinya di media massa, Hajri berobsesi membukukan puisinya. Bersama dian (M. NahdiansyahAbdi), teman seperantauan kuliah di Yogyakarta, ia menerbitkan kumpulan puisi yang kini hadir di tangan anda.<br />
<br />
<i>M. Nahdiansyah Abdi (dian)</i><br />
Lahir di Barabai, 29 juni 1979. Penyuka sastra, utamanya puisi, masih dalam taraf belajar. Lulus dari Fakultas Psikologi UGM tahun 2003. Sekarang bekerja di Rumah Sakit Jiwa Tamban. No. hp:081348039470. Puisi-puisinya baru dimuat di dua antolagi terakhir dari para penyair Kilang Sastra Batu Karaha, Bumi Menggerutu dan Melayat Langit. Juga tredapat dalam Antologi Puisi hasil seleksi dari lomba yang diadakan dalam Aruh Sastra III Kalsel tahun 2006, Kau tidak akan pernah tahu rahasia sedih tak bersebab.<br />
<br />
Di Pagi Yang Secerah<br />
Oleh : Hajriansyah dan M. Nahdiansyah Abdi<br />
<br />
Senyum di wajahmu<br />
Aku berharap tentang<br />
Kebaikan, yang dapat<br />
Membasuh semua <br />
Kesalahanku <br />
<br />
Bergerak dari mana<br />
Dan berhenti di mana?<br />
<br />
Tuhanku, gerakkan <br />
Hati yang beku untuk <br />
Dapat meraih <br />
Kemurahanmu<br />
Gerakkan pikiran<br />
Yang kaku untuk dapat<br />
Mencari jalan<br />
Kebenaranmu<br />
Tuhanku, di dalam<br />
Tubuhku yang layu<br />
Bersemayam kebesaran<br />
Mu, lalu dengan apa <br />
Aku dapat membuatnya <br />
Bersinar terang<br />
<br />
12 Desember 2005<br />
<br />
<b>Parafrase</b><br />
Seiring dengan terbitnya matahari di pagi hari, disaat itu pula muncul segala harapan tentang kebaikan. Kebaikan itulah yang kelak akan memperbaiki kesalahannya dimasa lalu.<br />
Tidak seorangpun yang tahu sesuatu itu berasal dan bergerak dari mana dan nantinya berhenti di mana.<br />
Penyair meminta petunjuk dari Tuhan agar dia dapat meraih rahmat dari Tuhan dan memohon agar dapat kembali ke jalan kebenaran Tuhan.<br />
Di sini juga diungkapkan oleh penyair bahwa di balik ketidakberdayaannya dia sangat memuji kebesaran Tuhan. Kemudian dia bertanya kembali, dengan apa ia harus membuat perasaan mengagungkan Tuhan itu kembali ada.<br />
<br />
a.Tipografi<br />
Pada puisi berjudul “ Di Pagi Yang Secerah “ oleh Hajriansyah dan M. Nahdiansyah Abdi menggunakan susunan bait dan terdiri dari 21 baris. Pada bait pertama terdiri dari 5 baris, bait kedua terdiri dari 2 baris, bait ketiga terdiri dari 8 baris, dan bait keempat terdiri dari 6 baris.<br />
<br />
b.Bunyi<br />
Bunyi dalam puisi “ Di Pagi Yang Secerah “ di dominasi oleh bunyi asonansi (a, i, u) yang mengandung makna pujian terhadap Tuhan. Hal ini tampak dari bait pertama yang di dominasi oleh bunyi asonansi a dan u yang menggambarkan sebuah pengharapan yang besar.<br />
Pada bait kedua dan ketiga di dominasi oleh bunyi asonansi a, i,u yang membangun suasana religious, dan mengagungkan Tuhan.<br />
Sedangkan pada bait terakhir bunyi asonansi a, u yang dapat membangun suasana ketidakberdayaan seseorang, serta kebimbangan. Sehingga meminta pertolongan kepada Tuhan.<br />
<br />
Di dalam puisi ini tentunya terdapat kata-kata yang dipakai penyair diantaranya adalah : <br />
1.Kata konkrit<br />
Senyum<br />
Tuhan<br />
Tubuh <br />
Aku<br />
2.Kata Abstrak<br />
Kebaikan<br />
Kesalahan<br />
Kemurahan Mu<br />
Kebenaran Mu<br />
Kebesaran Mu<br />
3.Diksi <br />
Hati yang beku<br />
Tubuh yang layu<br />
<br />
Di dalam puisi tidak lupa pula seorang penyair menggunakan citraan untuk memberikan makna antara lain sebagai berikut :<br />
a.Citraan Visual ( penglihatan )<br />
Senyum di wajahmu<br />
Aku dapat membuatnya bersinar terang<br />
b.Citraan Gerak Tubuh ( Gesture )<br />
Bergerak dari mana dan berhenti di mana?<br />
Gerakkan hati yang beku<br />
Gerakkan pikiran yang kaku<br />
c.Citraan Perasaan<br />
Aku berharap tentang kebaikan<br />
Yang dapat membasuh semua kesalahanku<br />
Di dalam tubuhku yang layu bersemayam kebesaran Mu<br />
<br />
d.Symbol <br />
Senyum di wajahmu = suasana yang akrab<br />
Hati yang beku = sudah tidak peka perasaan<br />
Tubuh yang layu = kurang bersemangat<br />
Di dalam puisi ini memiliki tema yaitu “ kepercayaan terhadap Tuhan”. Ini terlihat dari bait demi bait yang maknanya meminta pertolongan semua kepada Tuhan. Dari ketidakmampuan seseorang itu membuatnya bingung untuk melakukan sesuatu, sehingga yang hanya dapat ia lakukan ialah meminta petunjuk dari Tuhan.<br />
Dalam puisi ini penyair menyampaikan amanat sangat relevan dengan kondisi spiritual kita saat ini, amanat yang terkandung dalam puisi ini adalah ketika kita sudah berusaha tetapi kadangkala usaha kita itu gagal, maka janganlah kamu putus asa, tetaplah berusaha dan tidak lupa meminta petunjuk kepada-Nya lah jalan kebenaran yang harus ditempuh, karena Tuhan yang akan menentukan segalanya.<br />
Hubungan antar unsur-unsur yang terdapat dalam puisi ini tentu saja saling berkaitan antara unsur satu dengan unsur yang lain. Sehingga menimbulkan suasana religi dan kepercayaan terhadap Tuhan.<br />
Ini terlihat dari bait pertama sampai terakhir yang menggambarkan seseorang yang selalu mengagungkan Tuhan dengan percaya dan memuji atas ciptaan-Nya yang dirasakan penyair bukan hanya dari hubungan antara bait demi bait, tetapi darisegi bunyi demi bunyi, symbol-simbol yang ada serta pilihan kata yang mendukung untuk menjelaskan kalau puisi ini membicarakan dan memberi makna religious serta percaya atas kebesaran Tuhan hal ini sangat cocok sekali dengan kehidupan yang sekarang ini.<br />
<br />
<b>Penutup</b><br />
Puisi yang berjudul “ Di Pagi Yang Secerah “ karya Hajriansyah dan M. Nahdiansyah Abdi ini banyak mengandung pelajaran hidup, apalgi suasana religious yang begitu menyentuh itu poin tersendiri yang terdapat dalam puisi ini.<br />
Dengan puisi ini penyair mengharapkan, masyarakat terutama para pembaca dapat mengambil hikmah setelah memahami isi dari puisi ini serta dapat diterapkan dalam kehidupan sekarang.Iswaminehttp://www.blogger.com/profile/06117494525825864434noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7435935846407598634.post-15880379945370085272010-06-30T16:40:00.000+07:002010-06-30T16:40:39.293+07:00METODE WAWANCARA1. PENDAHULAUAN<br />
Metode wawancara atau metode interview, mencakup cara yang dipergunakan kalau seseorang, untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden, dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang itu. Dalam hal ini, suatu percakapan meminta keterangan yang tidak untuk tujuan suatu tugas, tetapi yang hanya untuk tujuan beramah-tamah, untuk tahu saja, atau untuk ngobrol saja, tidak disebut wawancara.<br />
Sebelum seorang peneliti dapat memulai wawancara, artinya sebelum ia dapat berhadapan muka dengan seseorang dan mendapat keterangan lisan dari dia, maka ada beberapa soal mengenai persiapan wawancara yang harus dipecahkan terlebih dahulu. Soal itu mengenai: 1. Seleksi individu untuk wawancara; 2. Pendekatan orang yang telah diseleksi untuk wawancara; 3. Pengembanagan suasana lancer dalam wawancara, serta usaha untuk menimbulkan pengertian dan bantuan sepenuhnya dari orang yang diwawancara. <br />
<br />
2. PERSIAPAN UNTUK WAWANCARA<br />
Dalam rangka penelitian masyarakat, ada dua macam wawancara yang pada dasarnya berbeda sifatnya, ialah: 1. Wawancara untuk mendapatkan keterangan dan data dari individu-individu tertentu untuk keperluan informasi, dan 2. Wawancara untuk mendapatkan keterangan tentang diri pribadi, pendirian atau pandangan dari invidu yang ingin diwawancara untuk keperluan komparatif. Individu sasaran wawancara golongan pertama disebut informan, sedangkan golongan kedua disebut responden. Perbedaan ini mempunyai arti penting dalam wawancara.<br />
Adapun mengenai hal mencari subjek wawancara untuk mendapatkan dan mengukur pendirian atau pandanagn dari individu-individu itu, pada permulaan pada seksi ini telah diterngkan bahwa orang-orang itu sebaiknya diseleksi dengan metode sampling yang sedapat mungkin dilakukan dengan seksama. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:<br />
a.Soal pendekatan objek wawancara<br />
Mengingat bahwa individu yang dipilih untuk wawancara itu mempunyai fungsi serta tugas sebagai warga masyarakat dan mengingat bahwa kadang-kadang mereka mempunyai kesibukan pekerjaan dan kesibukan hidup mereka sendiri, maka perlu bagi golongan si peneliti untuk mengetahui dahulu saat manakah individu dari golongan tertentu menurut kelaziman mempunyai waktu senggangnya. Itu supaya peneliti dapat menentukan waktu manakah yang paling cocok untuk menghubungi subjek wawancara. Kalau waktu wawancara cocok, dan orang yang menjadi subjek wawancara tak merasa terganggu waktunya, maka ia juga akan bersikap lebih kooperatif. <br />
b.Soal pengembangan suasana lancar dalam wawancara<br />
Apabila peneliti telah berhasil untuk mengadakan kontak dengan subjeknya, dan apabila ia dapat mulai dengan wawancaranya, maka timbul soal lain baginya. Hal lain itu adalah cara apakah yang harus dipergunakan, supaya subjek mau menjawab dengan lancar, mau memberikan informasi sebanyak-banyaknya, mau bersikap kooperatif, pendeknya mau memberi laporan yang baik.<br />
Hal tersebut adalah masalah hubungan antar individu. Dan seperti tiap masalah hubungan antar individu, hal itu menyangkut kedudukan serta peranan dalam kedudukan dari satu individu terhadap individu yang dihadapinya.<br />
c.Saran-saran mengenai persiapan wawancara dan sikap dalam wawancara<br />
Saran-saran tercantum di bawah ini merupakan saran mengenai sikap umumyang sebaiknya diperhatikan oleh seorang ahli dalam persiapan serta pada waktu wawancara. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:<br />
1.Peneliti sebaiknya memperhatikan individu dari lapisan bawah, disamping individu dari lapisan atas dalam masyarakat.<br />
2.Dalam menyeleksi sejumlah responden untuk diwawancara, peneliti sebaiknya memperhatikan metode sampling dalam hubungan yang erat dengan tujuan dari penelitian.<br />
3.Dalam hal pemilihan waktu, peneliti sebaiknya memperhatikan dengan seksama masa senggang dari subjek wawancara, dan berusaha supaya jangan mengganggunya dalam kesibukan sehari-hari.<br />
4.Pada permulaan wawancara, peneliti harus selalu memperkenalkan diri serta lembaga atau lain badan yang menugaskannya, secara tegas dan terang. Kemudian menguraikan maksud dari wawancara secara sederhana tapi terang.<br />
5.Peneliti sebaiknya mengambil peranan sebagai seorang yang ingin tahu dan ingin belajardari si informan.<br />
6.Peneliti sebaiknya selalu menunjukkan perhatian sepenuhny aterhadap pokok yang dibicarakan, walaupun telah berusaha untuk bersikap positif, dalam arti bahwa ia jangan memberi komentar atau pendiriannya sendiri terhadap yang diberikan oleh responden.<br />
7.Peneliti sebainya mencoba untuk merasakan pertanyaan-pertanyaan apakah yang rupa-rupanya ditolak oleh responden, karena akan membuat ia malu, karena tidak disetujuinya, karena memberikannya kenanganyang buruk.<br />
8.Peneliti harus mendengarkan dengan penuh perhatian segala hal yang diceritakan oleh responden, juga keterangan yang mungkin tidak diperlukan. Janganlah memaksanya memberikan jawab serta cepat-cepat ketearngan yang sebenarnya dikehendaki peneliti.<br />
<br />
3. TEKNIK BERTANYA DALAM WAWANCARA<br />
Beberapa macam wawancara. Pada umumnya semua macam wawancara yang dikenal oleh para peneliti itu dapat di bagi ke dalam dua golongan besar, ialah: 1. Wawancara berencana 2. Wawancara tak berencana. Wawancara berencana selalu terdiri dari suatu daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan dan disusun sebelumnya. Semua responden yang diseleksi untuk diwawancara diajukan pertanyaan yang sama, dengan kata-kata dan dalam tata urut yang seragam. Peneliti tidak dapat mengubah sendiri keseragaman tersebut karena hal itu mungkin akan menimbulkan respons yang tidak mempunyai nilai seragam, sehingga sukar untuk dibandingkan satu dengan lain. Sebenarnya suatu wawancara berencana itu sama dengan kuesioner yang diajukan kepada responden secara lisan. Wawancara tak berencana<br />
tak mempunyai suatu persiapan sebelumnya dari suatu daftar pertanyaan dengan susunan kata dan dengan tata urut tetap yang harus dipatuhi oleh peneliti secara ketat. Hal ini tentu tidak berarti bahwa suatu wawancara itu tak mempunyai cara dan aturan bertanya yang tertentu. <br />
<br />
4. CARA-CARA BERTANYA SECARA KONKRET DALAM WAWANCARA<br />
a. Peneliti sebaiknya menghindari kata-kata yang mempunyai mempunyai dua atau banyak arti.<br />
b. Peneliti sebaiknya menghindari pertanyaan-pertanyaan panjang.<br />
c. Peneliti sebaiknya mengajukan pertanyaan yang konkret sesuai dengan waktu dan tempatnya.<br />
d. Peneliti sebaiknya mengajukan pertanyaan dalam rangka pengalaman konkret dari responden.<br />
e. Peneliti sebaiknya menyebut semua alternative yang dapat diberikan oleh responden atas pertanyaannya, atau sebaliknya jangan menyebut suatu alternative sama sekali. <br />
f. Dalam wawancara mengenai pokok-pokok yang dapat membuat informan atau responden malu, canggung, maka peneliti sebaiknya mempergunakan istilah yang dapat menghaluskan konsep atau membuatnya netral.<br />
<br />
5. MASALAH PENCATATAN DATA WAWANCARA<br />
Adapun pencatatan dari data wawancara dapat dilakukan dengan lima cara:<br />
1.Pencatatan Langsung, cara pencatatan langsung pada suatu wawancara, adalah cara yang terbaik untuk memelihara data hasil wawancara.<br />
2.Pencatatan dari Ingatan, keuntungan dari pencatatan dari ingatan adalah si peneliti tidak usah membawa buku catatan waktu wawancara,dapat bersikap seperti omong-omong dan tidak mengganggu laporan dalam wawancara.<br />
3.Pencatatan dengan Alat Recording, alat-alat semacam itu pada masa sekarang amat memudahkan wawancara, karena dapat mencatat jawaban secara tepat sampai ke detil-detil yang kecil. <br />
4.Pencatatan dengan Angka atua Kata-kata yang Menilai, penctatan serupa itu yang dalam ilmu sosiologi sering disebut field rating dilakukan dengan rencana. Peneliti membuat kuesioner atau formulir pengisian mengenai data yang hendak dikumpulkan.<br />
5.Pencatatan Data Wawancara dengan Kode, Pencatatan serupa itu , yang di dalam ilmu social sering disebut field coding, adalah hampir sama dengan metode field rating di atas; hanya saja tidak memberi nilai pada jawab dari responden, akan tetapi suatu kode saja, suatu leter atau tanda lain untuk mengkiaskan jawab-jawabnya ke dalam rangka dari masalah penelitia.<br />
<br />
Sumber : Sarwocaem.blogspot.comIswaminehttp://www.blogger.com/profile/06117494525825864434noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7435935846407598634.post-12014187036925195952010-06-30T16:37:00.000+07:002010-06-30T16:37:20.276+07:00MAKALAH METODE PEMBELAJARAN QUR'ANIA.PENDAHULUAN<br />
Metode pembelajaran Qur’ani penting ditanamkan dalam diri peserta didik. Di sini anak akan diajarkan untuk mencintai Allah dan Rasul-Nya. Dalam menentukan metode persoalan bagaimana menanamkan rasa iman, rasa cinta kepada Allah, rasa nikmatnya beribadah (salat, puasa,dan lain-lain), rasa hormat kepada orang tua, rasa ingin senantiasa berada pada jalan yang benar dan sebagainya\ agaknya sulit ditempuh dengan cara pendekatan empiris atau logis. Di sini mencoba mencari alternatif yang mungkin lebih baik, yaitu mencobakan metode-metode yang menyentuh perasaan. Di sini mendidik bukan melewati akal, melainkan langsung masuk kedalam perasaan anak didik. Sehingga makalah ini akan mencoba mengulas bagaimana metode pengajaran Qur’ani pada anak.<br />
Berdasarkan latar belakang diatas, maka pembahasan makalah difokuskan pada masalah-masalah berikut: Apakah tujuan dari pembelajaran Qur’ani?, yang dimaksud dalam materi yang diterngkan dalam makalah ini dengan pembelajran dalam kelas yang diilhami dengan Al-Quran. Sehinnga dalam prosesnya pembelajarannya senantiasa berbau agama. Permasalahan yang kedua adalah, apakah landasan pembelajaran Qur’ani? Permasalahan yang ketiga adalah, bagaimana langkah-langkah pembelajaran Qur’ani?<br />
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan disusunya makalah ini adalah: Mengetahui tujuan dari pembelajaran Qur’ani, atas penggunaannya dalam dunia pendidikan yang bersifat umum. Hal ini perlu dibahas karena penggunaan metode ini sangat terbatas dalam sekolah yang bersifat keagamaan. Pada dasarnya hal ini bias ditanamkan dalam berbagai macam lembaga pendidikan. Tujuan kedua adalah, mengetahui landasan pembelajaran Qur’ani .Mengetahui langkah-langkah pembelajaran Qur’ani.<br />
<br />
B. PEMBAHASAN<br />
Pengenalan kepada peserta didik Allah dan Rasulullah ditujukan untuk menghunjamkan rasa cinta mereka kepada Allah Swt dan Rasul-Nya. Al-Nahwali, 2010). Tidak cukup jika mereka sekadar mengenal nama atau cerita semata. Menanamkan cinta hanya bisa dilakukan dengan cinta pula. Peserta didik dikenalkan untuk senantiasa mencintai Allah dan Rasul-Nya, dengan membaca ceritanya yang didasarkan pada Alquran. Selain itu, peserta didik diharapakan menambah kecintaan mereka kepada Alquran dengan selalu membacanya dan meresapi maknanya serta mengamalkannya.<br />
<br />
1.Landasan Pembelajaran Qur’ani<br />
1.Landasan pertama adalah cinta kepada anak.<br />
Ketika orangtua hendak mendarahdagingkan kecintaan kepada Allah dan Rasul dalam setiap aliran darah anak-anaknya, maka ia harus terlebih dulu menanamkan rasa cinta dalam jiwanya kepada anak-anak mereka. Cermin dari kecintaan ini adalah, tertanam dalam jiwa bahwa anak-anak itu adalah buah hatinya, setiap berbicara dengan anak, menatap matanya dengan cinta, dan berbicara dengan penuh rasa cinta, dan beniat bahwa apa yang disampaikan kepada anaknya adalah sebagai hadiah baik sekaligus tanda kasih sayangnya kepada mereka. Gagal memiliki kecintaan dalam mengenalkan anak kepada Allah Swt. dan Rasulullah merupakan tanda utama kegagalannya. (Al-Nahwali, 2010)<br />
Pada sisi lain, setiap ucapan atau perilaku yang ditujukan untuk mengenalkan anak kepada al-Khaliq dan Rasulullah haruslah mengandung ruh. Artinya, ucapan dan perilaku kita sebagai orangtua pun harus lahir dari rasa cinta kita kepada Allah Swt.<br />
2.Landasan kedua adalah mendidik anak dengan cinta.<br />
3.Mendidik anak harus secara sengaja dan terprogram.<br />
Mendidik anak dengan seadanya apalagi asal jalan merupakan bentuk ketidaksungguhan. Nabi saw. pernah mengibaratkan bahwa mendidik anak di waktu kecil laksana mengukir di atas batu. Artinya, cukup sulit, perlu energi besar, dan kesabaran. Namun, jika berhasil, buahnya tak akan pernah hilang. (Al- Nahwaali, 2010).<br />
<br />
2.Langkah-langkah Pembelajaran Qur’ani<br />
Anak-anak memiliki dunianya sendiri. Karenanya, perlu banyak contoh nyata yang langsung dialaminya dalam mengenalkan mereka kepada Allah dan Rasul-Nya. Di antara langkah praktis yang dapat ditempuh antara lain:<br />
1. Formal.<br />
Pendidikan anak secara formal berarti pendidikan di ruang kelas. Ruang kelas dimaksud bukan hanya sekadar di sekolah, melainkan juga bisa masjid atau bahkan rumah. Bisa bersama-sama dengan orang lain atau khusus anak-anak kita sendiri. <br />
<br />
2.Non-formal.<br />
Secara non-formal, kita bisa membelikan anak-anak buku bertemakan Allah dan Rasulullah. Membiarkan mereka terbiasa membaca buku-buku tersebut. Untuk lebih menanamkan ruh cinta mereka, ayah atau ibunya yang menceritakan atau membacakan isi buku tersebut pada saat santai. Bisa juga mengoleksi CD berisi doa atau cerita anak Islam, perjuangan Nabi, keindahan alam, dll. <br />
Jika tidak ada sarana elektronik, ganti dengan bercerita tentang semua itu. Hal ini dapat dilakukan menjelang tidur. Seorang ayah atau ibu penting menjadi seorang pendongeng/pencerita hebat bagi anak-anaknya. <br />
Jangan lupa, menanamkan anak mengenal Allah dan Rasul dapat dilakukan dengan mengajak mereka ke forum pengajian. Ajak sesekali mereka pada acara pengajian ayah atau ibunya. Meskipun mungkin mereka tidak mengerti, tanpa kita sadari mereka akan mendarah-dagingkan sikap dan perjuangan ayah/ibunya untuk mencintai Allah Swt. dan Rasulullah saw.<br />
<br />
3.Internalisasi.<br />
Internalisasi yang dimaksud di sini adalah mengenalkan anak kepada Allah dan Rasulullah melalui sikap dalam kehidupan keseharian. Hampir semua kejadian dapat digunakan untuk mengenalkan tautan jiwa kita itu kepada Allah Swt. dan Rasulullah. <br />
Kita perlu mengatakan kepadanya bahwa manusia harus tunduk kepada Zat Yang Mahahebat, yaitu Allah Swt. Barangkali kita sering kelihatan capai oleh anak-anak, salah satunya karena dakwah. Ketika itu datang berarti kesempatan untuk menjelaskan bahwa dakwah yang dilakukan ayah/ibu belum seberapa. Rasulullah saw. berjuang dengan harta, pikiran, tenaga, bahkan mengorbankan nyawa. <br />
<br />
4.Mendoakan dengan cinta dan airmata.<br />
Anak-anak kita memang lahir melalui kita, tetapi bukan milik kita. Sering orangtua menghendaki anaknya begini atau begitu, tetapi dirasa sulit mencapainya. Tidak perlu mengalah apalagi menyerah. (Al- Nahwali 2010). <br />
Di sisi lain, di sini juga disebutkan metode-metode mengajar yang dilakukan oleh beberapa tokoh, yang akan dijelaskan sebagai berikut:<br />
Menurut al-Nahlawi, terdapat beberapa metode yang dicontohkan AlQuran :<br />
1.Metode Hiwar Qur’ani<br />
Hiwar (dialog) ialah percakapan silih berganti antara dua pihak atau lebih mengenai suatu topik, dan sengaja diarahkan kepada satu tujuan yang dikehendaki (dalam hal ini oleh guru).<br />
2.Metode Kisah Qur’ani<br />
a.Dalam pendidikan islam, terutama pendidikan agama islam (sebagai suatu bidang study ), kisah sebagai metode pendidikan amat penting. Dikatakan amat penting, alasannya antara lain sebagai berikut:<br />
Kisah selau memikat karena mengundang pembaca atau pendengar untuk mengikuti peristiwanya, merenungkan maknanya. Selanjutnya, makna-makna itu akan menimbulkan kesan dalam hati pembaca atau pendengar tersebut.<br />
b.Kisah Qur’ani dan dapat menyentuh hati manusia karena kisah itu menampilkan tokoh dalam konteksnya yang menyeluruh. Karena tokoh cerita ditampilkan dalam konteks yang menyeluruh, pembaca atau pendengar dapat ikut menghayati atau mersakan isi kisah itu, seolah-olah ia sendiri yang menjadi tokohnya. Kisah itu, sekalipun menyeluruh, terasa wajar, tidak menjijikan pendengar atau pembaca. Bacalah kisah Yusuf, misalnya. Inilah salah satu keistimewaan kisah Qur’ani, tidak sama dengan kisah-kisah yang ditulis orang sekarang yang isinya banyak ikut mengotori hati pembaca.<br />
c.Kisah Qur’ani mendidik perasaan keimanan dengan cara:<br />
-membangkitkan berbagai perasaan seperti khauf , rida, dan cinta;<br />
-mengarahkan seluruh perasaan sehingga bertumpuk pada suatu puncak, yaitu kesimpulan kisah;<br />
-melibatkan pembaca atau pendengar kedalam kidsak itu sehingga ia terlibat secara emosional.<br />
d.Kisah Qur’ani bukanlah semata-mata karya seni yang indah; ia juga suatu cara Tuhan mendidik umat agar beriman kepadanya.<br />
<br />
3.Metode Amtsal (perumpamaan)<br />
Adakalanya Tuhan mengajari umat dengan membuat perumpamaan, misalnya dalam surat al-Baqarah ayat 17: perumpamaan orang-orang kafir itu adalah seperti orang yang menyalakan api. <br />
<br />
<br />
<br />
Artinya: Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.<br />
<br />
Dalam surat al-‘Ankabut ayat 41 Allah mengumpamakan sesembahan atau tuhan orang kafir dengan sarang laba-laba: perumpamaan orang yang berlindung kepada selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah; padahal rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba.<br />
Cara seperti itu dapat juga digunakan oleh guru dalam mengajar. Pengungkapannya tentu saja sama dengan metode kisah, yaitu dengan berceramah atau membaca teks.<br />
4.Metode Teladan <br />
Kita mungkin saja dapat menyusun sistem pendidikan yang lengkap, tetapi semua itu masih memerlukan realisasi, dan realisasi itu dilaksanakan oleh pendidik. Pelaksanaan realisasi itu memerlukan seperangkat metode; metode itu merupakan pedoman untuk bertindak dalam merealisasikan tujuan pendidikan. <br />
Peserta didik cenderung meneladani pendidikannya; ini diakui oleh semua ahli pendidikan, baik dari barat maupun dari timur. Dasarnya ialah karena secara psikologis anak memang senang meniru; tidak saja yang baik, yang jelekpun ditirunya. Sifat peserta didik itu diakui dalam islam.<br />
5.Metode Ibrah dan Mau’idzah<br />
Ibrah ialah suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia kepada intisari sesuatu yang disaksikan, yang dihadapi, dengan menggunakan nalar, yang menyebabkan hati mengakuinya. Adapun mau’idzah ialah nasihat yang lembut yang diterima oleh hati dengan cara menjelaskan pahala atau ancamannya. Penggunaan ’ibrah dalam al-Quran dan sunah ternyata bebeda-beda sesuai dengan objek ’ibrah itu sendiri. Pengambilan ’ibrah dari kisah hanya akan dapat dicapai oleh orang yang berfikir dengan akal dan hatinya seperti firman Allah dalam S. Yusuf: 111 <br />
<br />
<br />
: Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (12:111)<br />
6.Metode Targhib dan Tarhib<br />
Targhib ialah janji terhadap kesenangan, kenikmatan akhirat yang disertai bujukan. Tarhib ialah ancaman kerena dosa yang dilakukan. Keduanya bertujuan agar orang mematuhi aturan Allah. Akan tetapi, tekanannya ialah targhib agar melakukan kebaikan, sedangkan tarhib agar menjauhi kejahatan. Metode ini didasarkan atas fitrah (sifat kejiwaan) manusia, yaitu sifat keinginan kepada kesenangan, keselamatan, dan tidak menginginkan kepedihan, kesengsaraan.<br />
Metode-metode di atas merupakan metode yang seringkali digunakan al-Qur’an dalam menyampaikan risalahnya dan dapat digunakan sebagai contoh maupun ibrah untuk para pendidik kepada peserta didiknya. Tentu saja dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang bersangkutan. Seiring dengan itu, seorang pendidik/guru dituntut agar cermat memilih dan menetapkan metode apa yang tepat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. (Al- Nahwali, 2010).<br />
<br />
C. PENUTUP<br />
1. Kesimpulan<br />
Pengenalan kepada peserta didik Allah dan Rasulullah ditujukan untuk menghujamkan rasa cinta mereka kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya. Setelah mengulas materi dalam makalah ini kami dapat menyimpulkan bahwa metode pembelajaran qur’ani dapat dilaksanakan di berbagai macam sekolah baik tingkat dasar, lanjutan, atau sekolah lanjutan atas. Asalkan dalam sekolah tersebut menghendaki terlaksananya metode ini dalam pembelajaran di sekolahnya. Mengingat dalam sekolah non-agama Islam atau sekolah umum, murid-murid yang menyusunnya bersifat homogeny, khususnya daalam bidang agama sesuai dengan materi yang dibahas dalam makalah ini. <br />
Metode ini sangat banyak keunggulannya dalam proses pembelajaran, karena menggabungkan metode umum atau bersifat keilmuan yang di dalamnya diselingi atau diselipi dengan ajaran agama yang bersifat relevan dengan ilmu yang disampaikan dalam ruang kelas. Sehingga, siswa-siswi mampu menambah kasanah ilmu yang di dalamnya ada muatan agama yang sesuai dengan materi pelajaaran. Dalam metode ini mempunyai beberapa laandasaan sehingga metode ini cocok digunakan sebagai metode yang digunakan dalam dunia pendidikan, landasan pembelajaran Qur’ani antara lain:<br />
1.Cinta kepada anak.<br />
2.Landasan kedua adalah mendidik anak dengan cinta.<br />
3.Mendidik anak harus secara sengaja dan terprogram.<br />
Metode yang digunakan dalam pembelajran tersebut adalah sebagai berikut: metode hiwar qur’ani, metode kisah qur’ani, metode amtsal ( perumpamaan), metode teladan, metode ibrah dan mau’idzah, metode targhib dan tarhib. <br />
<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
<br />
http://saifulamien.staff.umm.ac.id/2009/09/26/pola-pembelajaran-baca-quran-luar-sekolah.<br />
http://al- Nahwali.blog.id/2010/03/14/pembelajaran-qur’ni-dalam-dunia-pendidikan.Iswaminehttp://www.blogger.com/profile/06117494525825864434noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7435935846407598634.post-27033040596787872172010-06-03T17:43:00.002+07:002010-06-03T18:09:23.504+07:00CARA MEMPERBAIKI REGISTRYSelama ini kita sering dengar kata registry terlebih bagi mereka yang suka berkecimpung di dunia teknologi khususnya computer. Di dalam suatu operating system seperti Windows ada yang namanya registry tapi kebanyakan dari kita tidak tahu apa sebenarnya makna registry. Registry dalam platform sistem operasi Microsoft Windows 32-bit, merupakan sebuah basis data yang disusun secara hierarkis yang mengandung informasi mengenai konfigurasi sebuah sistem, mulai dari konfigurasi perangkat keras, perangkat lunak, asosiasi ekstensi berkas dengan aplikasinya hingga preferensi pengguna. Registry merupakan pengganti berkas-berkas konfigurasi *.INI yang digunakan dalam sistem Windows 16-bit (Windows 3.x dan Windows for Workgroups). Registry, pertama kali diperkenalkan di dalam sistem Windows 16-bit sebagai penampung informasi mengenai pemetaan/asosiasi ekstensi berkas dengan aplikasinya, dan kemudian dikembangkan menjadi basis data dengan cakupan yang luas pada sistem-sistem operasi keluarga Windows NT. Registry juga kemudian digunakan pada sistem operasi kelas rumahan: Windows 95, Windows 98 dan Windows ME, tapi memang implementasi yang cukup bagus dari registry terdapat di dalam keluarga sistem operasi Windows NT.<br />
<br />
Biasanya pesan yang muncul saat kita mengklik run dan mengetikkan "regedit" adalah pesannya seperti ini "Registry Editing has been disabled by your administrator". Kalau hal ini terjadi jangan lah terburu menginstal ulangnya karena ada cara lain yang mungkin bisa dicoba, tapi memang install ulang adalah cara yang paling ampuh namun butuh waktu yang relative lama.<br />
<br />
Caranya cukup mudah, coba langkah-langkah berikut:<br />
Coba copy script ini:<br />
'Enable Registry Editing'<br />
'A? Veegertx - 4/7/2004<br />
'This Code maybe freely distributed/modified<br />
On Error Resume Next<br />
'Prevents errors from values that don't exist<br />
Set WshShell = WScript.CreateObject("WScript.Shell")<br />
'Delete DisableRegistryTools registry values<br />
<br />
WshShell.RegDelete "HKCU\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Pol icies\System\DisableRegistryTools"<br />
WshShell.RegDelete "HKLM\SOFTWARE\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Pol icies\System\DisableRegistryTools"<br />
<br />
'display message<br />
Message = "Selamat Registry Anda Dapat di Gunakan Lagi!"<br />
<br />
X = MsgBox(Message, VbOkOnly, "Manusia Biasa")<br />
Set WshShell = Nothing<br />
Set fso = Nothing<br />
[/code]<br />
<br />
Kemudian buka notepad dan simpan file dengan nama apapun dan ingat bentuk exstensinya harus VBS. Kemudian simpanlah di partisi C setelah disimpan lalu bukalah dan akan muncul pesan lalu pilih ok. Setelah itu cobalah di run semoga registry normal kembali. Nah, kalo cara ini gak manjur juga kalian boleh coba antivirus Ansav yang bisa mengembalikan registry yang rusak... ANSAV Terbaru Free Download.<br />
<br />
Sumber:<br />
Wikipedia indonesia<br />
Jenggotcomunity.blogspot.comIswaminehttp://www.blogger.com/profile/06117494525825864434noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7435935846407598634.post-73565844825475870862010-06-02T03:39:00.000+07:002010-06-02T04:04:06.374+07:00HAJI1. Hakikat<br />
Hakikat haji begitu luas, berikut ini dijelaskan makna haji dari berbagai sudut pandang.<br />
a. Secara lughawi, haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi.<br />
b. Menurut etimologi bahasa Arab, kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. <br />
c. Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan temat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain Ka'bah dan Mas'a(tempat sa'i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Adapun amal ibadah tertentu ialah thawaf, sa'i, wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan lain-lain .<br />
Setelah memahami mengenai pengaertian haji itu sendiri, berikut ini akan dijelaskan mengenai latar belakang haji. Orang-orang Arab pada zaman jahiliah telah mengenal ibadah haji ini yang mereka warisi dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan disana-sini. Akan tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih tetap ada, seperti thawaf, sa'i, wukuf, dan melontar jumrah. Hanya saja pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai lagi dengan syariat yang sebenarnya. Untuk itu, Islam datang dan memperbaiki segi-segi yang salah dan tetap menjalankan apa-apa yang telah sesuai dengan petunjuk syara' (syariat), sebagaimana yang diatur dalam al-Qur'an dan sunnah rasul. Latar belakang ibadah haji ini juga didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh nabi-nabi dalam agama Islam, terutama nabi Ibrahim (nabinya agama Tauhid). Ritual thawaf didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh umat-umat sebelum nabi Ibarahim. Ritual sa'i, yakni berlari antara bukit Shafa dan Marwah (daerah agak tinggi di sekitar Ka'bah yang sudah menjadi satu kesatuan Masjid Al Haram, Makkah), juga didasarkan untuk mengenang ritual istri kedua nabi Ibrahim ketika mencari susu untuk anaknya nabi Ismail. Sementara wukuf di Arafah adalah ritual untuk mengenang tempat bertemunya nabi Adam dan Siti Hawa di muka bumi, yaitu asal mula dari kelahiran seluruh umat manusia.<br />
<br />
2. Jenis-jenis Haji<br />
Ritual haji, adalah rukun Islam yang terakhir. Setiap jamaah bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin dilaksanakannya. Rasulullah SAW memberi kebebasan dalam hal itu, sebagaimana terlihat dalam hadis berikut. Aisyah RA berkata: “Kami berangkat beribadah bersama Rasulullah SAW dalam tahun hajjatul wada. Diantara kami ada yang berihram, untuk haji dan umrah dan ada pula yang berihram untuk haji. Orang yang berihram untuk umrah ber-tahallul ketika telah berada di Baitullah. Sedang orang yang berihram untuk haji jika ia mengumpulkan haji dan umrah. Maka ia tidak melakukan tahallul sampai dengan selesai dari nahar” .<br />
Berikut adalah jenis dan pengertian haji yang dimaksud:<br />
a. Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila sesorang bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun menyendirikan umrah. Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, orang tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan umrah.<br />
b. Haji tamattu', mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain bertahallul. Kemudian mengenakan pakaian ihram lagi untuk melaksanakan ibadah haji, ditahun yang sama. Tamattu' dapat juga berarti melaksanakan ibadah didalam bulan-bulan serta didalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.<br />
c. Haji qiran, mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau menyekaliguskan. Yang dimaksud disini adalah menyatukan atau menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah, melaksanakan haji qiran, berarti melakukan dua thawaf dan dua sa'i.<br />
<br />
3. Kegiatan Haji<br />
Berikut adalah kegiatan utama dalam ibadah haji berdasarkan urutan waktu:<br />
a. Sebelum 8 Dzulhijjah, umat Islam dari seluruh dunia mulai berbondong untuk melaksanakan Tawaf Haji di Masjid Al Haram, Makkah.<br />
b. 8 Dzulhijjah, jamaah haji bermalam di Mina. Pada pagi 8 Dzulhijjah, semua umat Islam memakai pakaian Ihram (dua lembar kain tanpa jahitan sebagai pakaian haji), kemudian berniat haji, dan membaca bacaan Talbiyah. Jamaah kemudian berangkat menuju Mina, sehingga malam harinya semua jamaah haji harus bermalam di Mina.<br />
c. 9 Dzulhijjah, pagi harinya semua jamaah haji pergi ke Arafah. Kemudian jamaah melaksanakan ibadah Wukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa di padang luas ini hingga Maghrib datang. Ketika malam datang, jamaah segera menuju dan bermalam Muzdalifah.<br />
d. 10 Dzulhijjah, setelah pagi di Muzdalifah, jamaah segera menuju Mina untuk melaksanakan ibadah Jumrah Aqabah, yaitu melempar batu sebanyak tujuh kali ke tugu pertama sebagai simbolisasi mengusir setan. Setelah mencukur rambut atau sebagian rambut, jamaah bisa Tawaf Haji (menyelesaikan Haji), atau bermalam di Mina dan melaksanakan jumrah sambungan (Ula dan Wustha).<br />
e. 11 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.<br />
f. 12 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.<br />
g. Sebelum pulang ke negara masing-masing, jamaah melaksanakan Thawaf Wada' (thawaf perpisahan) .<br />
Setelah memahami mengenai kegiatan-kegiatan haji tersebut, ada juga hal yang penting untuk diketahui, yaitu lokasi utama dalam ibadah haji. Lokasi tersebut adalah sebagai berikut:<br />
a. Makkah Al Mukaromah<br />
Di kota inilah berdiri pusat ibadah umat Islam sedunia, Ka'bah, yang berada di pusat Masjidil Haram. Dalam ritual haji, Makkah menjadi tempat pembuka dan penutup ibadah ini ketika jamaah diwajibkan melaksanakan niat dan thawaf haji.<br />
b. Arafah<br />
Kota di sebelah timur Makkah ini juga dikenal sebagai tempat pusatnya haji, yiatu tempat wukuf dilaksanakan, yakni pada tanggal 9 Dzulhijjah tiap tahunnya. Daerah berbentuk padang luas ini adalah tempat berkumpulnya sekitar dua juta jamaah haji dari seluruh dunia. Di luar musim haji, daerah ini tidak dipakai.<br />
c. Muzdalifah<br />
Tempat di dekat Mina dan Arafah, dikenal sebagai tempat jamaah haji melakukan Mabit (Bermalam) dan mengumpulkan bebatuan untuk melaksanakan ibadah jumrah di Mina.<br />
d. Mina<br />
Tempat berdirinya tugu jumrah, yaitu tempat pelaksanaan kegiatan melontarkan batu ke tugu jumrah sebagai simbolisasi tindakan nabi Ibrahim ketika mengusir setan. Dimasing-maising tempat itu berdiri tugu yang digunakan untuk pelaksanaan: Jumrah Aqabah, Jumrah Ula, dan Jumrah Wustha. Di tempat ini jamaah juga diwajibkan untuk menginap satu malam.<br />
e. Madinah<br />
Adalah kota suci kedua umat Islam. Di tempat inilah panutan umat Islam, Nabi Muhammad SAW dimakamkan di Masjid Nabawi. Tempat ini sebenarnya tidak masuk ke dalam ritual ibadah haji, namun jamaah haji dari seluruh dunia biasanya menyempatkan diri berkunjung ke kota yang letaknya kurang lebih 330 km (450 km melalui transportasi darat) utara Makkah ini untuk berziarah dan melaksanakan salat di masjidnya Nabi. Lihat foto-foto keadaan dan kegiatan dalam masjid ini .<br />
<br />
<b>Tempat bersejarah</b><br />
Berkiut ini adalah tempat-tempat bersejarah, yang meskipun bukan rukun haji, namum biasa dikunjungi oleh para jemaah haji atau peziarah lainnya:<br />
a. Jabal Nur dan Gua Hira<br />
Jabal Nur terletak kurang lebih 6 km di sebelah utara Masjidil Haram. Di puncaknya terdapat sebuah gua yang dikenal dengan nama Gua Hira. Di gua inilah Nabi Muhammad saw menerima wahyu yang pertama, yaitu surat Al-'Alaq ayat 1-5.<br />
b. Jabal Tsur<br />
Jabal Tsur terletak kurang lebih 6 km di sebelah selatan Masjidil Haram. Untuk mencapai Gua Tsur ini memerlukan perjalanan mendaki selama 1.5 jam. Di gunung inilah Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar As-Siddiq bersembunyi dari kepungan orang Quraisy ketika hendak hijrah ke Madinah.<br />
c. Jabal Rahmah<br />
Yaitu tempat bertemunya Nabi Adam as dan Hawa setelah keduanya terpisah saat turun dari surga. Peristiwa pentingnya adalah tempat turunnya wahyu yang terakhir pada Nabi Muhammad saw, yaitu surat Al-Maidah ayat 3.<br />
d. Jabal Uhud<br />
Letaknya kurang lebih 5 km dari pusat kota Madinah. Di bukit inilah terjadi perang dahsyat antara kaum muslimin melawan kaum musyrikin Mekah. Dalam pertempuran tersebut gugur 70 orang syuhada di antaranya Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad saw. Kecintaan Rasulullah saw pada para syuhada Uhud, membuat beliau selalu menziarahinya hampir setiap tahun. Untuk itu, Jabal Uhud menjadi salah satu tempat penting untuk diziarahi.<br />
<br />
e. Makam Baqi'<br />
Baqi' adalah tanah kuburan untuk penduduk sejak zaman jahiliyah sampai sekarang. Jamaah haji yang meninggal di Madinah dimakamkan di Baqi', letaknya di sebelah timur dari Masjid Nabawi. Di sinilah makam Utsman bin Affan ra, para istri Nabi, putra dan putrinya, dan para sahabat dimakamkan. Ada banyak perbedaan makam seperti di tanah suci ini dengan makam yang ada di Indonesia, terutama dalam hal peletakan batu nisan.<br />
f. Masjid Qiblatain<br />
Pada masa permulaan Islam, kaum muslimin melakukan shalat dengan menghadap kiblat ke arah Baitul Maqdis di Yerussalem, Palestina. Pada tahun ke-2 H bulan Rajab pada saat Nabi Muhammad saw melakukan shalat Zuhur di masjid ini, tiba-tiba turun wahyu surat Al-Baqarah ayat 144 yang memerintahkan agar kiblat shalat diubah ke arah Kabah Masjidil Haram, Mekah. Dengan terjadinya peristiwa tersebut maka akhirnya masjid ini diberi nama Masjid Qiblatain yang berarti masjid berkiblat dua.<br />
<br />
<b>Rekaman Tragedi Ibadah Haji<br />
</b>Selama ibadah haji sampai saat ini banyak meninggalkan peristiwa-peristiwa yang besar, antara lain, yaitu:<br />
a. Desember 1975: 200 jamaah tewas di dekat kota Makkah setelah sebuah pipa gas meledak dan membakar sepuluh tenda.<br />
b. 4 Desember 1979: 153 jamaah tewas dan 560 lainnya terluka setelah petugas keamanan Arab Saudi yang dibantu tentara Perancis mencoba membebaskan Masjidil Haram yang disandera sekelompok militan selama dua minggu.<br />
c. 31 Juli 1987: 402 jamaah tewas, 275 diantaranya dari Iran, setelah ribuan jamaah Iran yang melakukan demonstrasi mendapat perlawanan fisik dari keamanan Arab Saudi. Akibat dari insiden itu Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, yang akhirnya tidak mengirimkan jamaahnya ke Makkah hingga tahun 1991.<br />
d. 10 Juli 1989: satu jamaah tewas dan 16 terluka akibat penembakan didalam Masjidil Haram. Akibatnya 16 orang Kuwait yang melakukan penyerangan dihukum tembak mati.<br />
e. 15 Juli 1989: lima jamaah asal Pakistan tewas dan 34 lainnya terluka akibat insiden penembakan oleh sekelompok orang bersenjata di perumahan mereka di Makkah.<br />
f. 2 Juli 1990: 1.426 jamaah tewas kebanyakan dari Asia akibat terperangkap didalam terowongan Mina.<br />
g. 24 Mei 1994: 270 jamaah tewas akibat saling dorong dan injak di Mina.<br />
h. 7 Mei 1995: tiga jamaah tewas akibat kebakaran di Mina.<br />
i. 15 April 1997: 343 jamaah tewas dan 1.500 lainnya terluka karena kehabisan nafas karena terjebak didalam kebakaran tenda di Mina.<br />
j. 9 April 1998: 118 jamaah tewas karena berdesak–desakkan saat pelaksanaan lontar jumroh.<br />
k. 5 Maret 2001: 35 jamaah tewas serta puluhan lainnya luka – luka karena berdesak – desakan di Jammarat.<br />
l. 11 Februari 2003: 14 jamaah tewas di Jumrotul Mina – enam diantaranya wanita.<br />
m. 1 Februari 2004: Sebanyak 251 jamaah tewas selama pelaksanaan lontar jumrah.<br />
n. 23 Januari 2005: 29 jamaah tewas akibat banjir terburuk dalam 20 tahun terakhir di Madinah.<br />
o. 5 Januari 2006: Sebanyak 76 tewas akibat runtuhnya sebuah penginapan al-Rayahin di jalan Gaza, sekitar 200 meter sebelah barat Masjidil Haram.<br />
p. 12 Jan 2006: Sedikitnya 345 jamaah tewas di Jammarat selama pelaksanaan lontar jumrah. Insiden ini terjadi pada pukul 15.30 waktu setempat usai shalat dzuhur, setelah jutaan jamaah saling berdesak–desakkan di pintu masuk sebelah utara lantai dua Jammarat.<br />
<br />
Sumber :<br />
1. www.wikipedia-indonesia .com<br />
2. Herwibowo, Bobby & Dani, Indriya R. Panduan Pintar Haji & Umrah. QultumMedia: Jakarta. 2008.Iswaminehttp://www.blogger.com/profile/06117494525825864434noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7435935846407598634.post-86161412823233925882010-06-02T03:08:00.000+07:002010-06-02T03:08:21.809+07:00MANFAAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM E-GOVERMENTA. LATAR BELAKANG<br />
Pemerintahan elektronik atau e-government yang asal katanya dari Bahasa Inggris electronics government, juga disebut e-gov, digital government, online government atau dalam konteks tertentu transformational government adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. <br />
E-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan, seperti menggunakan intranet dan internet, yang mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan penduduk, bisnis dan kegiatan lainnya. Bisa merupakan suatu proses transaksi bisnis antara publik dengan pemerintah melalui sistem otomasi dan jaringan internet, lebih umum lagi dikenal sebagai world wide web.<br />
Di zaman yang modern ini segala sesuatu dituntut cepat apalagi dibidang informasi. internet adalah akses data kecepatan tinggi yang jangkauannya seluruh dunia. Internet yang awalnya hanya digunakan akses data kini mulai dikembangkan dalam sistem pemerinthan dan berbagai hal lainnya.<br />
<br />
B. TUJUAN<br />
Pada intinya e-government adalah penggunaan teknologi informasi yang bertujuan meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain.<br />
<br />
C. MANFAAT<br />
Manfaat e-government yang dapat dirasakan antara lain:<br />
1. Pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Informasi dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan.<br />
2. Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari semua pihak.<br />
3. Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh<br />
Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang sekolah: jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya.<br />
4. Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui e-mail atau bahkan video conference. Bagi Indonesia yang luas areanya sangat besar, hal ini sangat membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah dapat dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau dua jam saja.<br />
<br />
D. KENDALA<br />
Kendala utama penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam menumbuh kembangkan egoverment adalah faktor pendidikan dan skil yang dimiliki tiap warga nergaranya telebih negara yang sedang berkembang. Selain itu faktor biaya juga bisa menjadi salah satu kendala. Kekurang cekatannya aparatur negara juga mempengaruhi selain itu juga dukungan masyarakatnya.<br />
Permasalahan lain yang menghambata adalah masih banyak wilayah belum dijangkau jaringan komunikasi.<br />
Upaya percepatan penerapan e-government, masih menemui kendala juga karena saat ini belum semua daerah menyelenggarakannya. Apalagi masih ada anggapan e-government hanya membuat web site saja, sosialisasinya tidak terlaksana dengan optimal. Namun berdasarkan Inpres, pembangunan sistem informasi pemerintahan terpadu ini akan terealisasi sampai tahun 2005 mendatang. Kendati demikian yang terpenting adalah menghapus opini salah yang menganggap penerapan e-government ini sebagai sebuah proyek, padahal merupakan sebuah sistem yang akan memadukan subsistem yang tersebar di seluruh daerah dan departemen.<br />
<br />
E. SOLUSI<br />
Tuntutan masyarakat akan pemerintahan yang baik sudah sangat mendesak untuk dilaksanakan oleh aparatur pemerintah. Salah satu solusi yang diperlukan adalah keterpaduan sistem penyelenggaraan pemerintah melalui jaringan sistem informasi on- line antar instansi pemerintah baik pusat dan daerah untuk mengakses seluruh data dan informasi terutama yang berhubungan dengan pelayanan publik.<br />
Dalam sektor pemerintah, perubahan lingkungan strategis dan kemajuan teknologi mendorong aparatur pemerintah untuk mengantisipasi paradigma baru dengan upaya peningkatan kinerja birokrasi serta perbaikan pelayanan menuju terwujudnya pemerintah yang baik (good govermance).<br />
Untuk mendukung kelancaran semuanya, maka yang harus diperbaiki adalah disektor ekonomi guna menunjang kelancaran perkembangan yang tentunya memakan biaya besar. setelah itu dilanjutkan dengan pengembanganb di bidang pendidikan guna mengikuti perkembangan zaman dan tuntutan pelatihan skill. dan diteruskan dengan pengembangan disegala bidnag.<br />
Hal terpenting yang harus dicermati adalah sektor pemerintah merupakan pendorong serta fasilitator dalam keberhasilan berbagai kegiatan pembangunan, oleh karena itu keberhasilan pembangunan harus didukung oleh kecepatan arus data dan informasi antar instansi agar terjadi keterpaduan sistem antara pemerintah dengan pihak penggunan lainnya.<br />
Upaya percepatan penerapan e-government, masih menemui kendala karena saat ini belum semua daerah menyelenggarakannya. Apalagi masih ada anggapan e-government hanya membuat web site saja, sosialisasinya tidak terlaksana dengan optimal. Namun berdasarkan Inpres, pembangunan sistem informasi pemerintahan terpadu ini akan terealisasi sampai tahun 2005 mendatang. Kendati demikian yang terpenting adalah menghapus opini salah yang menganggap penerapan e-government ini sebagai sebuah proyek, padahal merupakan sebuah sistem yang akan memadukan subsistem yang tersebar di seluruh daerah dan departemen.<br />
<br />
F. CONTOH APLIKASI<br />
Pada sejumlah negara seperti Britania Raya, e-government digunakan untuk mengajak kembali ketertarikan warganya pada proses politik. Dalam hal tertentu bahkan dilakukan eksperiman dengan pemilu elektronik, dimana meningkatkan partisipasi pemilu dengan membuat pemilu menjadi mudah. Komisi Pemilihan Umum Britania Raya telah melakukan sejumlah proyek percontohan, meski dibayang-bayangi kekhawatiran akan kecurangan alat ini.<br />
<br />
Sumber : <br />
www.wikipedia.com<br />
m3ndho.blogspot.comIswaminehttp://www.blogger.com/profile/06117494525825864434noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7435935846407598634.post-43993333519546706312010-06-01T21:29:00.000+07:002010-06-01T21:36:15.514+07:00KESETIAAN CINTA MASIH PERLU DIPERTANYAKAN<div style="text-align: justify;"><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 14"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 14"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CUsers%5CYhayhan%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <o:officedocumentsettings> <o:allowpng/> </o:OfficeDocumentSettings> </xml><![endif]--><link rel="themeData" href="file:///C:%5CUsers%5CYhayhan%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CUsers%5CYhayhan%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:enableopentypekerning/> <w:dontflipmirrorindents/> <w:overridetablestylehps/> </w:Compatibility> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:1; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style> <![endif]--> </div><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";"> Ini adalah sebuah kisah tentang cinta yang berujung pada perpisahan, namun perpisahan itu tidaklah jauh dari mata<span style=""> </span>keduanya. Kisah ini berawal ketika seorang anak laki-laki yang bernama Toni dan Eni yang masih duduk di bangku SD, Ketika itu dua orang anak manusia ini telah di olok-olok temannya bahwa mereka berpacaran. Wajar saja karena hal ini adalah kebiasaan anak-anak sebagai salah satu bentuk bercanda mereka.<o:p></o:p><span style=""></span>
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";"> Selanjutnya ketika mereka keduanya lulus dari SD secara tidak sengaja mereka sekolah ditempat yang sama. Disaat inilah kata orangbijak mulai berlaku yaitucinta akan dating karena terbiasa. Di masa SMP inilah kisah cinta mereka dimulai, karena disuatu sisi saat usia SMP , adalah saat mulainya seorang anak untuk tertarik pada lawan jenis dan mempunyai rasa ingin dicintai sang pujaan hati. Cinta ternyata dimilikinoleh keduanyasehingga keduanya terbayang-bayang dalam kesehariannya. Pikiran ingin mengungkapkan cinta dari keduanya sangatlah besar namun keduanya bermalu-malu untuk melakukan itu. Hingga suatu ketika mereka berdua mendapat giliran piket sehingga harus berangkat lebih awal dari teman-temannya, disaat itulah ketika mereka berdua terjadi perbincangan antara merekan dan<span style=""> </span>akhirnya asmara di hati Toni meledak dan ia sanggup untuk menahan rasa cintanya pada Eni di hati saja.<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 45pt; text-indent: -45pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Toni<span style=""> </span>: `Pagi Eni, teman yang lain kemana ya?<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 45pt; text-indent: -45pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Eni<span style=""> </span>: `Tidak tahu Ton mungkin masih pada tidur, kayak tidak tahu teman-teman saja (dengan ekspresinya yang kesal). Kamu berangkat sendirian Ton?<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 45pt; text-indent: -45pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Toni<span style=""> </span>: `Iya aku sendirian, En boleh tanya sesuatu tidak?<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 45pt; text-indent: -45pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Eni<span style=""> </span>: `Ya boleh, tanya saja!<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 45pt; text-indent: -45pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Toni<span style=""> </span>: `Tidak jadi dech. (merunduk dan dengan malunya)<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 45pt; text-indent: -45pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Eni<span style=""> </span>: `Uda tidaka apa-apa katakana saja! (sambil senyum dan memandang Toni)<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 45pt; text-indent: -45pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Toni<span style=""> </span>: `Gini kita kan sudah lama kenal, dulu sejak SD teman-teman sering mengolok-olok kita pacaran, seiring waktu ternyata cinta itu mulai ada, kalau kamu belum punya pacar boleh tidak aku ajuin proposal ? (dengan rasa takut dan cemasnya)<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 45pt; text-indent: -45pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Eni<span style=""> </span>: Proposal? (wajh yang binggung)<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 45pt; text-indent: -45pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Toni<span style=""> </span>: Iya proposal jadi pacar kamu?<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 45pt; text-indent: -45pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Eni<span style=""> </span>: (dengan malu-malu dan senyum) Beneran kamu Ton, aku juga merasakan hal itu jadi dengan senang hati aku terima kamu. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style=""> </span>Akhirnya pembicaraan itu berlanjut dan kali itu mereka yang lagi dilanda cinta tak bisa konsentrasi seharian mersakan senangnya pertama jatuh cinta. Selanjutnya hubungan mereka baik-baik saja sampai lulus SMP, SMA, hingga bekerja mereka masih tetap setia namun hubungan mereka tidak diketahui oleh orang tua dari kedua belah pihak. Namun suatu ketika Toni pergi bekerja jauh dan setahun tidak pulang. dirumah Eni selalu menanti kedatangannya dan berharap janjinya bekerja untuk mencari uang untuk melamar dan menikahinya terpenuhi. Namun apa yang terjadi ketika pulang. Tiba-tiba orang tua Toni menjodohkannya dengan seorang gadis yang juga lama tidak pulang karena bekerja jauh sejak SMP yang namanya Neni. Neni adalah kakak kandung Eni.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style=""> </span>Selanjutnya apa reaksi Toni, Sungguh tidak disangka oleh siapapun dan andai semua orang tahu maka tak aka nada orang yang percaya lagi dengan arti sebuah cinta. padahal disaat Toni pulang mereka berdua mencurahkan rindu mereka dan betapa bahagianya mereka serta membicarakan akan melamar Eni. namun ketika dirumah terjadi pembicaran antara toni dan orang tuanya.<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 1.25in; text-indent: -1.25in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Orang tua Toni<span style=""> </span>: <span style=""> </span>Ton kamu kan da cukup dewasa dan juga sudah punya pekerjaan, bapak ingin menjodohkan kamu dengan anaknya Pak Hari.<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 1.25in; text-indent: -1.25in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Toni<span style=""> </span>: Anaknya Pak hari ketua RT itu pak? (dengan wajag kagetnya)<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 1.25in; text-indent: -1.25in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Orang tua Toni<span style=""> </span>: Iya benar, bapak ingin kamu menikah dengan putrinya yang pertama, Neni. Gimana Ton?<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 1.25in; text-indent: -1.25in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Toni<span style=""> </span>: (diam sejenak dan berfikir) Sebentar Pak saya piker dulu.<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 1.25in; text-indent: -1.25in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Orang tua Toni<span style=""> </span>: <span style=""> </span>Ya sudah terserah kamu, bapak tunggu jawabannya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style=""> </span>Ternyata toni memutuskan untuk mau manikah dengan Neni padahal ia tahu bahwa Neni adalah kakak kandung eni. tanpa adanya pemberitahuan kepada Eni. Betapa terguncangnya hati Eni ketika tahu sang kekasih tiba-tiba melamar kerumahnya tapi bukan untuk melamarnya melainkan untuk kakaknya. tapi itulah dengan segala kekuatan Eni mencoba menahan rasa sakit yang tak terpikirkan dibenaknya selama ini dan ia tak mau menanyakan apa-apa pada Toni. Akhirnya neni memutuskan untuk meninggalkan rumah dan pergi jauh untuk bekerrja sebelum pesta pernikahan kakanya, orang tuanya melarang tapi ia pandai beralasan dan menutupi kepedihannya. Pesta pernikahan dilaksananakan dan tanpa adanya Eni disana. toni hidup berbahagia namun diatas penderitaan orang dan kakanya eni pun tak tahu apa-apa akan hal ini. Tiga tahunan Eni pergi dan di jauh sana ia menikah dengan seseorang. Ketika pulang Eni sudah bersuami dan<span style=""> </span>Toni pun sudah mempunyai anak.<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style=""> </span>Selanjutnya mereka hidup dirumah yang berdampingan dan taka da maslah apa-apa. ketika Tono menanyai Eni, Ia menyuruh melupakan semua anggap tidak perna terjadi apapun sebelumny. Betapa ikhlasnya seorang Eni hingga bisa menjalani hidup yang seperti itu.<o:p></o:p></span></p> Iswaminehttp://www.blogger.com/profile/06117494525825864434noreply@blogger.com1