WELCOME TO MY SIDE EVERY ONE

WELCOME TO MY SIDE

you could read some articles here

Rabu, 30 Juni 2010

KAJIAN PUISI SEPOTONG PIKIRAN MELINTAS

KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kita junjungkan kepada tuhan yang maha esa, berkat rahmatnya apresiasi structural puisi dengan judul “Sepotong Pikiran Melintas”dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada bapak. Drs. Ihsan Abraham M.pd. yang telah membimbing dan mengarahkan kami dengan sabar dan penuh rasa ketelatenan. Serta member masukan dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini telah disusun berdasarkan kemampuan kami, namun kami sadar bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan. Namun semoga dari kesalahan dan kekurangan yang tidak disengaja oleh penulis itulah, kita masih bisa mendapatkan hikmah agar terus belajar. Maka dari itu, penulis mengharapkan penilaian, kritik dan saran dari semua pihak khususnya pada Drs. Ihsan Abraham M.pd. agar penulis masih terus dapat belajar kearah yang lebih baik dan lebih bermanfaat, kami mohon maaf dan kami ucapkan banyak-banyak terima kasih.

BIOGRAFI
Hajriansyah
Lahir di Banjarmasin 10 oktober 1979. Biasa di panggil Hajri. Ia sudah berkenalan dengan dunia puisi dan lukisan sejak kecil, pertama kali membaca puisi di depan public ketika masih di Taman Pendidikan Islam Al Ashri, berumur 6 tahun. Sewaktu belajar di pondok pesantren Darul Hijrah, Banjarbaru, mulai berkenalan dengan teater, TERISDA (Teater Islam Darul Hijrah). Di bangku SMA sering mengikuti dan memenangi lomba baca puisi tingkat remaja dan sempat mengikuti festival music rock se-Kalimantan di Samarinda, sebagai additional creative (pembaca puisi) dalam grup band sekolah (SMADA BAND). Lulus SMA terdaftar di penerimaan mahasiswa baru Fakultas Sastra, jurusan sastra Melayu, Universitas Sumatera Utara (USU), meski tak sempat dijalani. Ia kemudian kuliah di MSD (Modern School of Design) Yogyakarta dan ISI (Institut Seni Indonesia), minat utama seni lukis. Menulis puisi secara serius sejak SMA, dengan bimbingan YS. Agus Suseno, dan terus menulis secara intens di bangku kuliah sampai sekarang. Menulis puisi baginya adalah ekspresi jiwa dan menghibur hati (seperti juga melukis). Meski tak pernah berusaha mempublikasikan puisi-puisinya di media massa, Hajri berobsesi membukukan puisinya. Bersama dian (M. NahdiansyahAbdi), teman seperantauan kuliah di Yogyakarta, ia menerbitkan kumpulan puisi yang kini hadir di tangan anda.

M. Nahdiansyah Abdi (dian)

Lahir di Barabai, 29 juni 1979. Penyuka sastra, utamanya puisi, masih dalam taraf belajar. Lulus dari Fakultas Psikologi UGM tahun 2003. Sekarang bekerja di Rumah Sakit Jiwa Tamban. No. hp:081348039470. Puisi-puisinya baru dimuat di dua antolagi terakhir dari para penyair Kilang Sastra Batu Karaha, Bumi Menggerutu dan Melayat Langit. Juga tredapat dalam Antologi Puisi hasil seleksi dari lomba yang diadakan dalam Aruh Sastra III Kalsel tahun 2006, Kau tidak akan pernah tahu rahasia sedih tak bersebab.

Sepotong Pikiran Melintas
Oleh : Hajriansyah dan M. Nahdiansyah Abdi

Di kepala, adakah yang
Menjadi tindakan
Berharap, selalu berharap
Bekerja, terus bekerja

Sepotong pikiran, ia datang
Dan kita belum cukup
Siap untuk mewujudkan
Mimpi
Tekan pikiran, tekan perasaan
Kuatkan tekad, tetap terus
Bersemangat
Jaga spirit jangan lesu
Terus bermimpi
Wujudkan setiap keinginan
Yang ingin diwujudkan ;
Jangan mati !!

17 juli 2006


PARAFRASE

Dalam perjalanan sebuah kehidupan yang tidak terlepas dari sebuah harapan atau impian, atau sering disebut cita-cita, dari situlah akan lahirlah sebuah motivasi dan dorongan yang akan menjadi bekal dan pegangan untuk selalu berusaha dan bekerja keras dalam mewujudkan keinginannya.
Ketika sepotong pikiran datang, dan pada waktu yang bersamaan pula kita belum merasa cukup siap untuk mewujudkan mimpi kita , kita harus tetap yakinkan pikiran, jangan pernah ragu untuk melangkah, kuatkan tekad, semangat serta optimis bahwa kita akan mampu meraih mimpi.
Semangat harus tetap ada, jangan pernah menyerah, dalam menggapai keinginan yang ingin kita raih. Jangan biarkan kita mati. Karena dengan semangat yang tinggi, kendala-kendala yang nantinya akan menghampiri akan membuat kita semakin kuat dan lebih matang dalam menghadapi permasalahan yang datang dan permasalahan itu dapat dijadikan sebagai suatu pelajaran yang akan memberikan hikmah dalam kehidupan kita.
a.Topografi
Pada puisi berjudul “Sepotong Pikiran Melintas” oleh Hajriansyah dan M. Nahdiansyah menggunakan susunan bait dan terdiri dari enam belas baris pada bait pertama terdiri dari 4 baris, bait selanjutnya terdiri dari dua belas baris.
Pada puisi ini juga tidak mempunyai sajak yang beraturan.

b.Bunyi
Bunyi dalam puisi “Sepotong Pikiran Melintas” di dominasi oleh bunyi anonansi a, i, u, aliterasi r, t dan bunyi menasal yang menggambarkan suasana mengesankan, pendirian yang kuat, semangat yang tinggi.
Hal ini tampak pada baris pertama sampai baris keempat di dominasi oleh bunyi asonansi a dan u yang dapat membangun suasana syahdu serta menggambarkan ketegaran yang kuat.
Pada baris kelima sampai baris kedua belas di dominasi bunyi asonansi a, i, u yang membangun suasana keraguan. Tetapi pada akhirnya menumbuhkan semangat lagi untuk terus berjuang, sehingga dapat menimbulkan keserasian makna pada puisi ini.
Sedangkan, pada baris ke tiga belas sampai ke enam belas menciptakan suasana antusiasme yang tinggi untuk meraih impian.
Dalam puisi ini terdapat kata-kata yang dipakai penyair yang bersifat “konkrit”, abstrak, sampai ke diksi, antara lain sebagai berikut :

1.Kata konkrit
Kepala
Bekerja

2.Kata abstrak
Pikiran
Mimpi
Perasaan
Tekad
Keinginan

3.Diksi
Sepotong pikiran

Didalam puisi ini terdapat citraan yang dalam puisi ini untuk member makna lewat citraan manusia seperti halnya di bawah ini :

a.Citraan visual (penglihatan)
Ia datang, dan kita belum cukup siap
Jaga spirit jangan lesu
b.Citraan gerak tubuh (gesture)
Bekerja, terus bekerja
c.Citraan perasaan
Berharap, selalu berharap
Tekan pikiran, tekan perasaan, kiatkan tekad
Wujudkan setiap keinginan yang ingin diwujudkan
d.Symbol
Di kepala = sesuatu yang dipikirkan

Didalam puisi ini memiliki tema “ Semangat dalam meraih impian “. Hal ini terlihat dari kesekian baris yang menggambarkan sebuah pemikiran yang bahwasanya pikiran tersebut ialah sebagai sebuah mimpi yang ingin diwujudkan.

Pada dasarnya mimpi tersebut bisa diraih tentunya disertai usaha yang cukup keras, oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa tema puisi ini adalah “Semangat dalam meraih impian”.

Amanat atau pesan yang penyair sampaikan sangat berguna sekali bagi kehidupan sekarang ini. Hal ini tampak dari tulisan penyair yang cenderung memperlihatkan perjuangan terus-menerus sampai pada akhirnya apa yang menjadi impiannya dapat terwujud, meskipun terkadang dalam perjalanan, meraihnya banyak menemui kendala tetapi semangat pantang menyerah akan tetap ada.

Hubungan- hubungan antar unsur-unsur yang terdapat dalam puisi ini saling berkaitan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain sehingga menimbulkan yang mengesankan semua itu terlihat sekali, dari baris pertama sampai baris terakhir yang dibicarakan mengenai kegigihan untuk menggapai impiannya yang dirasakan penyair bukan dari hubungan antara baris demi baris saja melainkan juga dari bunyi demi bunyi, symbol yang ada dan pilihan kata yang turut mendukung untuk menjelaskan kalau puisi ini mengungkapkan semangat seseorang dalam meraih impiannya.

Penutup
Puisi berjudul “ Sepotong Pikiran Melintas “ karya Hajriansyah ini banyak sekali mengandung pelajaran hidup yang berkaitan erat dengan keadaan yang ada saat ini.
Puisi juga sangat relevan dengan perkembangan kondisi yang terjadi di sekitar kita. Hal ini dapat kita lihat dari puisi ini yang menyatakan bahwa dalam perjalanan hidup pastilah semua orang mempunyai impian atau cita-cita, untuk meraih itu semua tentunya tidak mudah, membutuhkan perjuangan yang kuat untuk mewujudkannya.
Dengan adnya puisi ini penyair berharap, para pembaca dapat ter motivasi dan dapat mengambil nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam puisi ini, serta dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar